Saya akan mengutip sekaligus merespons curhatan mas Kukuh Budi Utomo (mahasiswa kampus favorit) yang menulis di komentar blog ini, sebagai berikut :
Hallo Pak. Selamat Malam. Saya sangat suka membaca artikel bapak tentang skripsi.
Saya mau nanya Pak. Saya sedang mengerjakan skripsi. Tapi yang jadi masalahnya adalah dapat dosen pembimbing yang tidak pernah membimbing. Saya mengajukan proposal yang sudah jadi Bab 1 ke dosen pembimbing. Kemudian saya tanya bagaimana hasilnya. Malah nggak dikoreksi. Malah disuruh lanjut seterusnya. Padahal saya maunya dikoreksi, biar kalau ada yang kurang bisa diperbaiki atau ditambah. Setelah selesai Bab 2. Disuruh lanjut. Begitu lagi suruh lanjut terus. Saya kan jadi bingung, mau konsultasi kalau ada yang nggak tahu, mau tanya ke pembimbing tapi malah nggak pernah dibimbing. Saya jadi kesulitan nulis skripsinya.
Saya tanya pada kakak tingkat yang sudah-sudah, ternyata memang begitu karakternya. Suruh lanjut lanjut terus nggak dikoreksi sampai selesai. Eh tau-taunya nggak dikoreksi sampai ujian skripsi. Pas ujian skripsi kakak tingkat, yang saya tanyai, dapat banyak banget pertanyaan. Katanya sih dibantai gitu. Pas diuji ada pertanyaan yang tidak bisa dijawab. Terus dapat revisian banyak. Saya membayangkan ke diri sendiri, saya jadi ngeri sendiri melihat saya besok gimana.
Padahal saya kuliah di salah satu universitas negeri di **sensor** lho Pak. Kok ada dosen yang kayak gitu. Nggak mencerminkan dengan visi kampus yang katanya mau masuk ke world class university. Saya cek latar belakang dosen tersebut dia S1 dan S2 nya di **sensor**. Sekarang lagi kuliah S3. Beliau termasuk dosen yang murah dalam ngasih nilai banyak yang dapat A kalau mata kuliah yang diampu sama beliau. Paling paling kalau banyak yang salah. Dapat A.
Saya jadi takut gimana nanti pas ujian skripsi jika dihadapkan sama dosen lain yang lebih kritis. Ya kalau ujian skripsi cuman satu orang alias dosen pembimbing nggak masalah sih. Ntar juga murah ngasih nilainya. Wkwkk. Lha tapi kan nanti dosen yang nguji ada 3.
Maaf pak jadi curhat.
Profesi dosen itu gampang-gampang sulit. Curhatan mas Kukuh Budi Utomo di atas menunjukkan bahwa dosen yang murah kasih nilai saja masih di-complaint, apalagi jika pelit nilai. Bisa-bisa akan lebih banyak curhatan dari muridnya.
Untuk kasus bimbingan skripsi, umumnya mahasiswa akan banyak complaint jika dosennya banyak ngasih koreksi untuk perbaikan. Jika tidak dikoreksi, umumnya mahasiswanya senang dan bahkan bangga. Ini mas Kukuh koq berbeda, kecewa karena nggak dikoreksi dan jadi curhatan. Maklum dikoreksi dan dibaca itu berbeda. Nggak dikoreksi tetapi sudah dibaca, maka rasanya tidak ada yang salah dengan dosen tersebut. Bermasalah, jika ternyata dosennya nggak mau membaca. Ini berarti dosennya nggak ada perhatian. Mahasiswa jika kecewa bisa dimaklumi karena merasa tidak diperhatikan.
Lanjutkan membaca “curhat di awal 2023”