istilah – cold formed – canai dingin


Tentu pernah dengar istilah “baja ringan” bukan, yang tentunya adalah terjemahan dari “light weight steel structure” secara keseluruhan, dan bukan sekedar “light weight steel”. Itu khan bikin beda arti, mana ada baja berat jenis baja lebih kecil dari yang biasanya, yaitu 7.8 ton/m3.

Membuat istilah, memang harus hati-hati apalagi untuk aku yang menulis untuk dibaca oleh semua pihak dan dipahami. Itu pula alasan utama mengapa judul buku saya yang akan terbit ini tetap dipertahankan, yaitu “Struktur Baja – Perilaku, Analisis dan Desain – AISC 2010“. Referensi yang digunakan tetap dipertahankan, yaitu AISC 2010 dan bukan SNI 1729:2015. Meskipun pada dasarnya SNI kita itu sebenarnya adalah adopsi identik dengan cara menerjemahkan AISC (2010) tersebut.

Pada satu titik tertentu ada benarnya, memang identik, hanya saja cara menerjemahkannya itu yang aku dalam beberapa hal adalah tidak sepaham. Pada satu kesempatan, memang aku pernah duduk bersama dengan mereka-mereka yang bertugas menerjemahkan, berdiskusi tentang istilah-istilah yang dimaksud. Benar, memang mereka terbiasa dengan SNI-SNI itu dibuat. Tetapi tidak berarti mereka mengetahui atau mendalami benar tentang struktur baja, materi yang dibahas tersebut. Ketika dicoba aku jelaskan tentang suatu istilah, mereka berargumentasi “wah itu kelihatannya asing pak Wir“, lalu ketika peserta lain menimbrung “betul pak, saya juga tidak familier“. Kalau sudah begitu ya sudah, istilahnya menjadi tidak berubah, tetap salah (itu menurutku lho). Kadang memang susah menjelaskan kepada orang yang tidak mengetahui, tetapi dianggap orang lain dianya tahu berdasarkan gelar dan institusinya berasal. Jadi dapat dimaklumi kalaunya mereka-mereka itu berusaha untuk tetap menunjukkan bahwa dianya “tahu”. :d

Koq bisa begitu pak Wir.

Nah kalau dianggap tahu khan enak, akan diundang lagi dan pulangnya dibekali amplop. 😀

Nah daripada bersitegang yang nggak perlu, kaerna hanya sekedar keras-kerasan berbicara, maka lebih baik aku jelaskan saja dalam tulisan-tulisan dibukuku. Terus terang aku koq nggak sreg dengan istilah Metode Analisis Langsung Desain (MALD) untuk menerjemahkan Direct Analysis Method (DAM), dari mana kata Desain-nya. Aku sih lebih suka memiringkan ejaan-nya saja. Keuntungan dengan tidak menerjemahkan kata perkata, maka materiku masih bisa dicari dengan keyword tersebut di internet, coba kalau MALD, mana ada itu.

Juga istilah “breis” untuk menerjemahkan dari kata “brace”. Yah sudahlah, itu suka-suka teman-teman yang bertugas menerjemahkan code ke SNI. Aku tidak sepaham, maka bukuku juga tidak aku tulisi kata SNI 1729:2015. Padahal dari sisi marketing, ditulis dengan SNI tentu akan menguntungkan karena pembacanya toh pasti orang Indonesia, maklum tulisanku khan bahasa Indonesia. Tetapi kalau saya tulis itu, dan ternyata banyak istilah yang tidak sama dengan cara teman-teman SNI menerjemahkan, nanti ada yang complaint. Ya sudah karena saya menerjemahkan dengan cara saya sendiri (yang saya anggap paling tepat).

O ya, hal yang menarik kalau saya perhatikan dalam rapat-rapat penyusunan SNI adalah selalu mengundang wakil dari lembaga bahasa kita (lembaganya aku lupa), tetapi beliau dalam hal ini dianggap mempunyai otoritas tentang istilah. Jadi kalau dalam forum tersebut mulai panas, dan diperoleh ketidak-sepakatan, langsung ketua rapat akan bertanya ke beliau. Tahu sendiri, beliaunya memang ahli bahasa, tetapi khan tidak punya latar belakang teknik atau bahkan menggeluti bidang tersebut, jadi yang diandalkan selalu saja kamus bahasa yang diinternet. Itu berarti istilah-istilah teknik hanya diterjemahkan berdasarkan kosa kata yang telah ada sebelumnya. Padahal nggak bisa seperti itu tentunya, kita harus lihat apakah kosa kata yang dimaksud dapat menjelaskan tentang perilaku  atau karakter dari objek yang disebut itu.

Itu memang idealnya begitu, hanya saja mohon dimaklumi, yang duduk dalam rapat-rapat dimaksud khan bukan mewakili kepakaran dari materi yang dibahas, umumnya mereka datang sekedar untuk menunjukkan adanya keterwakilan, kalaupun dari universitas sekedar punya gelar atau pernah mengajar materi yang dibahas. Padahal tahu sendiri, yang ngajarpun kadang hanya sekedar mengajar karena ditugaskan, bukan karena kepakaran yang dimiliki. Itu pula sebabnya, jika aku menerima undangan untuk menghadiri rapat-rapat yang dimaksud, tanpa ada namaku dicantumkan, maka itu berarti yang diminta adalah lembaganya, bukan kepakaran yang aku miliki. Jika demikian aku kasihkan saja ke pihak pimpinan. Itu pula sebabnya, jika aku meminta ijin untuk pergi keluar, semuanya pihak juga senang. Win-win gitu lho.

Kembali lagi ke istilah teknik. Aku menyoroti lagi tentang “baja ringan” yang kadang kalau mendengarnya aku jadi tertawa sendiri karena mikir “apanya yang ringan ya, bajanya ?”. Padahal kata itu khan merujuk pada struktur yang relatif ringan jika dibanding struktur baja denga profil hot-rolled (baja canai panas).

Na, ini terkait dengan istilah baja canai panas. Aku terus terang juga tidak tahu, apa maksud dari baja canai. Saya terus terang tidak paham maksud dari canai. Bahasa jawa rasanya bukan, kalau gilas panas aku masih memahami. Ya sudahlah, aku tidak memperdebatkan karena istilah baja canai panas sudah lama ada untuk menerjemahkan dari kata baja hot-rolled. Sorry, di buku yang aku tulis, aku sering memakai istilah hot-rolled lho.

Nah kalau hot-rolled rasanya sudah usang, yang baru adalah yang baja ringan tadi. Tahun 2013 telah dipublikasikan SNI tentangnya, yaitu untuk perencanaan. Kalaupun sebelumnya juga ada SNI terkait topik tersebut pastilah itu terkait dengan barang produk yang dihasilkan, bukan strategi perencanaan.

Selama ini yang disebut ahli baja adalah orang-orang yang mendalami desain baja dengan profil hot-rolled. Sayapun juga demikian. Itu berarti orang-orang yang menggeluti bidang baja ringan relatif sedikit. Umumnya mereka pada level tukang, bisa karena biasa. Untuk perencanaan memang nggak ada masalah, maklum software dari luar negeri cukup lengkap tersedia oleh produsennya. Jadi untuk struktur-struktur yang ada, memang tidak ada masalahnya.

Terkait dengan pentingnya pemahaman tentang “baja ringan”, karena sebenarnya meskipun kesannya ada kata ringan tetapi materi analisis yang diperlukan relatif lebih berat dari struktur baja biasa. Lebih rumit karena faktor stabilitas lebih mendominasi. Itu sebabnya, struktur tipe ini sering gagal pada saat pelaksanaannya, apalagi jika dikerjakan orang tidak pengalaman.

Nah dengan tersedianya SNI tentang itu, yaitu SNI 7971:2013 Struktur Baja Canai Dingin” maka tentunya kita para engineer dapat belajar banyak tentang “baja ringan”. Sudah punya belum, jika belum punya. Silahkan di down-load saja ini (*.pdf 1.1 Mb).

Pak Wir koq mengulang-ulang baja ringan, khan sudah jelas yang benar adalah Baja Canai Dingin, bukan baja ringan.

Gitu ya. Apakah kalau suatu istilah dipilih untuk dijadikan istilah dalam SNI, lalu istilah yang lain salah ?

Pertanyaanku itu nyolot ya. Seakan-akan aku suka membangkang ya. Jika ini terjadi 10 atau 15 tahun yang lalu, maka kalau aku ngomong seperti ini memang terkesan membangkang. Tetapi sekarang adalah berbeda. Kalaupun aku tetap menulis ini adalah demi menyatakan hal yang benar, agar kita tidak ditertawakan oleh orang yang tahu betulan. Dianggapnya pakar ternyata hanya abal-abal. Lebih baik dianggap abal-abal kalau memang betul abal-abal. Itu profesional namanya. 😀

Di bukuku yang baru nantipun, yaitu Edisi ke-2 aku akan menyajikan bahwa ada peraturan menteri yang baru (2015) tentang baut mutu tinggi yang bisa menimbulkan misleading. Jadi nanti yang merasa diri adalah pakar-pakar di bidang baut mutu tinggi, silahkan dicheck.

Kembali ke istilah baja ringan dan baja canai dingin. Keduanya adalah sebenarnya tidak tepat juga.

Lho koq begitu pak Wir.

Baik mari kita bahas ya dik. SNI 7971:2013 “Struktur Baja Canai Dingin” adalah hasil adopsi modifikasi dari code Australia, yaitu AS/NZS 4600:2005 “Cold-formed steel structures”.

Wo apa itu pak, koq belum pernah dengar.

Wah kamu ini, baca dong biar paham. Ini aku kasih (*.pdf 3.6 Mb). Kalau sudah di down-load dipelajari dengan baik ya. Lalu diskusi dengan aku di blog ini. Ini penting agar engineer-engineer lain juga belajar, . . . . aku juga. 😀

Catatan : terus terang, aku sudah sulit untuk mencari guru. Oleh sebab itu aku belajarnya dari pertanyaan yang mendatangiku. Jadi semakin sulit kamu mengasih pertanyaan bagiku, dan aku tertantang untuk menjawabnya, maka aku akan bertambah pintar juga. 🙂

Nah sudah jelas semua. Kalau sudah aku mau mengatakan bahwa istilah “baja canai dingin” untuk menerjemahkan “cold-formed steel” adalah tidak tepat. Itu menunjukkan ketidak-tahuan penerjemah dalam memahami hal tersebut. Persis seperti “light weight steel structures” lalu dengan mudah diterjemahkan sebagai “baja ringan“. Kalau yang menerjemahkan itu pada level tukang, saya bisa memaklumi. Toh akhirnya juga merujuk pada hal yang sama. Tul khan.

Padahal istilah yang diberikan itu harus merujuk pada perilaku dan karakter dari objek yang diterjemahkan. Adanya kesalahan yang sampai diungkapkan dalam bentuk peraturan resmi di atas juga menunjukkan bahwa kepakaran kita dibidang tersebut memang sangat terbatas. Itu juga menunjukkan bahwa orang kita itu bisa disebut pakar dan tidak ada yang meragukan jika yang bersangkutan mempunyai “gelar” dan “tempat bekerja yang diakui”. Jadi beruntunglah orang punya gelar tertinggi (prof atau doktor) dan bekerja pada institusi pendidikan yang top. Maklum dia bisa menjadi pakar dimana-mana tanpa ada yang meragukan keberadaannya.

Emangnya salah pak Wir kalau begitu ?

Nggak salah sih. Gelar tinggi dan institusi dimana dianya berada sudah menunjukkan itu suatu prestasi. Tetapi untuk menyebut pakar untuk sembarang ilmu kepadanya maka itu tentu perlu dipertanyakan. Untuk tahu apakah dianya pakar betulan atau sekedar kebetulan menyandang status yang pas untuk mengisi posisi pakar, maka aku melihat dari produk yang dihasilkan. Tentang itu, aku jadi ingat nats berikut :

. . . Sebab dari buahnya pohon itu dikenal. [Matius 12:33]

Lho koq khotbah ?

Nggak juga dik. Aku khan hanya mengatakan suatu kebenaran. Bisa saja pohonnya besar, bagus, tapi hanya bagus untuk pohon itu saja, sedangkan buahnya nggak berguna untuk orang lain, atau bisa saja pohonnya kecil, lemah, ternyata buahnya sangat baik untuk orang lain. Demikian juga para pakar tersebut, kadang keberadaannya hanya baik untuk menjelaskan status institusinya saja, tetapi bukan untuk kebaikan orang lain. Yah, macam-macam begitulah.

Pak Wir, kembali ke istilah “baja canai dingin” yang tidak tepat itu. Jangan khotbah lagi !

Baik kita kembali ke masalahnya ya dik. Betul, pakar kita yang ditugasi menterjemahkan “cold-formed” jadi “baja canai dingin” jelas tidak memahami esensi yang dimaksud. Itu terjadi karena seakan-akan struktur “baja cold-formed” adalah lawan dari struktur “baja hot-rolled” yang telah terbiasa diterjemahkan jadi “baja canai panas”. Jadi mereka terkunci dengan adanya kata “hot” vs “cold”.

Jadi harusnya bagaimana pak ?

Mereka harusnya tahu, bahwa yang disebut “cold-formed steel” adalah tidak sama persis dengan “cold-rolled steel“.  Aku bilang tidak sama persis karena “cold-formed steel” adalah pasti “cold-rolled steel“, tetapi tidak sebaliknya. Jadi jangkauan “cold-rolled steel” lebih luas. Ini yang sebenarnya harus diterjemahkan menjadi “baja canai dingin”.

Koq bisa ?

Nah itulah mengapa kita perlu belajar terus. Jangan mentang-mentang punya gelar Ph.D dan bekerja pada institusi ternama, lalu sudah selesai. Kita harus belajar terus dik. Malu punya gelar tinggi, ternyata sama tidak tahunya dengan yang tidak punya gelar.

Cold-rolled steel merujuk pada suatu proses yang bisa dilakukan setelah dibentuk dengan proses hot-rolled. Baja yang dihasilkan akan lebih presisi dan mempunyai kekuatan yang lebih tinggi dari yang hanya sekedar hot-rolled. Itu alasannya mengapa penampang cold-formed dipastikan berasal dari cold-rolled. Hanya saja tidak setiap cold-rolled steel sanggup di bentuk atau formed. Itu khan berarti cold-rolled steel tidak mesti cold-formed.

Nah untuk menunjukkan bahwa hot-rolled steel, cold-rolled steel dan cold-formed steel adalah merujuk pada tiga objek yang berbeda maka aku tampilkan gambar berikut ya.

 

hot-rolled-steel-300x199
Gambar 1. Baja Canai Panas
cold-rolled-steel-300x206
Gambar 2. Baja Canai Dingin
cold-formed-steel-profile1
Gambar 3. Baja Cold-formed

Nah paham khan sekarang. Jadi kalau di buku-buku yang aku tulis, aku memakai istilah-istilah yang tidak sesuai dengan SNI yang ada, jangan kecewa ya. Maklum aku menulis tidak sekedar mengekor, aku menulis menurut apa-apa yang aku pahami benar menurut pengetahuan yang aku punya. Itu berarti kalau ada istilah cold-formed steel maka aku akan menerjemahkan jadi baja cold-formed saja. Mohon dimaklumi ya. 😀

Link Terkait  :

 

12 pemikiran pada “istilah – cold formed – canai dingin

  1. eddywaluyo1962

    Halo p. Wir yg baik

    Info sekarang saya sdh gak pakai ASNZ 4600 2005. Sdh ada yg baru pak 2010 tapi mahal pak harganya sekitar 5 juta he he

    Just info pak
    Salam eddy

    Suka

  2. Ariono Dhanis

    Jangan2 ini juga dimasukkan ke dalam buku struktur baja yang pertama ya ? Haduh, dipisah aja Pak, dibikin Struktur baja seri 2, termasuk bab bab tambahan yang sepertinya bersliweran di bab 8 ya ? Kalo tidak salah dimasukkan ke buku baru saja.

    Suka

  3. Kenalkan saya widi Pak, saya pernah bertemu Bapak waktu KJI beberapa tahun yang lalu saat Bapak jadi juri di ITS.

    Setuju dengan tulisan Pak Wir, saya sangat bingung istilah baja ringan yang sudah umum digunakan sebagai rangka atap, saya pikir berat jenisnya berbeda dengan baja biasa, ternyata ringannya ini adalah karenga baja ini relatif lebih tipis karena mutunya yang relatif tinggi dibanding baja hot-rolled dengan mutu yang relatif lebih rendah.

    Mau diskusi juga Pak Wir, saat ini mulai dikembangkan untuk digunakan sebagai material struktural seperti rangka batang jembatan dan kolom balok bangunan. Saya masih penasaran mengenai sistem sambungan baja cold formed untuk struktur rangka batang, apakah mungkin digunakan sistem sambungan dengan pelat buhul dan baut seperti baja hot rolled? (mungkin karena belum sempat baca dan memahami semua isi SNI Baja Canai Dingin).

    Terima kasih Pak Wir

    Suka

    1. wir

      Baja cold-formed ya, karena kalau baja canai dingin adalah tidak tepat sebagaimana aku jelaskan di artikel di atas. Tentu tugasku untuk menjelaskan yang benar, tidak sekedar mengikuti yang orang telah lakukan kesalahan atau ketidak-tepatan.

      Untuk sambungan dengan baut seperti baja hot-rolled pasti yang lemah adalah bagian tumpu, yang ditentukan oleh tebal pelatnya. Jadi tergantung ketebalan baja cold-formed. Kalau yang tebalnya kurang dari 1 mm, yaitu dengan mutu 550 MPa maka pemakaian baut seperti baja hot-rolled adalah tidak efektif. Yang umum adalah screw-driven khusus, yang ditembakkan langsung. Jadi sekali pakai. Kecil-kecil tapi jumlahnya lebih banyak. Kalau untuk tebal lebih besar, bisa sampai 6 mm maka pemakaian baut dimungkinkan.

      Untuk jembatan tipe cold-formed tentunya tergantung ketebalan. Saya belum pernah melihat yang tipis digunakan untuk itu, maka seperti namanya yaitu light-weight steel structure, maka cocoknya untuk struktur yang relatif dengan beban ringan. Ini diproyeksikan untuk mengganti kayu. Utk yang tebal > 3 mm bisa untuk kuda-kudan sampai 30 m. Ini info dari praktisinya ya. Utk mutu bajanya sekitar 350 MPa lebih besar dari mutu BJ37.

      Suka

  4. Agnes H. Patty

    Pak Wir, penjelasan anda sangat filosophis….dan sangat mudah untuk diikuti. Memang seharusnya team penerjemah memahami betul perilaku baja sehingga pemilihan kosa kata juga akan tepat untuk dipadankan dengan perilaku. Saya, jadinya menyadari harus banyak belajar produk2, metode analisis,dan spesifikasi2 baru.Saya akan sering bertamu ke pak Wir ya, biar katut pintar juga. Thanks untuk sumbangsihnya.

    Suka

  5. Halo Pak Wir, ada beberapa yg ingin saya tanyakan.
    Bila suatu balok Wide Flange dibuat dengan mengelas web dengan flangenya, apakah itu termasuk Cold Rolled ?
    dan apakah rumus Mn = Sx * Fy masih berlaku ?
    Sejauh ini, di LRFD saya hanya menemukan istilah Plate Girder yg entah itu Cold Rolled atau Cold formed.
    mohon pencerahannya pak. 😊

    Suka

    1. itu built-up beam, seperti produk Cigading. Rumus masih berlaku jika penampangnya (berdasarkan b/t ratio) dalam kategori compac dan non-compact. JIka kategori slender (langsing), maka akan terjadi local buckling dulu sebelum mencapai leleh.

      Penjelasan lengkap ada di buku karangan saya.

      Suka

      1. Terimakasih atas jawabannya pak.
        Dan 2 buku karangan bapak (SAP & Struktur Baja edisi 2) sudah mendarat d rumah saya dengan selamat. 😁
        Kalau boleh request, bikin ulasan tentang runway beam ya pak, soalnya saya bingung harus memodelkan sambungannya (terhadap kolom) di SAP2000. hehehehe

        Suka

  6. M. INDY

    halo pak wir.

    saya ingin bertanya tentang adakah alat uji yang di gunakan untuk mengetahui kuat tekan pada struktur baja canai dingin ? .

    Suka

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s