Berita dari Kassel, Jerman
Prof Dr.-Ing. Harianto Hardjasaputra sudah hampir satu bulan ini tidak ada di UPH. Beliau saat ini sedang berada di Jerman dalam rangka visiting profesor, karena mendapatkan grand research selama tiga bulan dari DAAD. Jadi wajar saja kalau Jurusan Teknik Sipil UPH menjadi lebih sepi, beliau khan senior yang menjadi pilar utamanya. Tapi kondisi ini khan hanya sementara, jadi jangan dikuatirkan, toh itupun demi kemajuan negeri ini juga khan.
Jerman merupakan salah satu pusat rekayasa dan sain dunia, jadi kepergian beliau ke sana di harapkan dapat menyerap wawasan yang lebih luas tentang kemajuan ilmu pengetahuan tersebut khususnya di bidang rekayasa sipil. Apalagi jika selanjutnya risetnya tesebut dapat ditularkan ke teman-teman di jurusan teknik sipil UPH, yang pada akhirnya dapat berkembang lebih luas lagi dengan aktifitas publikasinya yang saat ini sedang digalakkan oleh beliau (prof Harianto) yang merangkap juga sebagai direktur LPPM UPH.
Waktu beberapa minggu memang belum lama, jadi belum dapat dilaporkan secara detail hasil-hasil yang dapat diraih. Meskipun demikian, dengan melihat tempat riset dimana beliau sekarang, rasanya akan dapat dibayangkan apa-apa yang akan menjadi oleh-olehnya nanti jika beliau tiba kembali di sini (UPH).
Ini sedikit bocoran email beliau :
…
Laporan research grant saya di University of Kassel
sedang saya siapkan dalam bentuk tulisan untuk Majalah
. . . dan IPTEK nya di . . ., dengan judul:
“Konstruksi Hybrid jembatan Gaernerplatz ” dan ” Apakah Beton bisa sekuat Baja?”
Foto 1: Prof. Dr.-Ing. E. Fehling, Direktur Institute of Concrete Structure, menjelaskan mengenai jembatan Gaernerplatz, jembatan pertama di Eropah yang menggunakan Ultra High Performance Concrete (UHPC) hasil penelitian di Uni-Kassel.
Foto 2: Prof. Dr.-Ing. M. Schmidt, Direktur Institute of Structure Materials, mengembangkan UHPC berbasis Nanoteknologi.Kedua Prof. bersedia untuk datang ke Jakarta dan mendukung rencana penelitian saya, untuk pengembangan UHPC di Indonesia. Kalau bisa, saya undang ke EACEF atau ke Konteks 3 ??
Foto 3: Saya diruang kerja. Tampak cerobong asap, cerobong tsb terletak di kampus. Dari sejarahnya, Uni-Kassel terletak di lokasi yang dulunya adalah pabrik, pabrik pembuatan besi/baja tuang, yang kemudian hancur di bom sekutu. Sekarang berdiri kampus Uni Kassel dan mereka pertahankan arsitektur industri, termasuk cerobong asap ini setinggi 62 m.
Foto4: Perpustakaan dengan arsitektur industri.Salam dan semoga berguna.
Harianto
Menarik sekali khan. Bayangkan tiga bulan di negeri orang, melakukan riset dan sebangsanya tanpa mengeluarkan biaya. Kelihatannya ini hanya dinikmati para alumni Jerman karena adanya program khusus pemerintahnya yang dilaksanakan oleh DAAD.
O ya, ini merupakan visiting profesor-nya yang ke-3 atau mungkin ke-4 dari Prof. Dr.-Ing. Harianto Hardjasaputra. Hal-hal seperti inilah yang tempo hari mendukung diselenggarakannya EACEF yang pertama.
Harapan jangka panjangnya tentunya dapat diwujudkan jurusan teknik sipil UPH yang kualitasnya diakui secara global. Moga-moga.
Asiiikk.. Senangnya ya ..
Bisa riset sepuasnya…
Concern pemerintah sana dalam bidang riset memang luar biasa..
Salut.. salut…
Kapan Indonesia? 😀
SukaSuka
halooo slam kenal tukeran link yukkk
SukaSuka
Ping-balik: Publikasi Riset Prof Harianto di Kassel Jerman « The works of Wiryanto Dewobroto
Ping-balik: perlunya berprestasi « The works of Wiryanto Dewobroto
Pak, mau nanya, kalo untuk bisa ke Kassel jurusan Sipil bagaimana jalannya? Soalnya job opportunities di web-nya kok gak up to date.. Makasih sebelumnya.. Ada nggak search engine untuk cari lowongan S3 di bidang Sipil-struktur?
SukaSuka