Banyak orang menganggap bahwa eksiklopedia Wikipedia adalah sangat hebat dan akurat. Semula akupun menganggap demikian, khususnya untuk topik-topik yang belum aku ketahui, yaitu topik di luar bidang profesiku. Tetapi selanjutnya, ketika membaca penjelasan Wikipedia (berbahasa Indonesia) tentang bidang teknik sipil, aku mulai ragu. !?!?!  Banyak uraian yang diberikan terasa janggal !

Melihat hal tersebut, maka secara natural dan spontan, saya mencoba mencari tahu, siapa yang menulis penjelasan tersebut. Ternyata ANONIM, saya tidak tahu siapa yang menulis, apakah memang punya kompetensi untuk menulis itu atau iseng aja karena kebetulan familiar dengan Wikipedia (melek internet maksudnya). Melihat kenyataan tersebut, baru aku merasa “apa artinya sebuah nama“. Bagaimanapun nama memberi suatu kepercayaan bahwa materi yang disampaikan “memang tidak meragukan“. Jadi karena tulisan tersebut ditulis oleh anonim maka kebenarannya saya ragukan, akhirnya materi Wikipedia bagiku juga meragukan.

Salah satu tema atau topik yang aku rasa janggal adalah materi berikut :

Informatika Sipil merupakan cabang baru dari ilmu teknik sipil yang merupakan gabungan dua disiplin ilmu utama yaitu teknik sipil dan ilmu komputer. Hal yang mendasari pembentukan disiplin gabungan ini ialah permasalahan yang terkadang muncul sebagai hambatan atau tantangan dalam pendesainan ,pengerjaan atau koreksi terhadap kerja yang telah dicanangkan. Dicontohkan seperti permasalahan pengujian kekuatan sebuah struktur dengan material baru, pemodelan aliaran air sungai, penyebaran limbah dalam tanah hingga tantangan untuk proyek yang dapat membahayakan jiwa seperti pemodelan pembangunan reaktor nuklir dan bendungan dilengkapi dengan faktor bahaya yang mungkin terjadi seperti gempa bumi dan banjir badang. Pada awalnya banyak digunakan tenaga ilmuwan informatika secara murni untuk terjun didalamnya, tapi karena keunikan proyek bangunan dan permasalahannya, dibentuk disiplin baru ini untuk menjawab tantangan yang berkaitan dengan permasalahan keilmuan khas tehnik sipil yang membutuhkan kemampuan informatika.

Materi yang diajarkan pada bidang ini mencakup beberapa pengetahuan dasar yang harus dipunyai seperti :

  • Konsep dasar dari Finite Element Method,Finite Differential Method atau Finite Volume Method, yang biasanya dibutuhkan untuk menyelidiki kemampuan suatu materi dengan dibagi material tersebut dalam beberapa segmen pengukuran. Setiap segmen pengukuran akan menghasilkan nilai nilai. Kumpulan dari hasil nilai tersebut didapatkan nilai optimum analisa tersebut.
  • Beberapa jenis Bahasa pemrograman komputer diperlukan mengingat setiap bahasa pemrograman mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing masing. Minimal seorang insiyur dibidang ini menguasai bahasa pemrograman C++ dan Java.

[ Sumber: Wikipedia-Indonesia]

Sengaja aku kutip mentah-mentah uraian di atas dari Wikipedia-Indonesia, tanpa merubahnya.

Bagaimana pendapat anda tentang uraian di atas ? Menurut anda tepatkah penggunaan kata informatika, juga tentang keharusan menguasai bahasa pemrograman C++ dan Java. Apakah benar itu !

Sebelumnya saya menganggap bahwa karena memakai kata informatika yang berkonotasi informasi maka materi yang ingin disampaikan adalah terkait dengan bidang manajemen konstruksi. Pengolahan informasi di bidang teknik sipil untuk maksud pengelolaan proyek. Kalau itu, aku masih dapat menerima. Tapi ternyata si penulis di Wikipedia menghubungkan istilah informatika sipil dengan pengujian kekuatan yaitu memakai finite element methods. Kalau seperti itu sih bukan informasi tetapi permasalahan numerik. Aku menyebutnya sebagai simulasi numerik atau analisa numerik.

Juga pernyataan tentang pada awalnya banyak digunakan tenaga ilmuwan informatika, ini juga janggal. Setahu saya yang mengembangkan metode matrik dan selanjutnya menjadi metode finite element (elemen hingga) adalah engineer untuk permasalahan vibrasi. Baca ini. Dalam konteks tersebut diperlukan proses invers matrik yang melibatkan numerik yang banyak sehingga mesin bantunya memang ditugaskan untuk menghitung atau bahasa inggrisnya to compute .  Jadi mesin penghitung tersebut populer dengan sebutan computer.

O ya, untuk finite element method dan perhitungan-perhitungan maka bahasa pemrograman yang andal adalah Fortran dan itu sudah cukup tidak harus menguasai C++, apalagi Java. Itu sih memang untuk orang informatika, bukan engineer. Karena keduanya hadir setelah Fortran, maka jelaslah kalau pada suatu tahapan tertentu memang lebih hebat. Tapi kalau hanya sekedar numerik, angka maka Fortran sudah lebih dari cukup.

Jadi intinya computer diciptakan untuk melayani engineer, baru setelah itu dikembangkan untuk bisnis karena kemampuan sorting dan searching, sekaligus digabung dengan teknologi penyimpanan data serta keamanan, maka jadilah fungsi data-base. Baru setelah itu perlu adanya ahli informatika.

Jadi penjelasan di atas yang ada di Wikipedia seakan-akan menyatakan bahwa ahli informatika ada lebih dulu dibanding engineer. Itu salah besar.

Jadi materi Wikipedia ttg “informatika sipil” menurutku tidak benar !

Kelihatannya yang nulis bukan orang teknik sipil, atau mungkin baru lulus sekolah yang tahunya komputer dan belum pernah kerja dibidangnya.
Wallahualam.

Pesan : untuk tulisan anonim, hati-hati ! Jika salah, tanggung sendiri !

17 tanggapan untuk “informatika sipil, apa itu ?”

  1. Antony Pranata Avatar

    Jadi pak Wiryanto mau jadi volunteer untuk “memperbaiki” artikel ini? Hehehe…. 🙂

    Kan namanya wiki page, demokrasi… semua orang bisa perbaiki kalau ada yang salah.

    Suka

  2. Hartanto W. Avatar
    Hartanto W.

    Ya, wikipedia memang tidak selamanya benar. Sebagai opensource encyclopedia, wikipedia BUKAN tergolong literatur ilmiah dan tidak boleh dijadikan referensi akademis. Inilah yang kurang dipahami banyak pihak, pokoknya asal refer ke wikipedia.

    Toh, siapapun dapat memasukkan fakta versi mereka sendiri ke dalam wikipedia, sehingga akurasinya diragukan.

    Wikipedia hanya boleh kita jadikan sumber informasi sekunder, jika kita ingin tahu mengenai suatu topik secara kasar, walaupun detailnya belum 100% benar.

    Salam,
    H.W.

    Suka

  3. wir Avatar
    wir

    Pada mulanya begitu Antony, ya maksudnya ingin berbagi bagi sesama. Tapi lalu jadi ingat bahwa

    tujuan baik, belum tentu orang lain melihat itu baik.

    Karena hasil revisi tersebut juga bersifat anonim, maka orang yang dulu nulis selama yakin bahwa tulisannya benar dan melihat tulisan baru hasil revisi, maka dia akan berkata “ini tulisan tidak benar, jadi harus dibenerin”, maka direvisi ulang lagi tulisan tersebut. Begitu seterusnya. Itu bisa aja khan. Siapa tahu dia punya akses yang lebih baik dengan Wikipedia atau bisa aja yang nulis ‘orang dalam’. Toh orang luar juga tidak tahu. :mrgreen:

    Jadi dengan “siapa saja bisa jadi volunteer”, maka kriteria bahwa “suatu tulisan salah”, juga menjadi tidak jelas. Apa hayo kriteria kalau itu salah. Paling-paling ada yang kasih kritik seperti di atas itu khan. Kalau tidak, orang lain yang tidak tahu, pasta akan menelan mentah-mentah materi dari internet ini.

    Internet khan canggih, itu lho kata iklan di TV kepada anak-anak SD. 😛

    Jadi intinya, isi suatu tulisan yang ditulis secara anonim, itu bisa benar dan bisa juga salah. Kalau benar itu syukurlah, tetapi jika salah berarti itu kesalahan yang mbaca. Jadi 50%-50% khan.

    Kebenarannya tergantung dari siapa yang memakai dan menjadikannya referensi, jadi Wikipedia tidak bisa dijadikan jaminannya.

    Jadi kalau orang yang memakainya aja juga tidak tahu, ya udah, itu seperti masuk hutan dengan orang yang mengaku pawang hutan. Eh, ternyata sehari-harinya jualan pulsa di kota, jadi mana tahu hutan. Syukur kalau ketemu bidadarinya Jaka Tarub, tapi kalau ketemunya raja hutan lapar. Gimana hayo. :mrgreen:

    Kalau begitu aku setuju dengan pendapat sdr. Hartanto. Jadi membaca informasi dari Wikipedia boleh-boleh aja, itu sebagai data awal untuk memulai, tetapi untuk mendapatkan keyakinan bahwa apakah itu benar atau tidak maka perlu rujukan yang tidak anonim.

    Kebetulan aja, aku tahu bahwa materi di atas janggal, kalau untuk materi lainnya, “aku tidak tahu”. Coba gimana itu. Benar atau salah sih ?

    Aku juga tidak tahu. 😆

    Suka

  4. Tao - TSM Avatar

    Hhhmmmm…. Baru tahu gua…..

    Suka

  5. Antony Pranata Avatar

    Pak Wiryanto, setuju bahwa bisa aja si anonim nanti ganti tulisan pak Wir. Jadi cuman ganti mengganti aja setiap hari gak ada ujung pangkalnya.

    Ini juga sudah ada di agenda wikipedia. Saya denger kapan itu, mereka lagi mau bentuk semacam expert group; yang tujuannya memonitor tulisan2 di kategori tertentu. Jadi jangan sampai anak lulusan SD nulis tentang informatika sipil. 🙂

    Saya belum tahu status terakhir project ini; tapi denger2 udah ada arah ke sana.

    Kebetulan saya juga banyak kontribusi di wiki.forum.nokia.com. Sejauh ini, semuanya berjalan baek2 aja, gak ada kendala. Kalau ada yang nulis ngawur, biasanya juga gak lama kemudian ada yang perbaiki. Dan sampai sejauh ini, gak ada kasus si B perbaiki tulisan A -> besoknya si A marah2; terus tulisan B di-undo semua -> besoknya lagi si B makin marah; terus berantem. Atau belum kali yah ? Hahaha…

    Suka

  6. aRuL Avatar

    di ITS ada geomatika 😀

    Suka

  7. Jenova Avatar

    Wikipedia hanya saya gunakan sebagai referensi tambahan saja. Kalau mencari sesuatu supaya lebih pasti lebih baik dengan search engine saja. Karena memang di wikipedia setiap orang bisa menambahkan tulisannya masing-masing.

    Terus pertanyaan saya, bisa nggak wikipedia dijadikan sebagai daftar pustaka pada sebuah paper atau naskah skripsi? Soalnya teman saya pernah mencantumkannya pada naskah skripsinya, dan itu diperbolehkan oleh kampus.

    Suka

  8. wir Avatar
    wir

    @Antony

    mereka lagi mau bentuk semacam expert group; yang tujuannya memonitor tulisan2 di kategori tertentu

    ya syukurlah, karena kalau nggak seperti itu akan banyak orang yang tersesat.

    @Jenova

    dan itu diperbolehkan oleh kampus

    Lhan ini contohnya yang tersesat. Bagaimanapun kampus khan terdiri dari orang-orang yang mungkin masih melihat bahwa di internet itu adalah segalanya. Padahal kalau yang tahu, ya seperti itu ada sampah dan ada emas. Tapi jangan kawatir, resikonya khan 50%-50% ya moga-moga dapat yang bener lha. 😛

    Jadi nanti Jenova, carilah ide orang yang nggak anonim. Gitu lho.

    Suka

  9. kunterz Avatar

    baik itu relatif..tapi benar itu absolut..
    kalo menurut bpk itu hal baik, ya benerin aja..

    Suka

  10. Andreas Bambang Avatar
    Andreas Bambang

    Sebenarnya menurut saya tidak perlu ada jurusan sipil informatika atau apalah, karena berdasarkan pengalaman saya dan beberapa teman, sudah seharusnya seorang ahli teknik sipil menguasai bahasa pemrograman setidaknya visual basic, matlab, visual c dan sebagainya. Bahkan sebaiknya juga menguasai software analisa lainnya (bukan hanya SAP or ETABS or PCA) seperti ANSYS, 3DsMAX, CorelDraw, Mathcad, SPSS dll. Berdasarkan pengalaman saya, lebih enak apabila kita juga menguasai program2 tersebut.

    Bahkan dengan menguasai bahasa pemrograman, penelitian yang kita lakukan menjadi lebih valid karena kita bisa melakukan analisa numerik dengan program yang kita buat sendiri.

    Oh ya Pak Wir, bisa minta link download ACI SP-208 nya, ada teman yang perlu, dia lagi mengerjakan thesis tentang optimasi sudut dan deformasi strut and tie model dengan Algoritma Genetika. Thanks begore Pak, tabik.

    Suka

  11. Jenova Avatar

    Siiiip. Makasih Pak. Bisa jadi bahan saya untuk skripsi nanti.

    Suka

  12. evanrama Avatar
    evanrama

    banar saja zaman seperti ini segala disiplin ilmu di matchingkan dengan komputer dan informasi

    Suka

  13. jedliem Avatar
    jedliem

    Wah, jadi ingat waktu bikin skripsi dulu pake Fortran untuk mensimulasi perhitungan dengan metode elemen hingga.

    Kalo menurut gw yang penting bukan bahasa komputernya (C, C++, Java, Fortran, dsb) yang ditonjolkan, tapi logika perhitungannya (apapun bahasanya, intinya logika) dan hasil dari program tersebut apakah valid atau tidak.

    Biar sudah pake program dengan bahasa terbaru, tapi kalo hasilnya salah, program tersebut hanya sampah. Sebab untuk seorang engineer, komputer hanyalah alat bantu (seperti crane pada proyek untuk analoginya).

    Suka

  14. aji Avatar

    bapa Wiryanto, yang terhormat. punya materi tentang elemen hingga atau Finite elemen?

    Wir’s responds: kalau tulisan saya belum ada. Sedangkan buku karangan orang lain, rasanya ada yang ngasih link-nya untuk di down-load di blog ini juga.

    Suka

  15. yhouga Avatar

    Pak Wir, iseng saya ingin bertanya, mengapa di kurikulum teknik sipil kami (UGM), diharuskan mempelajari bahasa FORTRAN? Bukankah beralih ke C++ atau Java akan lebih baik mengingat sebagian besar program dasarnya adalah dua bahasa itu? Sampai sekarang saya masih belum bisa menemukankelebihan FORTRAN dibanding C++

    Terima kasih ^^

    Suka

    1. wir Avatar
      wir

      @yhouga
      Lihat penjelasan atau pernyataan dari sdr Jedliem di atas. Saya kira saya sependapat dengannya. Karena bagi mahasiswa teknik sipil, penguasaan bahasa pemrograman hanya untuk melatih logika. Jadi gunakan saja bahasa pemrograman yang paling dikuasai dosennya. Kami di UPH tidak memakai Fortran tetapi memakai Visual Basic, alasan utamanya karena saya sebagai dosennya menikmati memakai bahasa program tersebut. Nggak usah mikir lagi.

      Kalau ternyata nanti saya juga menguasai bahasa lain, misalnya C++ atau Java, maka ada kemungkinan saya pakai juga untuk mengajar. Pokoknya nggak ada yang kaku dengan bahasa program tersebut.

      O ya, selain pemikiran tersebut ada baiknya suatu saat nanti dikaitkan dengan lisensi. Apakah kita sudah memakai program berlisensi. Jadi ada kemungkinan pakai yang versi “open”.

      Suka

  16. Aswan Malik Avatar

    Kalo saya sih menganggap wikipedia Indonesia memang kurang bermutu karena kadang informasi tidak update dan tulisan tidak memiliki referensi. Saya lebih prefer ke wikipedia English,, karena di wikipedia English setiap alinea atau kalimat mempunyai kalimat rujukan yang kadang bersumber dari situs2 yang dapat dipercaya…

    Suka

Tinggalkan komentar

I’m Wiryanto Dewobroto

Seseorang yang mendalami ilmu teknik sipil, khususnya rekayasa struktur. Aktif sebagai guru besar sejak 2019 dari salah satu perguruan tinggi swasta di Tangerang. Juga aktif sebagai pakar di PUPR khususnya di Komite Keselamatan Konstruksi sejak 2018. Hobby menulis semenjak awal studi S3. Ada beberapa buku yang telah diterbitkan dan bisa diperoleh di http://lumina-press.com