Kadang-kadang terpikir juga, mengapa teman-teman dosen yang memilih topik Struktur Baja lebih sedikit dibanding Struktur Beton. Ternyata untuk suatu kasus yang sama, seperti misalnya perencanaan balok, maka prosedur perencanaan baja lebih banyak dibanding beton.
Maklum, itu aku ketahui karena sebelum aku menjadi penanggung jawab mata kuliah Struktur Baja di Jurusan Teknik Sipil UPH, aku juga pernah membantu Prof. Harianto H. pada mata kuliah Struktur Beton.
Selain prosedurnya yang lebih banyak, masalah yang ada adalah tidak banyak literatur baja yang memakai unit satuan SI (System International) yang memang umum digunakan di Indonesia. Sebagian besar buku-buku teks teknik di Indonesia berafiliasi ke Amerika, khususnya struktur baja tersebut. Tetapi buku-buku tersebut kebanyakan memakai unit Imperial (kips-feet). Untunglah AISC Code 2005 telah menggunakan dual unit, yaitu imperial dan SI. Tapi untuk implementasinya belum banyak (kalau tidak mau dikatakan tidak ada).
Padahal agar CODE tersebut dapat diadopsi dengan baik maka tentunya perlu disamakan dulu unit yang digunakan. Demikian juga soal ujian yang aku berikan pada anak-anak didikku.
Karena soalnya memakai SI unit, dan agar aku dapat memeriksa dengan benar, tentulah perlu dibuat suatu jawabannya sebagai acuan. Oleh karena belum ada literatur yang tersedia, apalagi yang berbahasa Indonesia maka dengan terpaksa aku membuatkannya dulu. Dan lagi-lagi terbukti, bahwa ternyata biasanya jika aku membuat jawaban untuk struktur beton tidak lebih dari empat halaman, maka lembar jawaban UTS untuk struktur baja memerlukan sebanyak delapan (8) lembar. Wuih, capek juga, tapi untung selesai juga.
Ini versi kecilnya :








Jika tertarik, ini ada versi PDF format penuh A4 ukuran hanya 146 kb. Silahkan download di sini.







Tinggalkan Balasan ke harry Batalkan balasan