dilihat, langsung tahu salahnya


Pemeriksaan secara visual atau biasa dikenal sebagai inspeksi visual memang salah satu cara standar yang biasa atau pertama kali dilakukan oleh insinyur untuk mengevaluasi sesuatu.

Dalam banyak kasus dengan melihat kondisi kerusakan yang ada, maka dapat ditentukan penyebabnya. Apakah itu disebabkan kerusakan tarik, desak atau geser. Juga dapat diidentifikasi apakah disebabkan oleh tulangannya yang kurang atau mutu betonnya yang jelek, atau bahkan juga karena kelebihan beban. Itu yang biasa aku temui pada struktur atas bangunan.

Bagi ahli tanah, mungkin seperti itu, umumnya untuk kasus ekstrim telah dibuat dokumentasi dengan baik (dalam jurnal-jurnal ilmiah berkualitas) sehingga dapat dipelajari ciri-ciri dan juga penyebabnya. Jadi dengan membandingkan kasus yang ada dengan kasus yang telah terjadi sebelumnya dapat dibuat dugaan-dugaan atau hipotesis “apa yang menjadi penyebab kerusakan tersebut”. Selanjutnya untuk membuktikan dugaan tersebut diperlukan data-data pendukung, apakah yang dilihat di lapangan sesuai dengan hipotesis yang diajukan.

Oleh karena itu menarik juga pernyataan berikut

Secara visual, kata Heru, kelihatan dengan jelas konstruksi jalan tersebut sangat tidak memenuhi syarat sebagai jalan raya di atas rawa dan tanah urug. “Land subsidience (penurunan tanah) memang terjadi dan sudah kritis, tapi amblasnya jalan tersebut, lebih diakibatkan karena kesalahan konstruksi. Hal ini saya kira yang perlu diluruskan,” katanya. [Sumber : Vivanews.com di sini]

Pernyataan di atas menurut saya cukup berani. Saya mencoba-coba memikirkan apa yang menjadi dasar pak Heru dapat memberi pernyataan tersebut. Terus terang, berita-berita tentang kerusakan jalan tersebut aku pantau terus, khususnya berita dari para ahli yang memberi komentar. Dengan mengikuti komentar dan mencocokkan dengan fenomena yang terlihat dan juga memahami argumentasi yang digunakan, maka secara tidak langsung aku juga belajar atau tepatnya mengevaluasi pengetahuan dan nalar/logika yang telah aku punyai. Selama ini cukup paham. Hanya saja dengan pernyataan pak Heru tersebut, aku masih belum ‘ngeh’ juga, belum paham, seperti misalnya :

  • Konstruksi jalan tidak memenuhi syarat sebagai jalan di atas rawa atau tanah urug. Penjelesan yang diperlukan : konstruksi yang mana, yang terlihat memakai beton, atau yang mana. Apakah itu berarti keseluruhan jalan di RE Martadinata perlu diganti. Bukankah jalan tersebut sudah lama ada, setelah bertahun-tahun mengapa baru sekarang runtuh jika itu tidak memenuhi syarat.
  • Jalan yang memenuhi syarat sebagai jalan di atas rawa atau tanah urug itu harusnya apa. Kenapa tanah urug dalam hal ini tidak dianggap sebagai bagian jalan. Bagaimanapun saya yakin bahwa yang menyebabkan rusaknya jalan tersebut adalah tanah dibawahnya. Jalannya sendiri yakin relatif utuh, meskipun sekarang ada di bawah. 🙂
  • Amblasnya jalan tersebut, lebih diakibatkan karena kesalahan konstruksi. Ini suatu pernyataan menarik. Dari berita-berita yang aku baca, konstruksi yang dikerjakan oleh kontraktor tersebut adalah pembuatan pavement beton di atas jalan yang sudah ada. Jadi dari pernyataan pak Heru tersebut dapat disimpulkan bahwa karena pekerjaan pavement yang katakanlah ngawur maka ambleslah jalan tersebut . Betul ya.

Terus terang itu yang membuat saya bingung. Tetapi hebatnya pak Heru sudah bisa mengambil kesimpulan, bahkan telah menunjuk hidung penyebab kesalahannya. Karena mewakili asosiasi profesi dalam hal  ini adalah persatuan insinyur indonesia, tentu saja pernyataan yang diungkapkan akan berdampak serius.

Menurutku hanya ada dua hal yang dapat menjelaskannya,. Yang pertama adalah bahwa pernyataan di atas diungkapkan oleh orang yang sangat ahli, sehingga dengan melihat saja sudah dapat dibuat kesimpulan. Padahal tahu sendiri, kasus tanah variabelnya sangat banyak dan tidak terlihat langsung secara visual, bandingkan dengan yang terjadi pada kasus bangunan struktur  atas.  Yang kedua bisa juga pernyataan di atas diungkap oleh orang yang tidak tahu sama sekali. Sehingga tidak sadar dampak pernyataan yang dibuat.

** bingung mode on**

Catatan :

Prof Mahsyur Irsyam, guru besar di ITB menulis catatan di facebook-nya untuk mencoba mengulas panjang lebar hal-hal yang mungkin menjadi penyebab kerusakan  jalan tersebut. Beliau menyajikan hipotesis dan argumentasi-argumentasi yang mungkin menjadi penyebabnya. Meskipun demikian beliau masih menunggu data lain yang mungkin dapat mengubah atau memperbaiki argumentasi yang diajukan. Sejauh ini belum ada keseimpulan beliau yang menjadi petunjuk langsung siapa yang salah. Itu saja profesor. So  . . . .

Saat ini saya sedan menunggu seseorang yang berkenan menyajikan foto-foto kerusakan di jalan RE Martadinata tersebut. Bagi teman-teman yang jauh dari lokasi dan ingin tahu lebih lanjut, tetap saja tune on this blog ya. 🙂

7 pemikiran pada “dilihat, langsung tahu salahnya

  1. Dion

    PII itu insinyur apa? Sipil kah?
    Saya pribadi tetap menunggu komentar HATTI. Mereka yg punya ahli2nya semestinya memberi penjelasan yg mencerdaskan tentu didukung bukti lapangan.

    Suka

  2. sudana

    Jangan nunggu foto, pak. Segera saja datang ke lokasi seperti yang telah saya sarankan, untuk melihat secara langsung fakta2 di lapangan, agar dapat lebih dalam lagi ulasannya untuk masalah yang benar2 penting untuk pembelajaran bersama ini. Siswa2 teknik sipil UPH dengan melihat langsung dan dipandu oleh anda, pasti juga akan banyak mendapat tambahan pengetahuan.

    Kesempatan berharga ini sayang kalau terlewatkan begitu saja.

    Suka

  3. harianto

    Wir, anak sipil UPH mau bikin seminar dalam waktu yg. dekat. Mereka pernah minta advice saya, topik yang menarik. Saya sudah katakan pilih saja topik tanah ambles di Jakarta. Pasti……ramai. Undang pakar, dilihat dari sisi hukumnya juga.

    Suka

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s