Dari artikel saya tentang sistem pondasi tiang bor, ada beberapa komentar yang bernada pertanyaan, intinya ingin tahu bagaimana memilih sistem pondasi. Saya sebenarnya tidak terlalu ingin menanggapi, bukan karena nggak mau memberi respons tetapi karena saya pikir itu sudah ada di buku-buku text tentang pondasi atau mekanika tanah, dan saya lihat buku-buku seperti itu sudah banyak beredar di toko-toko buku. Apalagi bidang keahlian saya adalah struktur (pondasi adalah daerah grey area). Tapi kalau melihat respon tentang hal tersebut yang cukup banyak, rasanya saya jadi tergelitik untuk sekedar urun rembug juga.

Terus terang, ilmu tentang pondasi yang saya miliki tidak terlalu dalam, tingkat amatir gitulah, tapi sebagai structural engineer yang bertanggung jawab pada bagian konstruksi atas, maka minimal bisalah jika sekedar mengevaluasi sistem pondasi apa yang cocok untuk dipasangkan dengan struktur atas.

Koq bisa begitu ?

Yah, ini ada untungnya dibesarkan dalam budaya jawa.

Emangnya ada hubungannya pak ?

Ya itu ngelmu titen. Jika anda dibesarkan dibawah budaya jawa, maka sejak awal kita sudah dibiasakan untuk mengenali kebiasaan-kebiasaan dan dampaknya. Ciri-ciri dari orang-orang atau alam dan kebiasaan yang dihasilkan, akhirnya kita mempunyai perbendaharaan tentang hubungan sebab-akibat dari suatu subyek (bisa alam atau manusia).

Ingat ada suatu pepatah yang sangat umum bagi orang jawa, yaitu “tak titeni lho”, atau juga “otak-atik gathuk”, “katuranggan”, dsb.

Itu pula yang saya gunakan untuk memahami strategi orang dalam memilih pondasi. Tentu saja tidak hanya mengandalkan ngelmu titen tersebut, tetapi selanjutnya dicarikan korelasinya dengan ilmu rekayasa yang kita pelajari. Jadilah itu.

Memang benar bahwa untuk memilih pondasi maka perlu melihat besarnya gaya-gaya reaksi dari strukturnya, tapi menurut saya itu tidak cukup. Seorang structural engineer harus melihat secara komprehensip dan dialah yang memutuskan sistem pondasi apa yang dipilih, bahkan menentukan spesifikasi dari sistem pondasi tersebut, bukan soil engineer atau foundation engineer

Si soil atau foundation engineer akan bekerja berdasarkan spesifikasi yang diminta oleh si structural engineer. Mereka akan mengajukan usulan-usulan sistem yang memenuhi persyaratan si structural engineer, khususnya kekuatan pondasi dalam menerima beban, resiko terjadinya displacement yang dapat mempengaruhi struktur, kelayakan pelaksanaan dan juga pengaruhnya terhadap lingkungan.  

Dalam menentukan spesifikasi sistem pondasi atau bahkan menentukan sistem struktur yang akan diadopsi maka ada baiknya si engineer memahami kondisi lingkungan dimana struktur tersebut akan dibangun. Ini penting, bagaimanapun yang namanya proyek adalah sangat spesifik. Pemahaman akan kondisi alam sejak awal akan sangat membantu memilih sistem struktur juga pondasi yang dapat dipilih.

Untuk struktur yang mencakup suatu lokasi yang relatif kecil (tidak luas) maka data penyelidikan tanah setempat dan lokasi mungkin sudah mencukupi sebagai gambaran awal memilih sistem yang dimaksud. Di Kalimantan misalnya, didaerah yang ternyata adalah tanah gambut, jika disitu akan dibangun gedung misalnya maka faktor berat struktur dan pondasi dalam tentunya sudah mewarnai strategi perencanaan yang harus dikerjakan. Sebaiknya dipilih struktur yang relatif ringan, tidak peka terhadap differential settlement dan tentu saja sistem pondasi dangkal tidak bisa digunakan karena beresiko tinggi terhadap penurunan tanah jangka panjang.

Jadi kecuali daya dukung pondasi (forces) maka penurunan pondasi (displacement) juga perlu menjadi patokan dalam memilih sistem pondasi. Pondasi yang masuk dalam kelompok pondasi dangkal (telapak, footing, cakar ayam, laba-laba, pondasi menerus) beresiko tinggi terhadap kemungkinan terjadinya penurunan jangka panjang, khususnya jika tanah dibawahnya mayoritas adalah lempung (clay), kalau pasir (tertentu) perhatikan bisa juga terjadi efek liquifaction bila ada gempa. Meskipun jelas, pondasi dangkal relatif pengerjaannya sederhana dan berbiaya ringan dibanding pondasi dalam (bor atau pancang).

Jika ternyata diperlukan sistem pondasi dalam, maka ada beberapa pilihan, untuk gedung umumnya dua macam saja yaitu pondasi tiang pancang dan tiang bor. Pondasi caisson umum dipakai untuk jembatan. Jika dari mekanisme pengalihan gaya yang ditinjau maka dari sistem pondasi dalam tersebut dapat dipisahkan menjadi dua yaitu gaya dari ujung pondasi ditransfer ke tanah melalui mekanisme friksi (dinding tiang pondasi) dan melalui mekanisme tumpu (ujung tiang pondasi).

Jika tiang pondasi di pasang (pancang atau bor) sampai tanah keras (SPT > 40) maka yang akan bekerja adalah mekanime tumpu. Ini merupakan mekanisme yang paling andal melawan resiko terjadinya penurunan. dengan asumsi bahwa daya dukung tanah OK.

Mekanisme tumpu sangat dipengaruhi oleh diameter ujung tiang yang bertemu dengan tanah, jadi semakin besar diameternya maka semakin besar daya dukung tumpu yang dihasilkan. Berkaitan dengan hal tersebut maka sistem pondasi tiang bor, yang memungkinkan mempunyai diameter yang besar maka lebih unggul dibanding  tiang pancang. Bahkan untuk sistem pondasi Franki yang mempunyai alat untuk memperbesar ujung pondasi jelas akan sangat menguntungkan. Itu pula yang menjawab mengapa jika diperlukan sistem pondasi dengan daya dukung besar, misal 300 ton atau lebih maka sistem pondasi tiang bor akan menjadi prioritas untuk dipertimbangkan. Untuk pondasi tiang pancang, karena ukurannya terbatas oleh alat angkut, maka kapasitasnya juga terbatas. Jika dipaksakan maka perlu jumlah tiang pancang yang lebih banyak. Perlu dipikirkan pile-cap dan ruangnya. 

Kalau begitu pakai aja pondasi tiang bor.

Ya, nggak bisa begitu dong, jika karena gaya-gayanya memungkinkan memakai tiang pancang, mengapa tidak. Jika digunakan pondasi tiang pancang maka jelas, tiangnya sudah dibuat terlebih dulu, bahkan dapat memakai baja atau beton prategang. Kalau pakai tiang bor khan nggak bisa. Kedua material tersebut mempunyai keunggulan, lebih reliable dibanding beton bertulang pada pondasi tiang bor yang harus dicor ditempat. Kualitasnya tergantung kontraktor yang mengerjakan.

Jadi ini masalah keyakinan sistem struktur yang tertanam di bawah tanah tersebut.

Jika pakai tiang pancang, maka karena daya dukung relatif kecil dibanding tiang bor maka perlu jumlah tiang pancang yang lebih banyak. Kalau dipakai tiang bor karena daya dukung bisa gede, tentunya pakai diameter tiang bor yang lebih gede dari tiang pancang lho, kalau pakai diameter sama maka daya dukung tiang bor kalah lho dengan tiang pancang. Ingat tentang fenomena paku, yang dipaku langsung dengan dibor dulu. Kaku mana hayo.

Tetapi keyakinan bahwa bagian bawah mutu tiangnya baik maka yang bisa diandalkan adalah tiang pancang, daerah lemah khan hanya pada sambungannya. Kalau ini bisa diatasi, pasti ok. Jadi resiko gagal untuk tiang pancang relatif kecil dibanding tiang bor dalam segi pelaksanaannya. Jadi katakanlah dalam suatu proyek jika dipakai tiang pancang perlu 100 tiang, maka jika gagal satu maka hanya 1% saja, tapi coba jika pakai tiang bor yang hanya perlu katakanlah 50 tiang, maka jika gagal satu maka prosentasi kegagalan 2%, lebih tinggi.

Dalam memilih tentu hal tersebut perlu dipertimbangkan.

Itu di atas baru dari sisi kekuatan dan kekakuan, bagaimana yang lain.

O ya perlu diperhatikan juga sistem struktur atas yang digunakan, misalnya untuk struktur ‘statis tertentu’ dan ‘struktur statis tak-tentu’ akan mempunyai ambang batas yang berbeda berkaitan dengan adanya penurunan (differential settlement).

Ingat pondasi yang nggak kuat itu dapat dilihat dari terjadinya penurunan gitu lho. Jadi kekuatan dan kekakuan itu adalah barangnya sebenarnya sama aja. Hanya cara memandang aja.

Tadi diatas, saya meminta untuk melihat kondisi proyek, ini penting karena pelaksanaan sistem pondasi dalam di atas mempengaruhi tanah disekitarnya. Tiang pancang, kecuali menghasilkan noise yang mengganggu (coba aja anda mancang di dekat rumah presiden, kena complaint dah 🙂 ). Juga tanah bisa terpengaruh, contohnya heave. Itu bisa diatasi dengan strategi pelaksanaan. Tapi kalau rumah tetangganya yang pakai pondasi dangkal terpengaruh heave tersebut, sehingga terangkat dan rumahnya retak-retak. Hayo gimana ayo. Sistem pondasi tiang bor kurang beresiko kalau soal itu.

Ketersediaan teknologi dan material. Ya ini lain soal, ini umumnya masalah kontraktor.

Banyak khan yang menjadi bahan pertimbangan untuk memilih pondasi tersebut. Jadi rasanya tidak ada formula pendek untuk menetapkan suatu pilihan. Inilah seninya engineer tersebut. Nggak bisa tuh, engineer ‘baru masuk’  langsung ‘cespleng’, perlu jam terbang. Gitu lho. 

Ada yang mau menambahin.

Eh pak, mana kaitannya dengan ngelmu titen yang bapak singgung di depan.

Eh kamu, itu. Saya bisa nulis banyak di atas, itu ya dari ngelmu itu, di textbook nggak ada itu, kalaupun ada, terpisah-terpisah. Lha dengan  ngelmu titen tadi saya bisa merangkainya menjadi sesuatu fenomena yang logis gitu.

Jadi itulah gunanya melihat ke lapangan. chek and richek gitu lho. :mrgreen:

102 tanggapan untuk “memilih sistem pondasi”

  1. alief Avatar

    bikin Kaleidoskop-Blog™ yuk… Liat contohnya di
    http://alief.wordpress.com/ 🙂

    Suka

  2. Jimmy Avatar
    Jimmy

    Pak Wir Yth,

    1. adakah perbedaan perhitungan (rumus) daya dukung pondasi untuk tiang pancang dan bored pile?

    2. Bagaimana menghitung daya dukung pondasi pancang untuk struktur cable stayed, khususnya di area Back stayed dimana pondasi cenderung terangkat?

    Terima kasih Pak Wir.

    Suka

  3. satya Avatar
    satya

    pak wir yth,kalau kita udah mancang banyak dibawah matfondation, trus baru disadari klu terjadi “heave”.
    gimana ya ngatasinya, apakah dipukul kembali atau dibiarkan aja lanjut terus mancangnya.
    bagaimana dng daya dukung tiang-tiang yang sudah nyembul (heave) tersebut.
    terimakasih..

    Suka

    1. hade Avatar
      hade

      …harus di redrive, apalagi pada tanah pasir….heave menimbulkan kuat dukung tiang turun…

      Suka

  4. Asep Setiawan Avatar
    Asep Setiawan

    Pa Wir,
    Saya mau download di box.net ko ga bisa ya?
    tulisannya begini : This user is out of bandwidth.
    Please email support@box.net for support
    Tolong di bantu ya pak.
    Terimakasih.

    Wir’s responds:
    itu penyakit lama, silahkan baca penjelasannya di
    http://wiryanto.wordpress.com/2007/07/23/wwwboxnet-gratisan-ngadat/

    Suka

  5. evanrama Avatar
    evanrama

    sip pak, bagaimana dengan penerapan prinsip2 perbaikan tanah sebelum pemasangan pondasi pada tanah eks rawa -rawa, metode apa yg paling cocok?

    Wir’s responds : untuk tanah rawa maka masalah yang utama adalah konsolidasi, apalagi itu berkaitan dengan tanah organik. Oleh karena mayoritas perbaikan tanah harus dikaitkan dengan bagaimana mengusahakan konsolidasi segera terjadi, misal dengan memberi ‘saluran’ arah vertikal dan pre-loading.

    Suka

    1. Michael Shienns Julianvinno Avatar

      dibantu pake cerucuk bambu pak.. kalo bisa bambunya direndem lumpur dulu. lebih bagus

      Suka

  6. desy Avatar
    desy

    Pak….terima kasih atas jawabannya…
    Tetapi sekarang ada 2hal lagi yang ingin saya tanyakan….
    “Bagaimanakah menghitung efisiensi pondasi kelompok tiang pada tanah pasir?…Apakah ada rumus Khusus?…
    “Apakah efisiensinya lebih dari 1..?? Terus apa alasannya Pak?..
    Terima kasih banyak ya Pak atas balasannya….

    Suka

  7. iksan Avatar
    iksan

    Salam kenal pak WIR.

    Perkenalkan pak, nama saya Iksan,saya adalah seorang drafter structure di konsultan asing tapi saya setiap sabtu minggu “nyambi” kuliah jur.teknik sipil di UMB.

    Ada 3 hal yg ingin saya tanyakan ke bapak sbb :
    1.apa kiat-kiat menjadi seorang engineer civil & structure yg berkualitas?
    2.peraturan2 apa saja yg harus diketahui untuk sebuah design civil & struktur?

    sementara itu dulu pak, semoga jawaban dari bapak bisa membantu saya untuk mewujudkan cita2 menjadi seorang engineer civil & structure di kemudian hari. amin 99x

    oiya, @pak doni tampubolon,
    maaf pak saya belum bisa ketemu pak doni.habis kuliah trus pak..
    saya udah lama gak buka website pak wir ini.hehehe…makanya baru sempet gabung sekarang.mungkin 2minggu lagi kita ketemu y pak,terserah pak doni mau dimana.
    trima kasih

    saya juga mengucapkan terima kasih kepada pak WIRYANTO DEWOBROTO, karena dengan website ini pengetahuan saya bertambah mengenai hal “civil & structure”.. salut dg pak WIR..hehehehe(sami-sami saking yogja niki pak)

    matur nuwun

    Wirs responds: salam kenal juga Iksan, beberapa pertanyaan anda sudah ada jawabannya di artikel-artikelku sebagai berikut.

    Ini kiat-kiat jadi engineer :
    http://wiryanto.wordpress.com/2007/10/31/kunci-sukses-menjadi-seorang-engineer/
    http://wiryanto.wordpress.com/2007/09/18/yang-penting-khan-hasilnya/
    http://wiryanto.wordpress.com/2006/12/09/suggestions-to-the-engineers/

    Ini beberapa peraturan yang sebaiknya diketahui oleh engineer :
    http://wiryanto.wordpress.com/2007/08/10/spek-beban/
    http://wiryanto.wordpress.com/2007/05/28/untuk-tukang-dan-insinyur-bangunan/
    http://wiryanto.wordpress.com/2007/04/23/a-c-i-3-1-8-02-lengkap/
    http://wiryanto.wordpress.com/2007/04/13/eurocode-3-design-of-steel-structures/
    http://wiryanto.wordpress.com/2007/03/20/karya-ilmiah-utama-ke-4-april-2007/

    Suka

  8. yonas Avatar
    yonas

    kpd pak wir

    pak wir banyak karya anda yang sangat bermanfaat.

    saya mau tanya satu hal yaitu bagaimana menghadapi kultur masyarakat tentang tempat keramat yang gak boleh dibangun. percaya gak percaya tukang saya pernah jatuh sampe 3x dan terpaksa proyek dihentikan dengan alasan ada penunggunya.

    Rugi donk…..
    thanx .

    Suka

  9. wir Avatar
    wir

    sdr. Yonas,

    **tempat keramat**
    Menarik sekali, tapi yang jelas hal-hal seperti itu sudah mulai tidak mempan, tempat-tempat yang seharusnya dilindungi oleh kearifan alam, dengan mengganggapnya keramat ternyata dalam kenyataan kalah oleh keserakahan manusia. Coba lihat itu mengapa hutan-hutan menjadi gundul, yang notabene dianggap keramat oleh masyarakat pendahulu.

    Jadi kalau demikian, sampai proyek dihentikan itu berarti yang mengerjakan proyek masih termasuk golongan masyarakat pendahulu. 😐

    Kalau masyarakat sekarang, rasanya di adu dengan duit bisa kalah lho hal-hal seperti itu. Caranya, ya tidak ditangani sendiri, mereka menerapkan konsep manajemen yaitu dapat memilih pemberi solusi yang tepat yang umumnya dari masyarakat yang menganggap keramat tersebut. Sebagai contoh, saya ada teman yang menangani proyek jalan tol Cipularang, katanya : sudah beberapa kambing itu yang dihabiskan untuk ngadain kenduri. Ternyata jalan juga khan. Bayangin di proyek itu ada cerita tentang pocong segala, wah seru lho.

    Yah, begitulah, bagaimaan nalar mengalahkan kepercayaan. Kuncinya di pikiran pekerja-pekerjanya. Kalau perlu pakai strategi primitif.

    Suka

  10. Anton Avatar
    Anton

    yth pak wir dan semuanya…
    saya terarik dengan artikel blog bapak khususnya yang berjudul :” pekerjaan tiang bor dan memilih jenis pondasi”..

    ada beberapa hal yang menjadi concern, antara lain :
    1. mengenai beton tremi…apakah ada yang punya referensi mengenai tremi ini…yang membahas didalamnya detail mix desain concrete-nya, mengingat untuk beberapa kasus ..pondasi dalam..sehingga yang menjadi pertanyaan adalah.. seberapa tinggi dan lebar dari bore pile yang diizinkan..agar beton segar (fresh concrete) dapat terdorong hingga permukaan tanah secara kontinu..

    2. ada yg punya spesifikasi dan metode pelaksanaan pekerjaan pondasi khususnya membahas tremi..

    thx..

    Suka

  11. Fiar Avatar
    Fiar

    Salam kenal pak wir,

    saya mau tanya nih tentang pondasi dalam,
    apa metoda yang bagus untuk menentukan friksi pada pondasi bore pile?
    JHP, alpa,tomlinson atau ada yg lain?
    referensi yg bagus apa?

    Eh iya, ada yg punya e-bo0k nya Braja M. DAS gak?
    trus sama TIA/EIA-222-G, kalo ada yg punya dishare donk ..
    thanks b4.

    Suka

  12. marlon Avatar
    marlon

    pak yang baik hati, gimana cara perhitungan Ka yang permukaan lerengnya tidak datar?

    dik
    sudut geser dalam 16,4
    kemiringan lereng 70
    kohesi 1.17
    tinggi longsoran 22m

    mohon bantuan bapak??

    Suka

  13. "rampy" Avatar
    “rampy”

    pak wir salam kenal
    pak wir ada yang saya mau tanyakan mengenai pondasi cakar ayam pada jln tol menuju bandara soekarno hatta yang katanya jln terus turun, apa yg salah pak ?

    pondasi cakar ayam kan temuan Indonesia, udah banyak yg menerapkan selain di Indonesia ?
    Thanks

    Suka

  14. wir Avatar
    wir

    sdr Rampy.

    Tidak ada yang salah dengan sistem pondasi cakar ayam. Dia telah menunjukkan sukses dipakai selama ini.

    Sukses dalam arti kata bahwa jalan dapat tetap berada di atas permukaan tanah sebagai satu kesatuan struktur yang dapat dibebani. Pada jalan yang terlihat tersebut, tidak dijumpai retak atau pecah atau sebagainya. Tepatnya jalannya utuh.

    Adapun mengalami penurunan terus itu akibat tanah dibawahnya, yang tidak kuat terhadap keberadaan jalan tersebut. Ini perlu diketahui karena pada prinsipnya pondasi cakar ayam adalah sistem pondasi dangkal, suatu sistem pondasi yang memang rawan terhadap penurunan tanah.

    Jadi bagaimanapun baiknya sistem pondasi tersebut, baca penelitian teman-teman UGM, selama itu masih dikategorikan sebagai pondasi dangkal maka resiko penurunan akan tetap ada.

    Sistem pondasi seperti itu cocok digunakan pada sistem struktur dengan beban relatif ringan , tetap dan setempat (lokal). Itu sudah dibuktikan untuk pondasi menara listrik. Karena jika bebannya fix, ringan dan setempat maka efek penurunan tidak terlalu terasa.

    Kalau untuk jalan, ini khan kebalikannya. Menerus itu nggak baik, karena kalau ada penurunan dan strukturnya tidak kuat pasti akan pecah (efek differential settlement). Selain itu bebannya sekarang khan bertambah volume lalu-lintasnya bila dibandingkan dengan jaman dulu ketika Prof.Sedyatmo membangunnya. Sekarang tol tersebut khan tidak hanya untuk bandara, tetapi juga untuk lalu lintas industri di sekitarnya. Beban bertambah, jadi resiko turun lebih besar, ditambah kondisi lingkungan yang berubah. Lha begitulah jadinya.

    Jadi jangan disalahkan yang membikin, yaitu prof Sedyatmo, jaman tersebut itu merupakan inovasi dengan batasan-batasan pemikiran waktu itu. Kalau kemudian batasan-batasan tersebut berubah, ya jelas hasilnya akan berubah juga.

    Jangan bayangkan suatu solusi akan berlaku mutlak sepanjang massa (abadi) meskipun jaman juga berubah. Itulah gunakan maintenance, itu juga perlu untuk infrastruktur teknik sipil sekalipun. Nggak hanya untuk mobil doang. Gitu lho. 😎

    untuk teman-teman yang lain
    Anton ttg tremie ; Fiar tentang metode ; Marlon tentang lereng
    untuk yang detail tentang pondasi, saya belum bisa menjawab tuntas ya. Mungkin ada teman ahli lain yang bisa membantu ?
    trim mau berkunjung dan memberi komentar.
    salam sejahtera semua. 😛

    Suka

  15. Fiar Avatar
    Fiar

    yah kok belum di jawab ya pak wir 😦

    Wir’s responds: saya tidak familiar dengan perencanaan pondasi, harus membuka buku dulu dan membaca. Lagi males aja. Jadi yang saya jawab ini adalah yang udah siap di otak, nggak perlu buka-buka buku, cukup buka internet aja. Gitu lho.

    Teman-teman yang tahu, tolong bisa dibantu itu pertanyaan Fiar. Ok.

    Suka

  16. asep Avatar
    asep

    Salam hormat pak Wiryanto,
    Saya awam dalam masalah arsitektur, ketika membuka blog bapak saya sangat tertarik dengan artikel2 di dalamnya. Dan saya ingin bertanya beberapa hal, mengenai bangunan.
    Saya memiliki rumah type 36/84, dibelakangnya ada lahan (2x 6M) yang perlu pengembangan lagi. Dan akan dibuatkan 1 ruang perpustakaan/baca disamping kamar tidur anak. Rencananya saya membangunnya menjadi 2 tingkat dan dibawah tangga ke lt 2 dibuat wc. Dan lantai atas untuk tempat jemuran dan 1 kamar tidur pembantu.
    Mohon bantuannya dibuatkan denah untuk pengembangan rumah tsb? Rumah tsb masih menggunakan pondasi biasa, berapa ukuran yang baik untuk cakar ayam dan berapa buah cakar ayam yang diperlukan?

    Terima kasih

    Wir’s responds: saya juga bukan arsitek pak. Nggak kompeten menjawabnya. Salam udah mampir.

    = tanah yang akan dikembangkan

    Suka

  17. Sani Adipura Winata Avatar
    Sani Adipura Winata

    Salam P Wir,

    sekedar share aja, saya hendak jawab pertanyaan sdr Fiar.

    Metoda cara menentukan yang bagus yang mana yach? “Do Not Design on the Paper What you have to wish into the ground” (Karl Terzaghi).. Unlike many Engineering discipline Geotechnical not pure science but rather it is an art from that required both judgment and experience to at arrive satisfactory solution.

    Jadi metoda mana yang paling bagus ? Metoda alfa, Beta atau Corellation ((qc/JHP), SPT) semuanya boleh digunakan tergantung kondisi lapangan, jika lapisan clay mungkin metoda alfa lebih cocok, kalau pasir mungkin metoda beta yang digunakan…JHP dari data sondir atau corelasi SPT boleh juga digunakan …untuk estimate ..pada akhirnya test pile untuk meng validation sejauh mana kebenaran perhitungan di atas kertas.

    Jadi sejauh mana estimate kita benar adalah tergantung…verify dan Interpretation soil parameter , apakah soil test yang dilakukan sesuai dengan kebutuhan design ?

    Mungkin itu aja mohon maaf bila ada kata tersilap.

    Salam.

    Wir’s responds: trims Sani atas sharingnya.

    Suka

  18. Sani Adipura Winata Avatar
    Sani Adipura Winata

    Maaf pertanyaan kedua belum terjawab.

    TIA-EIA-222-G kurang lebih sama dengan F cuma section capacity sudah mengacu pada AISC-LRFD.

    Untuk pembebanan angin kurang lebih sama dimana basic wind speed diambil Fastest miles dan 3 sec Gust.

    maaf saya tak punya e-book nya

    thanks.

    Suka

  19. Fadli Avatar
    Fadli

    Dapatkah saya dibantu untuk perhitungan struktur gedung 2 lantai.
    Masalah fee dapat dinegosiasikan

    Suka

  20. heribertus Avatar
    heribertus

    Salam Sejahtera pak Wir,
    Pak Wir, Dapat kah saya membaca dan mendapatkan lebih banyak referensi tentang pondasi misalnya sumuran,tiang pancang dan cerucuk, saya lagi penelitian untuk tugas akhir S1,Thank,dari Heribertus di Pontianak

    Suka

  21. Sendy Avatar
    Sendy

    Hallo Mas Heribertus,

    Mungkin bisa diberikan lebih spesifik topik tugas akhirnya (mungkin saya bisa bantu paper2 yg berhubungan — kalo saya punya)?

    Kalo referensi ttg pondasi, menurut saya, terlalu luas dan banyak sekali. Sebagai contoh, di setiap buku mekanika tanah ataupun teknik pondasi (baik dari luar, i.e. J. Bowles, B.M. Das, Tomlinson, etc, maupun dalam negeri, i.e. Indrasurya&Nooh (ITS), Hary Christady (UGM)) dapat ditemukan banyak references dibagian belakang buku ataupun setiap bab.

    best regards.

    Suka

  22. Jeffrey Avatar
    Jeffrey

    Dear,
    Pak Wir gimana kira2 pemecahan masalah jika rumah saya misalnya tiba2 retak pada lantai dan temboknya. jenis tanahnya adalah clay, dan berada di lereng miring. terus terang saya udah coba pake crucuk dll tapi kok tetep aja!!
    thanks atas advicenya!

    Suka

  23. wir Avatar
    wir

    @Jeffrey
    Wah masalah tanah, ini kayaknya cocok dijawab oleh mas Sani A.W atau mas Sendy yang sudah comment di atas.

    Tapi ada baiknya saya coba melihat dari kaca mata structural engineer yang mungkin relatif awam dengan tanah sehingga cukup sederhana untuk dimengerti.

    Tiba-tiba retak, berarti menunjukkan adanya deformasi pada tanah dibawahnya. Bisa retak jika struktur tidak didesain untuk mampu menerima differential settlement, yaitu adanya perbedaan penurunan antara bagian tumpuan satu dengan yang lain, sifatnya lokal pada bagian bangunan tersebut.

    Penyebabnya apa ?

    Jika bukan tanah miring maka penyebabnya adalah beban yang berada di atasnya. jika tanahnya pasir maka deformasi akan terjadi sesaat setelah beban bekerja, dan setelah ‘padat’ maka akan berhenti. Sedangkan jika clay, karena ada sifat konsolidasi maka penurunan yang terjadi merupakan suatu fungsi waktu, bisa berlangsung lama dan itu ditentukan oleh ketebalan lapisan clay tersebut.

    jadi dipakainya cerucuk tidak jaminan, cerucuk hanya membantu menyebarkan beban pada kedalaman cerucuk tersebut yang umumnya terbatas. Tapi jika ketebalan tanah clay lebih besar dari cerucuk maka jelas bagian yang lain ini yang akan menimbulkan deformasi. Itulah mengapa, lain waktu lagi masih terjadi fenomena retak-retak.

    Salah satu solusi sederhana adalah mengusahakan bagian pondasi atau tie-beam cukup kaku, ini khususnya untuk rumah yang relatif mempunyai luasan yang kecil dan bobot ringan. Sehingga jika ada penurunan maka keseluruhan bangunan akan turun tetapi tidak retak. Kalau mau efektif , ya pakai aja pondasi dalam. Beres !

    Pada tanah miring, selain kasus di atas, maka akan ada juga tambahan deformasi yang disebabkan oleh pengaruh stabilitas lereng. Tapi ini kasusnya bisa global. rumah didekatnya juga terpengaruh. Kalau tanah clay fenomenanya kadang-kadang aneh, jika kering maka stabil, tetapi jika ada hujan, wah bisa gawat itu. Oleh karena hati-hati jangan sampai ada retakan pada tanah clay yang menampung air.

    Yah, begitulah pak, dari kaca mata awam saja (bukan ahli geoteknik) penyebabnya bisa banyak dan rumit. Pantes belajar geoteknik lebih susah. 😀

    Suka

  24. irma aswani Avatar
    irma aswani

    nimbrung lagi nih pak wir
    Apakabarnya?
    Saya pernah melihat gambar rencana, pake sloof pada pondasi dangkal (poer) kemudian ditambah dengan tiang pancang. Ada juga gambar rencana, ada sloof digunakan pondasi dalam (tiang pancang) dengan pile cap..
    Tolong kasi komentar dong pak wir.. dari segi jenis pondasinya.
    terima kasih banyak

    Suka

  25. wir Avatar
    wir

    tidak ada yang aneh kecuali ini :

    pake sloof pada pondasi dangkal (poer) kemudian ditambah dengan tiang pancang

    Itu perlu minta penjelasan lagi, apa betul seperti itu. Kenapa ? Karena pada pondasi yang sama tidak bisa diharapkan kekuatan pondasi adalah gabungan antara pondasi dalam dan pondasi dangkal. Secara sederhana nggak bisa digabung, apalagi jika pondasi dalamnya tipe bearing pile. Semua beban akan masuk ke pondasi dalam.

    Untuk tanah dengan lapisan tanah keras yang sangat dalam, sehingga dipakai pondasi dalam tipe friksi maka ada kemungkinan digunakan pondasi gabungan yang disebut pile-raft, pondasi cakar ayam bisa termasuk dalam hal ini. Hanya sayang yang disebut pile relatif pendek dan besar, meskipun kuat tetapi rentan terhadap penurunan tanah akibat efek konsolidasi. Itu aja ya.

    Suka

  26. budi syekhabuddin nugroho Avatar
    budi syekhabuddin nugroho

    contoh perhitungan pondasi ada ngga pa wir ?
    kaya pondasi bored pile
    tq pa wir

    Suka

  27. fathurrahman Avatar
    fathurrahman

    Pa…
    bisa bantu saya dalam penelitian Perilaku Tanah Lunak di daerah Rawa Pasang Surut, berupa data-data dan referensi lainnya. Terimakasih

    Suka

  28. Datyo Avatar

    Pak Wir, 2 minggu lagi kalau top management sudah memutuskan, kami akan membuat pondasi +tangki dengan beban sekitar 20ribu ton untuk diameter pondasi 36 m. Data soil test yang lama SPT >40 ada di kedalaman 50m, friction hampir zero karena posisi di pantai. Apa Pak Wir ada rekanan konsultan yang bisa membantu ? menentukan jenis pondasi untuk tangki tersebut, menggunakan concrete pile atau bore pile termasuk desain pondasi. Semula kami akan menggunakan concrete pile, tapi perlu pile banyak sekali, Sementara waktu yang ada sangat pendek, untuk menggunakan bore pile saya tidak yakin waktunya cukup, selain itu kami tidak ada pengalaman di bore pile. Terima kasih atas bantuannya.

    Wir’s responds: kalau konsultan khan banyak pak, misalnya PT. Wiratman & Associates, saya kira sudah terbiasa dengan permasalahan seperti itu. Atau bisa juga ke pakar geoteknik, misalnya Prof. Paulus P. Rahardjo di UNPAR, beliau juga terbiasa menangani kasus-kasus praktek, juga teman-teman di ITB misal Bapak Manshur Irsyam, dll.

    Suka

  29. pipiet Avatar
    pipiet

    Pak Wir, saya mau tanya mengenai sistem pondasi cakar ayam. Kebetulan di Malang susah sekali cari literaturnya, padahal saya sangat membutuhkan untuk tugas akhir saya. Bisa kasih saya bocoran info tentang pondasi cakar ayam atau literaturnya? kalau bisa dalam bentuk e-book. Terimakasih.

    Wir’s responds: saya juga belum pernah baca dik. Orang Indonesia khan budayanya lesan, jadi pemahamannya umumnya juga disampaikan secara lesan. Kalau tidak salah, saya pernah mendengar teman-teman di UGM melakukan penelitian untuk mengungkapkan teori pondasi tersebut, tetapi saya kurang tahu apa sudah ada hasilnya atau belum. Atau mungkin sudah ada hasilnya tapi belum dipublikasikan. Kalau ketemu di infokan ke sini juga ya.

    Suka

  30. pipiet Avatar
    pipiet

    pak wir, mau tanya lagi nih, sebenarnya fungsi urugan yang diberikan saat kita mendirikan bangunan misal diatas pondasi, terutama untuk tanah yang daya dukungnya rendah dan muka air tanahnya sangat dangkal misal di bawah 1 meter gitu. apakah hanya agar air tanahnya tidak naik ke permukaan atau karena air tanah tersebut bisa mengganggu kestabilan tanah dan struktur pondasinya, dalam hal ini pondasinya dari beton bertulang. Terimakasih atas tanggapannya Pak Wir.

    Suka

  31. badaruddin Avatar

    Dear Pak Wir,

    Saya pernag ke labnya pak harry crystadi, trus saya melihat beberpa pajangan tetang penelitian beliau mengenai modified pondasi cakar ayam, dan kalau tidak salah saat ini sudah dipatenkan bersama pak bambang suhendro dan pernah dimuat disalah satu koran harian saya lupa persisnya.

    salam
    badar

    Suka

  32. sendy Avatar
    sendy

    Dear Pipiet,

    Dengan asumsi bahwa urugan adalah cohesionless soil (e.g. pasir,sirtu) dengan permeabilitas yang besar, maka bukan berarti tambahan urugan dimaksudkan agar air tanah tidak naik ke permukaan.
    Menurut saya, urugan itu secara umum berfungsi untuk meratakan beban terhadap lapisan tanah dibawah tanah urugan.

    sendy.

    Suka

  33. Panji Utomo Avatar
    Panji Utomo

    Dear Pipiet,
    Saya ingin memberikan komentar ttg masalah urugan. Mengenai pemberian tanah urugan untuk mencegah air tidak naik, mungkin dilakukan. Tapi untuk luas yang sangat luas dan tanah urugan harus bersifat inpermeable, misalnya berupa tanah clay.

    Pemberian timbunan clay ini memberi efek daya apung yang bisa memperlambat proses consolidasi. Bayangkan begini, tanah sangat luas, bagian atasnya inpermeable. Air di bagian tengah terjebak, tidak bisa keluar secara vertikal. Sehingga harus bergerak secara horizontal untuk keluar.
    Hal ini memperlambat proses konsolidasi. Seingat saya, peristiwa ini dinamakan Bouyency Effect.

    Menurut saya terdengar agak aneh, biasanya proses konsolidasi dipercepat dengan pemberian timbunan pasir, pompa atau vertical drain.

    Mungkin hanya wacana atau teori, tapi tidak digunakan di lapangan.

    Demikian, semoga bermanfaat. Saya bukan ahli dalam hal ini. Mohon agar dikoreksi.

    Thanx Pak Wir. Saran nih, artikel mengenai geotekink diperbanyak donk.

    Suka

  34. RizAL Avatar

    pak mau minta tolong,,apa beda pondasi dangkal dengan pondasi dalam?

    Wir’s responds: silahkan baca buku pondasi, mestinya ini pengetahuan dasar perkuliahan di level S1 jurusan teknik sipil. Sebagai gambaran singkat, pondasi dangkal cenderung memberikan penurunan tanah yang lebih besar dibanding pondasi dalam. Oleh karena itu, meskipun terlihat mempunyai kapasitas daya dukung yang sama, tetapi karena deformasinya berbeda, keduanya tidak boleh digabung menjadi satu sistem struktur pondasi untuk memikul beban yang sama.

    Suka

  35. ikochan Avatar

    pak, makasih ya atas artikelnya.boleh bertukar link ga?boleh saya masukkan ga artikel ini ke blog saya, kebetulan saya tertarik dengan ilmu mengenai pondasi. Ada rekomendasi link mengenai geotekik ga pak?

    Suka

  36. helmy darjanto Avatar
    helmy darjanto

    Teman2 yang bijak:
    Saya mencoba untuk sedikit menjelaskan tentang penggunaan metoda alfa/beta/lambda

    Metoda alfa
    Kuat dukung friksi yang diperkirakan dengan menggunakan metoda alfa sangat tergantung kepada ketelitian nilai kuat geser undrained Su dan koef. alfa (range : 0.25 – 1.40). Penggunaan Su (yang didasarkan atas analisa teg total) untuk memperkirakan kuat dukung friksi tiang mempunyai kelemahan teoritis yang mendasar, yaitu:
    1. Distorsi geser terjadi pada daerah yang relatif dekat sedikit di luar selimut tiang. Pada saat beban bekerja drainase dari atau ke daerah tipis ini akan terjadi dalam waktu yang relatif singkat,
    2. Pelaksanaan fondasi tiang, baik pancang atau bor, tidak terhindarkan akan menimbulkan gangguan di sekitar tiang yang akan membuat hilangnya kohesi tanah.

    Nilai kuat geser undrained, Su, bukan merupakan nilai yang unik. Nilai Su ini antara lain dipengaruhi oleh efek orientasi dari benda uji atau faktor anisotropi, tipe pengujian.

    Metoda lambda
    Oleh karena masih menggunakan nilai Su maka kendala2 di atas (metoda alfa) yang sama akan dijumpai pula pada metoda lambda.

    Metoda beta
    Dibandingkan dengan ke 2 metoda di atas yang empiris, metoda beta mempunyai dasar teori mekanika tanah yang lebih baik. Range atau variasi nilai beta sangat kecil berkisar 0.25 – 0.30. Penelitian Burland (1973 – 1993) nilai beta di lapangan bervariasi antara 0.25 – 0.40 dengan nilai rata2 0.30 (bandingkan range nilai alfa = 0.25 – 1.40). Untuk tanah di jalan Thamrin Jakarta hasil penelitian praktisi geoteknik adalah berkisar 0.40

    Kendala dalam penentuan Su tentunya tidak ada dalam metoda beta.

    Ke 3 metoda ini untuk tanah lempung sedangkan metoda beta untuk tanah pasir sangat bergantung pada nilai K (koef tekanan tanah lateral) atau cara pelaksanaan instalasi tiang di lapangan.

    Semoga ada manfaat ….

    Wir’s responds : trims pak atas penjelasannya.

    Suka

  37. Agung Avatar
    Agung

    Yth Pak Wir, apakah ada aturan untuk menentukan dilatasi bangunan apabila ditinjau dari panjang atau lebar dan ketinggian bangunan. Terima kasih

    Suka

  38. sigit Avatar
    sigit

    Yth Pak Wir
    Di daerah kami (kalimantan Tengah, Muarateweh)ada kasus pondasi tiang fail, ternyata tiang tidak mencapai lapisan yang diinginkan, karena waktu tiang sudah tdk dapat masuk kedalam lagi yang ternyata lapisan tersebut tdk mempunyai daya dukung yang kuat,
    Pertanyaannya apakah perlu di bor dulu tanah tersebut sampai kedalaman yang diinginkan dan setelah itu baru di pancang? mohon saran pak

    Suka

  39. wir Avatar
    wir

    @Helmi Darjanto
    Trims pak dibantu menjawab, saya sudah sangat lama tidak mengulik ttg pondasi. Jadi kayaknya nggak lebih dari tingkat sarjana kompetensinya. 😉

    @Agung
    Dilatasi bangunan, untuk bangunan rendah lebih diprioritaskan pada bahaya shrinkage (kembang susut). Bisa juga untuk mengantisipasi differential settlement, yang mungkin terjadi jika ada dua bagian bangunan dengan dua sistem pondasi yang berbeda, misalnya pada bangunan utama pakai tiang pancang, sedang ada bangunan samping, kecil pakai pondasi batu kali.

    Untuk bangunan tinggi, maka siar dilatasi perlu diberikan pada dua bangunan yang terpisah yang berdekatan, yaitu untuk menghindari benturan. Ini harus memenuhi syarat SKSNI gempa, juga harus lebih besar dari hasil hitungan displacement lateral yang keluar dari program (misalnya ETABS).

    @sigit
    pondasi tiang pancang itu ada dua mekanismenya yaitu friksi (sepanjang tiang) dan bearing (di ujung tiang). Jadi jika tidak ada tanah keras maka desain saja dengan friksi. Kondisi tersebut memerlukan tiang yang panjang. Tetapi perlu dipertimbangkan kekakuan lateral, jika ternyata tanah dibawahnya terlalu lembek.

    Masalah untuk friksi, mungkin secara tegangan ok, tetapi displacement atau penurunan pondasi dalam jangka panjang bisa terjadi. Jika demikian maka struktur atas perlu dipertimbangkan dengan kondisi tersebut. Bisa juga dipertimbangkan sistem tie-beam yang cukup kaku.

    Cara anda dengan mengebor dulu, baru di pancang maka kapasitas friksi jadi berkurang. Jika friksi berkurang dan bearing tidak ada, maka jelas kapasitas tiang tidak optimal. Bisa-bisa tiang hilang kebawah. 😉

    Suka

  40. sigit Avatar
    sigit

    matur nuwun pak jadi lego aku, sudah dijawab.

    Suka

  41. helmi rismanto Avatar

    Yth, Pak Wir
    Skr ini saya mencari teori dan rumus effisiensi kelompok tiang pondasi dengan jumlah ganjil…mohon saran dan petunjuk Pak Wir
    Kira-kira referensinya ada di buku karangan siapa ya pak? Mungkin Pak Wir ada bukunya?
    Soalnya saya dah cari rumusnya blum ketemu pak
    Trimakasih

    Wir’s responds: saya nggak mendalami pondasi.

    Suka

  42. Riko Samosir Avatar
    Riko Samosir

    Yth Pak Wir,

    Salam kenal Pak! Two thumbs up buat situs nya Pak Wir.. Soalnya saya yang orang awam aja ikutan ngerti soal pondasi.. 🙂

    Btw, kalau untuk rumah tinggal, luas tanah 500m2, luas lt1: 300m2, luas lt2: 200m2, kondisi tanah rendah (1,5 m dari dari perm jalan-> perlu diurug karena rencana rumah mau dibangun selevel jalan), dan kedalaman tanah keras 6m dari perm jalan, pondasi apa yang paling optimal dari segi biaya dan kekuatan ya pak?

    Thanks before

    Suka

  43. Herwan Dermawan Avatar

    Salam kenal pak,

    Saya herwan.. mungkin pak wir lupa sama saya dulu kuliah bareng interaksi tanah struktur (kombinasi pak paulus pramono dan pak paulus karta) bareng mas aji dan pak nathan… kebetulan lagi nyari ASTM untuk shotcrete eh ketemu ama site ini… matap pak site nya…

    Salam,

    herwan

    Suka

  44. sigit Avatar
    sigit

    Pak Wir nuwun sewu, kapan ada seminar atau apapun namanya, seperti beberapa waktu lalau di kantor PII ?

    Matur nuwun

    Wir’s responds: kalau seminar teknik sipil, besok di UPH ada lho, yaitu KONTEKS3, kerja sama dengan UAJY Yogyakarta.

    Suka

  45. tyo Avatar

    pak wir,
    saya nak sipil yg msih smster 1,saya ingin tahu mengenai materi pondasi walau belum dikasih materi ttg itu,bisa minta referensi ttg pondasi…?
    Trims…

    Suka

  46. budi santoso Avatar
    budi santoso

    Pak wir…
    saya senang sekali menemukan web ini, saya seorang engineer baru lulus dari sebuah universitas swasta di jogja, skrg saya kerja di sebuah kantor konsultan dijakarta..

    1. saya mau tanya untuk mengetahui besarnya daya dukung pondasi bored pile kita dapat mengetahuinya berdasarkan hasil lab setelah uji sondir? atau kita dapat mengetahui tanpa uji sondir pak?

    2. saya mau tanya pengaruh getaran Lift dan Eskalator terhadap pondasi., apakah ada analisa untuk mengetahui berapa besarnya getaran lift/eskalator, sehingga kita bisa konversikan menjadi gaya.

    maaf pak kalo bahasa yang saya gunakan semrawut, maklum saya engineer baru.

    Suka

  47. ANDRI Avatar
    ANDRI

    Dear P. Wir…
    Salut atas webnya…..
    Saya mau bertanya mengenai pondasi pak, mungkin bisa dibantu :

    1. Pada tanah yang kembang susutnya tinggi, alternatif pondasi dangkal dan pondasi dalam apa yang bisa diterapkan?

    2. Metoda apa ya pak untuk menguji mutu pekerjaan tiang pancang? (apakah loading test?)

    kami tunggu jawabanya ya pak…
    terima kasih

    Suka

    1. hade Avatar
      hade

      (1)…fondasi di atas tanah kembang susut
      hati2 jika menggunakan fondasi dangkal pada tanah kembang susut karena daya kembang bisa s/d 40 ton/m2…hal ini bisa menimbulkan kerusakan bangunan…oleh karenanya lebih bijak menggunakan fondasi dalam yang kedalamannya harus melampaui tebal tanah kembang susutnya….

      (2)…mutu pekerjaan tiang
      …loading/pda test utk menguji kuat dukung ijin, sedangkan keutuhan tiang dengan sonic integrated test….

      Suka

  48. rahmi Avatar
    rahmi

    Pak saya mahasiswa tingkat akhir jurusan T.Sipil..
    mohon bantuangnya pak…
    Pak tugas akhir saya tentang daya dukung pondasi tiang. Dengan menggunakan data SPT..
    Yang mau saya tanyakan data tanah saya berdasarkan deskripsi tanahnya ada yang gambut dan lanau… Nah saya bingung mengitung daya dukungnya. Kita mengasumsikan tanah itu bersifat seperti Clay atau Sand. Karena pengetahuan saya yang mencari daya dukung pondasi hanya bisa untul Clay dan Sand….

    Saya bingung pak mohon petunjuknya…
    apakah saya mengsaumsikan sendri clay aja..
    trus berdasarkan apa?

    Makasih pak…

    Suka

  49. JULY Avatar
    JULY

    Pak Wir yg baik…
    Bagaimana bila pondisi tanah naik 4 m diatas permukaan jalan , dan di bawahnya sdh ada bangunan (existing) , maka pondasi diatas bgnan existing ini apakah bisa menggunakan fondasi dangkal saja , tidak perlu bored pile.
    Terima kasih

    Suka

  50. wahyoe Avatar
    wahyoe

    buat saudara fiar
    nyari buku braja m das untuk pondasi, saya ad soft kopinya, hanya saja bahasa yg digunakan bukan bahasa inggris, tp bahasa latin…..

    Suka

Tinggalkan Balasan ke ANDRI Batalkan balasan

I’m Wiryanto Dewobroto

Seseorang yang mendalami ilmu teknik sipil, khususnya rekayasa struktur. Aktif sebagai guru besar sejak 2019 dari salah satu perguruan tinggi swasta di Tangerang. Juga aktif sebagai pakar di PUPR khususnya di Komite Keselamatan Konstruksi sejak 2018. Hobby menulis semenjak awal studi S3. Ada beberapa buku yang telah diterbitkan dan bisa diperoleh di http://lumina-press.com