etos kerja


Lain lubuk lain ikannya, lain ladang lain belalangnya, suatu pepatah yang menunjukkan bahwa lain tempat maka lain pula caranya atau adat-istiadatnya.

Ini ada kiriman file presentasi dalam bentuk kartun dari Dubai (Richard) tentang Arabic Leaderships atau kepemimpinan kerja di Arabia, baik digunakan sebagai bahan renungan. Apakah kartun itu menggambarkan budaya di sana secara keseluruhan, rasanya tidak seperti itu ya, mungkin ada juga yang tidak. Moga-moga dapat diambil hikmahnya yang baik bagi kita pembaca.

 
Slide 1

Slide 2

Slide 3

Slide 4

Slide 5

Slide 6

Slide 7

Slide 8

Slide 9

Slide 10

Slide 11

Slide 12

Slide 13

Slide 14

Slide 15

Slide 16

Slide 17

Slide 18

Slide 19

Slide 20

Slide 21

Slide 22

12 pemikiran pada “etos kerja

  1. Donny B Tampubolon

    Syukurlah di negara kita yang tercinta ini tidak mempunyai budaya kerja yang seperti cerita bergambar diatas.

    Cuma mungkin agak malas untuk mendayung perahunya.. 😉
    Karena ada pepatah : “alon-alon wes kelakon”

    Syallom..

    Suka

  2. Donny B Tampubolon

    Syukurlah di negara kita yang tercinta ini tidak mempunyai budaya kerja yang seperti cerita bergambar diatas.

    Cuma mungkin agak malas untuk mendayung perahunya.. 😉

    Karena ada pepatah : “alon-alon wes kelakon” (Biar lambat asal selamat, Slowly but sure)

    nb : Indonesian team had 8 Rowers no one Captain.

    Syallom..

    Suka

  3. wir

    Itu pepatah Jawa mas, tepatnya begini : “Alon-alon waton kelakon”
    artinya
    dalam melakukan sesuatu, harap dipikirkan dengan baik-baik tidak sekedar bergegas, tubruk sana tubruk sini, yang diutamakan tujuannya tercapai (kelakon).

    Alon-alon memang secara harafiah berarti pelan-pelan, tapi juga secara tersirat menunjukkan kata hati-hati. Misal : nek numpak motor alon-alon wae ya, aja ngebut. (kalau naik sepeda motor pelan-pelan ya jangan ngebut : pesan yang akan disampaikan = hati-hati naik motor, meskipun spedonya 80km/jam). Orang jawa banyak bhs perlambangnya. Gitu lho.

    Suka

  4. Richard

    Waduh pak wir, dipublikasi in yah.. klo ada orang arab yang liat gmn nih…. 🙂 tapi sebenernya saya juga dapet file .pps-nya. dari orang jordania si..

    Setuju dengan pak Donny, Indonesia butuh pemimpin. Klo dalam bisnis, butuh wirausahawan daripada karyawan. Klo di arab emang kebanyakan wirausahawan kali ya, makanya karyawannya impor dari mana-mana.. hihihi..

    Suka

  5. Kita berharap kondisi sama sebangun cerita ini tidak banyak dijumpai di republik Indonesia ini. Banyak kita baca, dengar dan lihat hanya mau jadi pemimpin,reviewers, pemerhati,poli- tikus komentator, kiri-tikus, demonstran minim pekerja keras, ikhlas, luhur dan ulet.

    Suka

  6. banyak pekerja tanpa komando hasilnya kurang maksimal……
    banyak yang komando minim pekerja ga jadi apa2……
    yang paling bagus ya…
    “banyak yang mau bekerja secara total (ulet) dengan satu komando yang benar (pemimpin)

    Suka

  7. wow… emang segitunya ya org arab dalam membangun kinerja???

    tp ada bagusnya kalo kita mau mengambil hikmahnya…, kayaknya klo di indonesia kebalikannya org arab….,
    klo di arab orgnya bnyak yg jadi pengusaha trus karyawannya kbanyakan impor, klo indonesia tercinta org2nya di ekspor tp pemimpin/pengusahanya malah kita impor..

    mau prihatin.. tp the actually memang begitu.
    banyak perusahaan yg leadernya non indonesia tp karyawannya sampi kebawah org indonesia semua.

    kapan ya bisa punya sopir org bule ????????
    andai saja 100rb org indonesia punya sopir org bule … pasti ga kebayang betapa kayanya dan makmurnya negara indonesia tercinta ini.

    Suka

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s