Dari chapel wajib bersama (dari rektor sampai office-boy) tiap-tiap hari selasa di uph kemarin, ada kesan yang masih terngiang sampai pagi ini. Sebagai acara yang pertama diadakan di tahun 2007 di uph, maka ada pesan yang relevan untuk direnungi sebagai bekal mengarungi tahun ini .
Song-leader membuka dengan nyanyian dari Mazmur :
Bersoraksorailah bagi TUHAN, hai seluruh bumi !
…
Masuklah melalui gerbang-Nya dengan lagu syukur, ke dalam pelataran-Nya dengan puji-pujian. Bersyukurlah kepada-Nya dan pujilah Dia !
Sebab Tuhan baik ; …
(Mazmur 100)
Kata kunci untuk direnungi : gembira / riang – selalu bersyukur dan pujilah karena Tuhan baik.
Pesan sederhana yang implementasinya nggak gampang, tapi kalau bisa diterapkan dan dihayati benar maka akan membentuk sikap positip dalam hidup ini. Seperti yang banyak digembar-gemborkan dalam buku-buku motivasi yang laris manis yang banyak dijual di toko-toko buku saat ini.
Kata ‘syukur’ saja, kalau bisa diamalkan dengan sepenuh hati, maka rasanya tidak banyak gonjang-ganjing di sekitar kita ini, tidak ada itu yang disebut korupsi, atau perselingkuhan atau mungkin juga poligami.
Aku jadi ingat waktu muda dulu, kalau orang-orang tua kasih petuah seperti itu, kadang-kadang aku anggap sepele. Yah karena kata-kata itu sering didengar dan sangat biasa. Tetapi semakin hari, ketika tahun berganti, setelah jatuh bangun dalam kehidupan ini ternyata yang dicari ya itu tadi : kegembiraan / keriangan di dalam hati, syukur atas apa yang Tuhan telah berikan, dan untuk mengungkapkannya itu disampaikan dalam doa pujian bagi kemulian-Nya. Yah benar juga akhirnya petuah yang dulu.
Ternyata sepenggal kata sejak 2000 tahun (lebih) sampai sekarang masih relevan.
Selanjutnya dalam chapel tersebut bapak James dalam kotbahnya mengingatkan untuk tidak menyiakan-nyiakan hidup ini, jangan anggap itu sebagai hal yang biasa, tetapi harus disikapi dengan baik dan jangan sampai hilang sia-sia ditelan waktu. Pergunakan waktu dengan baik-baik.
Pak Jonathan (rektor) menambahi pesan bahwa untuk itu kita harus punya target, meskipun untuk itu tentunya ada konsekuensi logis. Seperti uph di tahun 2007 ini akan mencanangkan go-international.
catatan : pantes sekarang, semua dosen-dosen di uph di test TOEFL lagi, jika belum 550 maka akan di … .( hi iiiii !)
Dan terakhir, pesan bapak Jonathan L. Parapak, rektor UPH, adalah :
Berbuatlah yang terbaik bagi Tuhan di UPH
Pesan yang menyentuh hati yang menjadi bekal berharga di tahun 2007 ini. Pesan yang sederhana dan tidak meng-intimidasi, tetapi mengharuskan pribadi yang datang di chapel tersebut tergerak untuk menindak-lanjuti.
Terima kasih pak Parapak, semoga kasih dan berkat Tuhan selalu bersama anda. Amin
Bacaan yang menarik. . . saya mendukung gagasannya
SukaSuka