Dianggap melakukan Plagiarisme !
Bagi para akademisi perbuatan di atas perlu diwaspadai, bahkan akhir-akhir ini resikonya bisa-bisa lebih kejam daripada pembunuhan. Apalagi jika pembunuhannya itu di atas-namakan amuk massa, maka bisa-bisa tidak ada resikonya. Orang bilang itu nasib. š
Melakukan plagiarisme bisa menjadi salah satu daftar dosa baru yang harus dihindari, jika tidak maka ‘neraka’ bisa langsung menyambangi meskipun masih hidup di dunia. Jika orangnya tidak kuat, maka bisa-bisa akan mengantar orang yang melakukannya tersebut ke neraka betulan. Padahal dengan plagiarisme tersebut, katakanlah tidak ketahuan, maka tanggapan pada tulisan yang diungkapkan belum tentu sedahyat jika ternyata tulisan tersebut dianggap plagiarisme lho.
Jadi sebenarnya menemukan suatu plagiarisme dari seseorang kelihatannya akan menjadi kegiatan paling menarik karena akan langsung mendapat tanggapan positip dari pembaca. Yah, kira-kira sama menariknya seperti menemukan seseorang yang dianggap alim (dalam hal ini seperti akademisi) yang ternyata ketahuan berbuat serong. Bahkan orang berbuat serong saja, selama tidak ketemu orang kampung yang kolot, maka masih saja bisa bernafas lega. Kalaupun ada yang masuk infotainment kadang-kadang bahkan ada yang senang, karena tambah populer.
Berbeda dengan orang yang dianggap melakukan plagiarisme, ketika hal tersebut diumumkan dan diamini, maka seketika itu juga reputasi yang telah dibangunnya bertahun-tahun bisa-bisa menjadi runtuh tidak berbekas. Yah, seperti pepatah : panas setahun dihapus oleh hujan sehari. Bayangkan ada seorang profesor yang telah membuktikan kepiawaiannya di dunia akademisi dengan meniti setiap jenjang pendidikan, pada universitas yang berbeda sehingga mencapai gelar tertinggi. Itu khan jelas merupakan fakta bahwa yang bersangkutan adalah berbeda dengan orang-orang lain, karena bagaimanapun untuk bisa sekolah tinggi maka cara copy-and-paste tidak bisa selalu dapat digunakan. Sedangkan plagiarisme khan cukup dengan ketrampilan copy-and-paste.
Jadi melakukan dosa plagiarisme itu kalau sukses untungnya nggak seberapa, tetapi kalau sampai ketahuan maka menyesalnya pasti nggak habis-habis. Untuk itu waspadalah.
Tapi kalau masih ngotot, cari dosa lainnya sajalah yang lebih berharga untuk dinikmati, bahkan bisa bersama-sama dengan orang lain. Jadi nanti ada temannya yang membantu.Ā š
Apa itu pak ?
He, he, he, . . . . . cari sendirilah, khan sedang in dibicarakan. š
Bacaan terkait :
- Plagiarisme Doktor ITB – Kasus Plagiarisme Bikin Geger Alumni ITB
Jumat, 16/04/2010 09:35 WIB - Mendiknas: Kasus Plagiarisme Dr Banyu Kategori Berat
Kamis, 11/02/2010 11:51 WIB
Plagiarisme lebih kejam daripada pembunuhan??? hahaha…
SukaSuka
pendapat yg menarik.lagi heboh neh skrg tentang plagiat.
SukaSuka
setuju mas,,, plagiarisme harus mulai kita basmi dan babat sapai habis,,,,
SukaSuka
Waduh waduh waduh,,, Plagiarisme untuk gelar Doktor,, Mengerikan
SukaSuka
Parah, deh! itulah manusia cerminan hasil pendidikan di Indonesia.
SukaSuka