Jika teman-teman yang lain pasti sedang mendiskusikan kekalahan tuan rumah Afsel yang dibantai Uruguay (3-0), tetapi aku koq tertarik dengan kejadian banjir di Orchad Road Singapore, yang menurutku luar biasa. Maklum piala dunia khan dapat dilihat empat tahun sekali, dan itu dapat dipastikan, tetapi kalau OrchadRroad kebanjiran maka itu belum tentu ada dalam empat atau sepuluh tahun sekali. Jadi kalau sampai diabaikan itu bahkan kebangeten. Tul khan, ini blog khan khusus untuk mengabadikan hal-hal yang istimewa.
Jika kejadian banjir itu di Jakarta, maka rasa-rasanya tidak ada orang yang kaget itu suatu hal yang biasa. Gimana lagi, sering sih kejadiannya.
Banjir di Jakarta tidak hanya karena banjir kiriman, yang memang telah diusahakan untuk dihindari dampaknya yaitu dengan dibangunnya banjir kanal timur. Teman-teman yang tinggal di Kelapa Gading tentu dapat merasakan dampaknya dengan adanya tambahan infrastruktur tersebut.
Tetapi kecuali hal tersebut, masih sering juga terjadi banjir di Jakarta Pusat. Masalah utamanya adalah ketidak-cukupan infrastruktur, yaitu drainasenya tidak memadai. Tentang hal tersebut rasa-rasanya kita dapat memaklumi, paling-paling kita selalu mencari kambing hitam dengan menyebutnya ‘dananya di korupsi’, tetapi sebenarnya bisa-bisa juga memang tidak ada dana yang dialokasikan untuk itu. Maklum kita ini khan sedang membangun negara demokrasi, sehingga alokasi dana lebih banyak kepada kegiatan politik dan hukum. 😐
Kembali ke banjir.
Kondisi ketidaksiapan infrastruktur seperti yang terjadi di Jakarta tentu tidak kita bayangkan akan terjadi di Singapore. Betul nggak. Maklum Singapore khan dianggap negara maju, tertib, baik masyarakat maupun pemerintahannya. Korupsi rasa-rasanya tidak banyak terdengar seperti yang terjadi di Indonesia. Jadi dengan asumsi bahwa infrastrukturnya hebat (cukup), masyarakat tertib (membuang sampah tidak sembarang, sehingga mestinya drainase infrastrukturnya terjamin), maka jika ternyata Singapore pusat kotanya sampai mengalami banjir sampai setengah meter dan memacetkan banyak mobil tentu adalah suatu kejadian luar biasa. Coba lihat ini banjirnya kalau tidak percaya.
Banjir di Orchard Road, Singapura, Rabu (16/6) – Sumber Harian Kompas (Kamis 17/6)
Kejadiannya di bulan Juni, yang biasanya dianggap termasuk dalam musim kemarau, besarnya curah hujan juga luar biasa seperti di atas. Jadi sebenarnya apa yang telah terjadi.
Satu-satunya alasan logis yang dapat dikemukakan adalah bahwa pemanasan global. Ini juga merupakan bukti juga bahwa statistik yang digunakan untuk memprediksi kapasitas infrastruktur yang dibangun ternyata hanya dapat memprediksi, tidak bisa digunakan untuk mendapat kepastian bahwa hasil rancangannya akan berhasil secara mutlak (mampu menampung air sehingga tidak terjadi banjir).
Jika statistik tidak dapat digunakan untuk mendapat kepastian maka lalu apa yang harus kita berbuat. Padahal statistik adalah satu-satunya cara secara ilmiah untuk mendapatkan kepastian sesuatu akan terjadi. Itulah ilmu yang dikembangkan berdasarka nalar dan logika yang berdasarkan cara-cara berpikir rasional. Mungkin sudah saatnya kita selain berpedoman pada cara pikir rasional, maka perlu juga mempertimbangkan rasa, minimal dapat menerima jika ada kejadian-kejadian lain yang tidak terduga sebelumnya dan benar-benar terjadi.
Artikel yang terkait tentang ketidak-pastian:
- hidup ini sangat luar biasa !– 12 Februari 2010
-
adakah yang PASTI dalam hidup ini ? – 20 Mei 2007
banjir lagi….
klo misalnya pola pikir penanganan banjir yg sedikit di rubah bagaimana y mas wir…..:-)
selama ini dalam menangani masalah air(limpasan permukaan) pada waktu hujan, air itu secepat2nya di buang menuju saluran drainase yg berujung ke laut…..
lebih bijaksana apabila air(limpasan permukaan) akibat hujan secepat-cepatnya kita masukan dalam tanah dengan membuat daerah2 resapan, bukannya dibuang ke saluran drainase.
dengan adanya daerah resapan pada waktu musim hujan tidak akan kebanjiran, dan pada musim kemarau kita masih mempunyai cadangan air…..
SukaSuka
idenya menarik, tetapi kalau tanahnya sendiri sudah jenuh air seperti misalnya m.a.t (muka air tanah) sudah mendekati permukaan maka jelas sudah tidak ada tempat lagi di pori-pori tanah untuk menyimpan air tersebut.
Kalau dibuang ke laut juga bisa, jika tinggi permukaan banjir lebih tinggi dari permukaan laut. Jika ternyata waktu air pasang, yah gimana lagi.
Jadi semua itu tidak bisa sekedar ditangani secara teknis, pemanasan global yang menimbulkan hujan sedemikian shg orchad road pun kebanjiran mestinya sudah mulai diperhatikan.
SukaSuka
Dear Pa Wiryanto,
Peringatan dari alam, harus disikapi dengan benar oleh manusia..
Jangankan singapore dan Jakarta…
diseluruh belahan dunia, pulau-pulau kecil sudah banyak yg tenggelam..
Syallom..
SukaSuka
wah ini baru berita, Kok bisa ya banjir hehehe, nah basementnya gimana tuh kelelep dong.
http://ceritanovel.wordpress.com/
SukaSuka
Atau mungkin karna curah hujan yg lebih deras dari biasanya? is it related to global warming?
SukaSuka
wah, itu ada mercy s600 kebanjiran euy.. 🙂
SukaSuka