korps alumni dan tukang pel lantai


Menjadi anggota dari suatu sekolah yang bergengsi atau punya nama, tentu merupakan suatu kebanggaan tersendiri. Apalagi jika dapat diketahui bahwa anggotanya ada yang sukses dan bahkan ternama, misalnya menjadi menteri. Karena ada rasa bangga seperti itulah maka kadangkala dibuat pula stiker yang menandai korps alumni-nya. Stiker kemudian dipasang pada kaca belakang mobil.

Betul nggak.

Bahkan jika kemudian ternyata stiker tersebut tertempel pada mobil baru yang wah, maka rasanya orang yang melihatnya akan mengiri pula. Lengkap sudah tanda-tanda bahwa korps alumni yang dimaksud adalah istimewa. Hal seperti itulah yang menjawab, mengapa stiker korps alumni tidak ada yang tertempel pada bajai buntut. 🙂

Tetapi demikian juga yang sebaliknya, jika ada alumni yang sukses maka teman-teman satu korps tentu akan bangga, tetapi jika ada yang tidak sukses maka pastilah akan kecewa. Itu jelas, tetapi meskipun demikian dengan melihat cara para koprs alumni temannya itu menyampaikan kekecewaannya maka dapat juga semakin terlihat seperti apa sih kualitas korps alumni tersebut.

Untuk itu baiklah kita melihat berita terbaru dari alumni yang menjadi tukang sapu. Ternyata ini juga menimbulkan perasaan korps alumni yang kuat sehingga kekecewaan yang ada sampai-sampai menimbulkan usaha kuat sebagai berikut :

Pekanbaru – Tim advokasi untuk Jack Lord, Pegawai Negeri Sipil (PNS) golongan III A yang dijadikan tukang pel lantai akan melayangkan surat somasi. Bila tidak digubris, tim advokat akan menempuh jalur hukum.

Hal itu disampaikan Ketua Tim Advokat, Fahrizal, selaku pengurus alumni Universitas Riau (Unri) dalam perbincangan dengan detikcom, Jumat (14/05/2010) di Pekanbaru.

. . .

Di samping itu, mahasiswa Unri sendiri siap turun ke jalan untuk memberikan dukungan pada alumninya, Jack Lord yang lulusan Sarjana Ilmu Pemerintahan itu. Tidak hanya mahasiswa, dukungan moral juga datang dari sejumlah dosen dan pihak rekotorat Unri.

“Adik-adik kita sudah memastikan siap turun ke jalan. Namun saat ini kita minta mereka untuk bersabar dulu,” kata Fahrizal.

Berita lengkap ada di sini.

Mencermati berita di atas, apakah itu yang dapat disebut sebagai universitas dengan korps alumni yang kuat.  Bisakah itu menjadi teladan bagi korps-korps alumni yang lain.

Pertanyaan di atas tentu perlu dipirkan matang-matang, apalagi diketahui pula bahwa masih ada ratusan atau bahkan ribuan sarjana yang menganggur di Indonesia. Dibanding pengangguran, maka kondisi menjadi tukang pel tetapi tetap dapat gaji sebagai pegawai golongan IIIA, tentu masih lebih baik. Jika korps alumni universitas yang punya alumni  menganggur itu kuat, maka tentu ada perjuangan yang terjadi. Siap turun ke jalan, atau mungkin ada yang lebih heboh.

Tetapi mengapa itu tidak terjadi, apa mungkin karena tidak diberitakan. 🙂

.

.

Berita-berita yang mendukung cerita diatas :

4 pemikiran pada “korps alumni dan tukang pel lantai

  1. wah ini benar2 kelewatan.udah jadi tukang sapu,ga terima lalu menyuruh alumni universitasnya utk melakukan demo.benar2 kurang ajar.udah untung jadi tukang sapu ini malah berontak.

    Suka

  2. Ping-balik: Tweets that mention korps alumni dan tukang pel lantai « The works of Wiryanto Dewobroto -- Topsy.com

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s