Sukses mengantar “Shining Eagle Team”, team mahasiswa Jurusan Teknik Sipil, Universitas Pelita Harapan, dalam meraih Juara I lomba Kompetisi Jembatan Baja Indonesia 2005 di Balairung Universitas Indonesia, Depok. Team akhirnya berhak menerima hadiah berupa 1 Piala Tetap, 1 Piala Bergilir dan Uang Pembinaan sebesar Rp. 10 jt rupiah, mengalahkan team dari ITS (Juara II), team dari Maranatha Bandung (juara III), maupun team lainnya dari segenap penjuru tanah air.
Kompetisi Jembatan Baja Indonesia 2005 merupakan kegiatan perlombaan pembuatan jembatan baja antar perguruan tinggi yang pertama kali di selenggarakan di Indonesia. Kegiatan tersebut diselenggarakan atas kerja sama Ditjen Dikti Depdiknas dengan Politeknik Negeri Jakarta memperebutkan Piala Tetap dan Piala Bergilir serta uang pembinaan sebesar Rp 10 jt (juara 1), Rp 7.5 jt (juara 2) dan Rp. 5 jt (juara 3).
Adanya kompetisi tersebut sangat penting sekali bagi kemajuan perkembangan pendidikan di dunia rekayasa di Indonesia, khususnya rekayasa bidang konstruksi. Bagaimanapun juga untuk dapat mengikuti perlombaan tersebut, maka tidak hanya kesiapan dana dan semangat yang membara saja, tetapi juga kesiapan kompetensi (kemampuan) di bidang rekayasa itu sendiri.
Karena perlombaan ini diikuti oleh semua institusi pendidikan rekayasa sipil di Indonesia maka sekaligus dapat dijadikan bench-mark atas kompetensi masing-masing perguruan itu, khususnya dalam bidang inovasi dan kemampuan dalam perancangan serta pelaksanaan jembatan baja (model). Karena dalam perlombaan tersebut, selain dilihat faktor keindahan, maka faktor waktu pelaksanaan , faktor kekuatan dan faktor kekakuan menjadi kriteria penilaian utama. Kekuatan dan kekuatan jembatan tersebut diuji dengan memberikan beban seberat 450 kg di tengah bentang dan dihitung penurunannya memakai dial-gauge.
Karena hal itulah maka pimpinan Fakultas Desain dan Teknik Perencanaan, Universitas Pelita Harapan, menugaskan penulis membentuk team khusus di Jurusan Teknik Sipil UPH untuk mewakili UPH dalam perlombaan bergengsi tersebut. Setelah konsultasi dengan rekan-rekan pengajar yang lain, maka dipilihlah empat (4) mahasiswa dari tiga angkatan untuk mendapat arahan dan bimbingan agar siap mengikuti ajang kompetisi tersebut.
Langkah-langkah yang dilakukan berkaitan dengan perlombaan tersebut adalah :
-
Kesiapan mental dan kesanggupan waktu dari anggota team terpilih. Perlu komitmen dari anggota team apakah yang bersangkutan bersedia dan mau bekerja keras sebagai anggota team khusus UPH. Kebetulan mereka masing-masing telah banyak mengikuti kegiatan di Jurusan maka undangan menjadi team UPH disambut dengan gembira dan bangga.
-
Mempelajari spesifikasi perlombaan secara seksama. Ini sangat penting sekali, penulis melihat bahwa kemampuan menerjemahkan spesifikasi secara benar merupakan kunci utama keberhasilan pembuatan model jembatan yang paling baik (yang dapat memenangkan lomba). Ada satu celah peraturan lomba KBJI 2005 yang dapat dimanfaatkan dan merupakan kunci, yaitu tidak ada pembatasan tinggi jembatan . Ketika perlombaan berlangsung, penulis melihat bahwa celah tersebut tidak dimanfaatkan dengan baik oleh team-team yang lain. Ingat parameter ketinggian (depth of bridge) menyumbangkan kekakuan sebagai fungsi pangkat tiga, oleh karena itulah maka penurunan jembatan UPH hanya sekitar 0.43 mm. Juara 2 dan 3 antara 1 – 3 mm, bahkan yang lain banyak yang mencapai 5 mm.
-
Menentukan model dan membuat perhitungan perencanaan, untuk itu kriterianya cukup sederhana yaitu tipe jembatan rangka atau truss . Jadi yang menjadi permasalahan adalah konfigurasi dari rangka tersebut.
-
Dalam memilih konfigurasi maka pedoman yang penulis gunakan dan diterapkan pada desain UPH adalah “carilah model yang paling simple yaitu konfigurasi yang memakai paling sedikit bahan“. Berdasarkan pengalaman penulis, baik sebagai engineer profesional, pengajar maupun peneliti membuktikan bahwa itulah yang terbaik.
-
Model di pilih berdasarkan type pembebanan yang dilakukan, yaitu pembebanan terpusat ditengah bentang. Analisis struktur pada model dilakukan dengan program SAP2000 suatu program analisa struktur yang dikembangkan oleh Prof. Wilson sejak 30 tahun yang lalu dan merupakan salah satu ketrampilan penguasaan yang diajarkan di Jurusan Teknik Sipil UPH pada mata kuliah Komputer Rekayasa Struktur (2 sks) di bawah tanggung jawab penulis sebagai pengajar utama.
- Dari hasil analisis, dan sudah terbukti bahwa itu adalah model yang paling simple dalam alira gaya-gaya ke tumpuan maka selanjutnya dilakukan desain penampang baja dengan cara elastis (Allowable Stress Design).
Selanjutnya dilakukan pengerjaan jembatan di salah satu bengkel yang dipilih. Berkaitan dengan hal tersebut, perlu diberi penghargaan khusus kepada sdri Rani Anita yang dapat memimpin team secara mandiri untuk memilih dan bernegosiasi dengan pemilik bengkel untuk selanjutnya dengan anggaran yang ada dapat dibuat jembatan baja yang bermutu. Kurang dari seminggu, jembatan model jadi, kemudian ditempatkan ke laboratorium Jurusan Teknik Sipil Universitas Pelita Harapan untuk di uji coba terlebih dahulu. Uji coba diberi pembebanan yang beratnya kira-kira sama dengan perlombaan, diukur dengan dial-gauge juga yang dipinjam dari laboratorium tanah. Hasilnya seperti perhitungan teoritis dengan program komputer, oleh karena itu maka team UPH dengan mantap maju ke perlombaan.
Dari ajang perlombaan ternyata terbuktilah bahwa apa yang telah dilakukan adalah sudah benar yaitu dengan meraih kesempatan sebagai JUARA I mengalahkan rekan-rekan dari perguruan tinggi yang lain.
Adapun beberapa rekaman gambar yang berhasil dibuat dalam perlombaan tersebut adalah:
Updated (8 Januari 2021) : threat ini telah lama rusak dan karena 15 tahun yang lalu jadi tidak pernah dilihat lagi. Itu tentunya disebubakan oleh perpindahan dari wiryanto.wordpress.com ke wiryanto.blog. Nah dalam masa pandemi ini, maka threat ini saya up-dated kembali. Gambar-gambar baru saya up-load dari cadangan storage yang ada. Dokumentasi ini penting, meskipun ada petunjuk yang diutarakan, tetapi jika tidak dapat terlaksana dengan baik maka untuk meraih kesuksesan seperti di atas ternyata tidak mudah.
Kecuali dua tiga tahun berikutnya, hasil juara seperti di atas tidak diperoleh lagi. Semagat mahasiswa yang partisan seperti di atas, tidak diketemukan lagi. Mungkin juga karena ketertarikan mereka sudah berbeda. Padahal pada event KJI tahun-tehun selanjutnya, saya naik posisi menjadi juri nasional KJI. Dari pengalaman ini dapat diketahui bahwa komponen terbesar dari kesuksesan adalah dari mahasiswa itu sendiri. Pembimbing sekedar mengarahkan energi yang ada. Ternyata membuat mahasiswa bersemangat untuk tertarik pada event seperti di atas adalah tidak mudah. Meskipun informasi perlombaan, biasanya sudah dikirim lama ke mereka (Himpunan Mahasiswa), ternyata ketika ada yang datang menyatakan tertarik untuk ikut kira-kira hanya satu atau dua minggi menjelang dead-line pengiriman proposal akan ditutup. Akhirnya mereka membuat proposal seadanya, bahkan tanpa konsultasi. Akhirnya ya tidak masuk kategori finalis.
Terlepas dari kaderisasi yang tidak baik untuk tahun-tahun selanjutnya, tetapi event di atas ini sangat penting bagi saya masuk grup KJI, yaitu anggotanya terdiri dari PNJ, UB, ITS, Maranatha, pada waktu itu. Saat ini grup telah berkembang pesat mensukseskan kegitan yang disponsori dari DIKIT. Sampai hari ini, grup tersebut komunikasinya masih terjalin baik. Ini melengkapi komunitas yang saya kenal, selain dari grup kayu, grup K2K, grup HAKI, grup akademisi, grup PT.WA, grup PUPR, grup ISSC.
saya ingin sekali belajar stuktur jembatan, selama ini saya hanya menggambar hasil karya orang dari Jepang, dasar apa yang harus saya pelajari ? trims
solikin, bontang
SukaSuka
Jurus jitu sekali : rangka yang simpel, tinggi jembatan optimum dan unik di rangkanya ada V-neck seperti model baju saja :), tapi jadi mengurangi lendutan (hahahha….kayak ahlinya saja saya)
SukaSuka