Punya blog itu banyak enaknya, kadang-kadang nggak perlu susah payah memperkenalkan diri. Eh ternyata waktu mau dikenalin, sang tamu sudah tahu namaku dan lain-lainnya. Juga tentang ketertarikanku ngulik software-software engineering nggak perlu diceritain lagi. Ya, kira-kira begitu kesanku, ketika kemarin, dosen baja UPH yaitu ibu L.H. mengenalkan kami, teman-teman jurusan teknik sipil UPH, dengan tamu-tamu dari PT. CHC (steel fabricator and manufacturer) yang berpusat di Cilegon, yaitu bapak Ir. H.S (Director) dan bapak S. (Chief of Drafter) di ruang pertemuan FDTP Lippo Karawaci.
Maksud pertemuan adalah seperti biasa, yaitu kita membuka diri bagi kalangan industri, mencoba berdialog, siapa tahu mendapat titik temu untuk saling win-win, antara institusi pendidikan dan industri. Minimal mencari masukan, hal-hal apa yang menjadi minat industri sehingga siapa tahu bahwa materi pembelajaran di jurusan yang kami kelola ini dapat saling link-and-match dengan dunia kerja. Maklum sekolah swasta, kami harus dinamis, mandiri, berusaha mencari hal-hal positip yang dapat dikembangkan untuk menjadi center of excellence kami. Aduh sok idealis, ya gimana lagi, kalau nggak gitu nggak survive. Iya khan.
Pertemuan cukup lama, dari jam 13.30 sampa jam 16.00, seru juga.
Salah satu motivasi mereka berkunjung ke UPH adalah adanya anggapan bahwa kami-kami (dosen atau mahasiswa) banyak yang tertarik dengan software-software engineering.
Lho steel fabricator koq ngomong software engineering ?
Tenang-tenang ! Maksudnya, sebagai fabricator mereka sangat terbantu dengan adanya software engineering, yang menurut mereka sangat meningkatkan kinerja sangat signifikan, sehingga mampu melaksanakan proyek-proyek besar dalam waktu yang relatif lebih singkat dibanding kompetitor lainnya. Software yang diunggulkan selama bertahun-tahun berhasil menangani proyek-proyek besarnya adalah TEKLA.
Software tersebut hebat sekali, presisi tinggi dan mudah baik dari segi pemakaian maupun evaluasinya bahkan oleh awam sekalipun karena termasuk dalam software 3D. Selain itu bisa dikaitkan langsung dng aspek manajemen (QS, step of construction, storage manajemen dll) bahkan dapat dihubungkan dengan mesin CNC. Intinya beliau mau mengatakan bahwa era sekarang, untuk industri baja, design dan fabricator maka TEKLA sangat mumpuni.
Masalahnya adalah sdm yang menguasai software tersebut juga tidak banyak. Jadi dengan berkunjung ke uph maka jika mhs akhirnya bisa juga mengusainya maka tentunya kelangkaan sdm bisa teratasi.
Dalam berbicara tentang prospek software tersebut, beliau mengatakan bahwa kompetensi menggunakan software tersebut merupakan kompetensi tingkat internasional. Jadi ujung-ujungnya bisa menerima pekerjaan dari luar negeri, ngerjainnya dirumah, dikirim balik via teknologi internet. “Wah dollarnya banyak lho pak Wir“, begitu promosi mereka agar kami-kami bisa mensosialisasikan hal tersebut.
Wah ternyata pemakaian software di industri sudah semakin maju ya, tidak hanya program SAP2000 aja.
Pada kesempatan lain, mereka mengatakan akan menjadi agen untuk software serupa, tetapi bukan TEKLA. Software yang dimaksud adalah STRUCAD, katanya kemampuannya sama. Untuk software tersebut mereka ingin membuka peluang kerja sama.
Untuk sementara begitu dulu ya. Intinya software TEKLA dan STRUCAD ternyata sudah dipakai berproduksi di industri baja Indonesia, juga di industri OIL and GAS. Jadi yang punya kompetensi tersebut, dan belum punya job silahkan ditindak-lanjuti. OK.







Tinggalkan Balasan ke togar Batalkan balasan