Ditujukan untuk mahasiswa teknik sipil UPH, yaitu penyelesaian UTS 2007 (file PDF 78 kb)

8 tanggapan untuk “materi str.baja”

  1. Ary Avatar

    Bajanya diproteksi ? dicat / di galvanize ? atau cuman disandblast?
    Coba bandingkan kekuatan friksi yang berkurang akibat proteksi…

    Suka

  2. Inra Avatar

    Siang Pak Wir,

    Tapi Mahasiswa Universitas yang lain boleh intip kan…Hee2 Terimakasih Pak

    Suka

  3. Inra Avatar

    Siang Pak Wir,

    Ada saran nih Pak, Gimana Kalau materi kuliah yang bapak Ajarkan di UPH juga bisa di Download Hee.. Buat tambah-tambah pengetahuan. Terima Kasih Pak

    Suka

  4. wir Avatar
    wir

    Jangan kuatir, saya punya obsesi bahwa nanti semua perkuliahan yang aku berikan dapat menjadi referensi. Yang jelas sudah ada tiga mata kuliahku yang aku sampaikan ke masyarakat luas yaitu :

    1. Mata kuliah Bahasa Pemrograman – 2 sks (semester 1) : buku Aplikasi Sain dan Teknik dengan Visual Basic 6.0 (tahun 2003)

    2. Mata kuliah Struktur Beton 1 dan 2 – 2 dan 4 sks (semester 4 dan 5) : buku Aplikasi Rekayasa Konstruksi dengan Visual Basic 6.0 (tahun 2005)

    3. Mata kuliah Komputer Rekayasa Struktur – 2 sks (semester 5) : buku Aplikasi Rekayasa Konstruksi dengan SAP2000 (tahun 2004 dan tahun 2007)

    Yang belum adalah
    – Analisa Struktur 1 dan 3
    – Struktur Baja 1

    Ketiganya materi tentang itu cukup banyak yang telah bikin bukunya jadi perlu dicari dulu kekuatan apa yang akan ditonjolkan biar ada nilai jual.

    Suka

  5. badaruddin Avatar
    badaruddin

    Met Pagi, Mas Wir.

    Apa kabar?

    Sedikit tambahan dari saya mengenai Fillet welding connection (Las Sudut), Code yang sering kami gunakan untuk pengelasan adalah AWS D1.1, salah satunya mengatur ketebalan pengelasan berdasarkan ketebalan material base metalnya, dimana untuk base metal less than 0.25″ (6 mm) maka ketebalan sisi pengelasan adalah sama dengan ketebal base metal, sementara apabila ketebalan base metal 0.25″ or more in thicness maka ketebalan pengelasan = ketebalan base metal – 1/16″ (2 mm).

    FExx adalah filler metal tensile strength, dimana untuk FExx=483 MPa, maka filler metal yang digunakan adalah F70xx dimana metal tensile strengthnya adala 70 Ksi. (CMIIW).

    salam
    badar

    Suka

  6. yusen Avatar
    yusen

    siang Pak Wiryanto,
    melihat metode yang di ajarkan bapak, itu metode LRFD kan pak.
    saya ingin minta pendapat bapak bagusnya itu metode LRFD atau ASD ?

    sekarang saya lagi mengambil Tugas perencanaan Struktur baja.. pas pula dosen asisten saya mengharuskan kami memakai metode LRFD. jadinya saya tidak bisa mengerjakan Tugas tersebut..soalnya dulu Struktur Baja1 di ajarkan oleh dosen yg memakai ASD..

    mohon sarannya pak
    trimakasih

    Suka

  7. wir Avatar
    wir

    sdr. Yusen,
    LRFD atau ASD ? Bagus mana ?
    Tergantung anda melihatnya.

    Kalau anda merencanakan struktur terhadap pembebanan yang tetap (fixed) maka keduanya menurut saya tidak berbeda jauh.

    Memang sih, untuk kasus-kasus tertentu nggak persis sama, kenapa ? ASD memakai satu S.F untuk tiap kondisi beban, sedangkan LRFD, S.F-nya berbeda antara kasus beban satu dengan yang lainnya, misal DL=1.2 sedangkan LL=1.6. Jadi tergantung komposisi beban maka hasilnya bisa kelihatan beda.

    Meskipun ada perbedaan, tetapi kalau itu dijadikan alasan untuk berpindah dari ASD ke LRFD rasanya membuang-buang tenaga. Nggak terlalu signifikan.

    Lalu kalau begitu apa keunggulannya ?

    Yah, disinilah keunggulan LRFD dibanding ASD !

    Metode LRFD disiapkan untuk menghadapi kondisi beban yang tak terduga (misal gempa) dimana kalau menghadapi hal tersebut maka diharapkan keruntuhannya daktail. Dalam hal ini, LRFD mulai memasukkan parameter ultimate dari baja sebagai bagian yang perlu diperhitungkan, dan tidak hanya parameter fy aja.

    Intinya, bahwa metode perencanaan berbasis LRFD akan lebih cocok jika digabungkan pada cara perencanaan tahan gempa gitu.

    Suka

  8. yusen Avatar
    yusen

    sebelumnya saya ucapkan terima kasih atas balasannya.

    wah,,,ternyata gitu ya pak..betul juga kata pak Wir kalo berpindah ke LRFD itu rasanya buang buang tenaga, tapi kalo memang LRFD itu lebih unggul ke depannya rasanya nyesal juga dulu belajar yang ASD.

    Suka

Tinggalkan komentar

I’m Wiryanto Dewobroto

Seseorang yang mendalami ilmu teknik sipil, khususnya rekayasa struktur. Aktif sebagai guru besar sejak 2019 dari salah satu perguruan tinggi swasta di Tangerang. Juga aktif sebagai pakar di PUPR khususnya di Komite Keselamatan Konstruksi sejak 2018. Hobby menulis semenjak awal studi S3. Ada beberapa buku yang telah diterbitkan dan bisa diperoleh di http://lumina-press.com