resensi buku tentang Bunda Maria


Maria adalah nama yang sangat dikenal dalam kasanah budaya kristen. Maria yang juga disebut Maryam dikenal pula oleh teman-teman muslim bahkan mendapat perhatian khusus karena sampai dituliskan dalam kitab sucinya melalui Surah Maryam (bahasa ArabمريمMaryam, “Maryam“) yang merupakan surah ke-19 di al-Qur’an.

Jadi tidak salah lagi jika Maria atau Maryam adalah sosok wanita yang istimewa dalam kehidupan dan budaya manusia selama berabad-abad ini. Rasa-rasanya tidak ada wanita lain yang mendapat tempat seistimewa tersebut. Mengapa demikian, untuk mencari jawabannya ada baiknya kita membaca dan merenungkan nats berikut:

Ketika malaikat itu masuk ke rumah Maria, ia berkata: “Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai Engkau”. . . .  Kata malaikat itu kepadanya: “Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia dihadapan Allah.
[Lukas 1: 28 dan 30]

Dan ketika Elisabet mendengar salam Maria, melonjaklah anak yang didalam rahimnya dan Elisabet pun penuh dengan Roh Kudus, lalu berseru dengan suara nyaring: “Diberkatilah engkau diantara semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu.
[Lukas 1: 41-42]

Fakta yang ada ini seakan-akan meng-amini nat-nats di atas. Bahkan bagi umat kristen dari anggota gereja Katolik, gereja Ortodoks dan gereja Koptik, Maria mendapat panggilan khusus sebagai Bunda Maria dan mendapat tempat istimewa juga dalam pendarasan doa-doa mereka. Akupun juga demikian. Meskipun mengakui Yesus Kristus sebagai Tuhan, tetapi banyak dari hari-hariku kulalui dengan berdoa pada Bunda Maria saja. Bagi teman-teman kristen dari gereja yang lain tentu hal tersebut akan dipertanyakan. Kenapa tidak langsung saja berdoa kepada Tuhan, kenapa melalui perantara Bundanya.

“Kenapa tidak langsung”, yah suatu pertanyaan klasik,karena sering diungkapkan. Meskipun secara pribadi itu bukan sesuatu yang membingungkan, tetapi untuk menjawabnya kadang-kadang tidak mudah apalagi jika harapannya agar yang bertanya menjadi puas. Jadi ketika kemarin jalan-jalan di toko buku Gramedia Matraman Raya dan menemukan buku berikut rasa-rasanya apa yang menimbulkan kesulitan untuk dapat menjelaskan hal-hal di atas menjadi sedikit terobati, bahkan dengan membaca buku tersebut imanku kepada Bunda Maria menjadi semakin kuat. Maklum, mungkin karena latar belakangku teknik dan juga seorang penulis yang kritis, jadi jika ketemu buku yang cenderung dogmatis agak susah aku menelannya dengan senang hati. Buku yang aku beli ini sangat manusiawi sehingga memungkinkan intelektual dan perasaanku bergetar ketika membacanya.

Buku yang dimaksud judulnya “Mukjijat-mukjijat Bunda Maria” karangan Bridget Curran seorang penulis lulusan University of Western Australia yang mempunyai passion kuat kepada Bunda Maria. Jadi buku tersebut adalah buku terjemahan yang diterbitkan oleh Penerbit Obor.  Ini sampul bukunya:

Buku tersebut setebal 260 halaman, harganya relatif murah yaitu Rp 50 ribu.

Terus terang tulisan Bridget Curran yang diterjemahkan ke bahasa Indonesia oleh ibu Lucia Andriani adalah enak untuk dibaca, tentu saja bagi kita para pembaca yang tahu betapa terberkatinya Bunda Maria.

Catatan: Tertarik dan ingin memilikinya hubungi melalui www.obormedia.com

5 pemikiran pada “resensi buku tentang Bunda Maria

  1. Ya, Maria memang wanita istimewa. Meski yang dari Protestan (termasuk saya) menyangkali keutamaan Maria dibandingkan manusia lain sehingga tidak memandang perlu menyampaikan doa lewat Maria, toh faktanya beliau tetap bunda Yesus yang keteladanannya sudah tahan uji dan patut ditiru.

    Salam kenal ya. Saya nyasar kemari. Semoga bisa menjadi teman 😀 (bradley)

    Suka

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s