JK ‘The Real President’


Terus terang judul di atas saya comot langsung dari berita detik.com . Kelihatannya ini berita menarik, karena sudah ada yang langsung memberi reaksi. Tersinggung gitu ! Ya gimana lagi, yang memberi pendapat seperti judul di atas ternyata tidak sembarangan, yaitu bapak Prof Syafi’i Ma’arif, mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah. Jadi pastilah akan terjadi silang pendapat di masyarakat, mengamini atau tidak.

Pendapat prof Syafi’i seperti itu saya kira cukup berani, dan saya yakin pendapat seperti itu pasti tidak akan berani disuarakan oleh orang-orang yang masih ingin dilibatkan di pemerintahan sekarang ini. Meskipun dalam hal ini JK adalah bagian dari pemerintahan itu sendiri. Bagi orang-orang seperti itu, paling aman adalah diam. Nggak ada untungnya khan πŸ˜‰

Memang kritik di budaya kita masih sukar untuk diterima, apalagi jika yang bersangkutan (yang diberi kritik) orangnya adalah santun, selalu mencoba menghindari terjadinya konflik, selalu kompromi dan sebagainya. Tentu lain, jika yang bersangkutan ekstrovet, selalu ingin menonjol diri, suka berbuat sensional, maka masyarakat kita paling suka untuk melemparkan kritik atau bahkan menghujat sekalian. Meskipun demikian, pada dasarnya kritik akan menyadarkan kita akan sesuatu, dan bila disikapi dengan baik maka akan menghasilkan suatu pertumbuhan.

Jadi tergantung cara kita mensikapi. Menurut saya, pendapat prof Syafi’i perlu disikapi dengan dewasa, siapa tahu ada kebenaran di dalamnya. Toh saya yakin, tidak ada usaha beliau untuk mengail di air keruh atas sikap yang beliau berikan. Bahkan saya cenderung bertanya-tanya akan sikap kader PD yang langsung pasang badan terhadap adanya kritik dari prof Syafi’i tersebut.

Terus terang bagaimanapun saya setuju dengan pendapat prof Syafi”i ketika ditanya oleh wartawan sbb:

Bagaimanakah kriteria pemimpin ideal Indonesia?

Tidak mengutamakan kepentingan pribadi dan berani mengambil tindakan, meski tidak populer.” tegas mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Syafi’i Ma’arif.

Ternyata benar, pendapat di atas masih saja berlanjut, lihat :

9 pemikiran pada “JK ‘The Real President’

  1. Santanu

    Menurut saya pemimpin itu tidak pernah menunjukkan tangan sebagai pemimpin tetapi lingkungan dan masyarakat sekitarnya tahu dan merasa dialah pemimpin dan memberi kedamaian bagi lingkungan dan masyarakatnya.

    Wir’s responds: jadi mestinya iklan besar-besaran di TV, nggak perlu ya pak. Itu khan hanya menghambur-hamburkan duit. Jika modalnya aja besar, kalau “jadi” khan mestinya harus “kembali modal” ya pak. πŸ˜‰

    Suka

  2. arifrahmanlubis

    pa kabar pak?

    lama tak berkunjung nih.

    dari sisi keberanian memperjuangkan apa yg diyakini, kelugasan dan kebersihan (dari korupsi) : JK perlu diacungi jempol.

    tp pola pikirnya yg selalu mindset pengusaha..menyebabkan beliau tak pantas memimpin negeri ini. wakil presiden sudah pas πŸ™‚

    Wir’s responds: Jika hitam tidak cocok, maka mestinya putih.
    Dengan analogi seperti itu, maka jika mindset pengusaha dianggap tidak cocok memimpin negeri, maka mestinya mindset buruh. Gitu ya pak.

    Suka

  3. Siapa pun yang memimpin negeri ini, saya ingin mereka mempunyai mimpi yang besar. Biar para pemimpin dan rakyatnya sadar negara ini negara besar. Cara memimpin negara besar harusnya tidak sama dengan menjadi pemimpin negara kecil. kalo jadi pemimpin mimpinya kecil dan merasa memimpin negara kecil..ya sudah.. kita potong-potong aja negaranya (atau pecah-pecah?) … pasti makmur.

    Jadi Pak Wir sepertinya masih banyak banget itu PR mereka yang mau nyapres selain cuman pasang iklan. Atau niatnya memang cuman sampe pasang iklan aja…. πŸ™‚

    Suka

  4. becks

    Gemana Ya nasib rakyat indonesia. Lha wong naek pesawat aja mur n baut sayapnya ilang satu per satu. N pesawat itu malah dapet penghargaan terbaik taun ini. hihihi… seyeeem… berita lengkapnya
    KLIK DISINI

    Suka

  5. klo menurut saya, JK harus berpikir-pikir untuk mencalonkan diri sebagai presiden, selain popularitasnya masih kalah dibandingkan misalnya dengan pak presiden, juga terkait dengan alasan apakah sistem demokrasi bangsa ini telah sampai pada taraf seperti bangsa lain contoh Amerika yang bisa “menerima” seorang Barack Obama sebagai presiden, padahal beliau seorang minoritas.

    Suka

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s