progress SNI Beton


Sebagai akademisi yang berlatar belakang peminatan struktur maka mendapat undangan untuk mengikuti Rapat Konsensus RSNI adalah suatu kesempatan yang tidak boleh disia-siakan. Bagaimana tidak, disana dapat bertemu teman-teman, baik dari unsur pakar, unsur perguruan tinggi, unsur pemerintah, unsur asosiasi profesi atau pengusaha, bahkan dari unsur umum, seperti lembaga bahasa dan standarisasi. Dari diskusi yang terjadi, minimal dapat mengetahui kondisi apa yang sedang trend, berkaitan dengan materi RSNI yang sedang dibahas.

Adapun Rapat Konsensus yang aku hadiri hari ini adalah RSNI tentang Beton, yang diadakan di Hotel Grand Pasundan, Bandung. Judul rencana SNI Beton yang dibahas adalah  “Persyaratan Beton Struktural untuk Bangunan Gedung“, yang merupakan hasil kompromi rapat hari ini, dimana sebelumnya mempunyai judul “Peraturan bangunan gedung beton struktural“. RSNI ini jika gol nantinya di tahun ini, akan menggantikan SNI Beton 2002, yang tidak terasa telah berumur 10 tahun. Ini bisa terjadi karena kecepatan panitia kita dalam menyiapkan materi SNI-nya, kalah cepat dibanding kecepatan up-dated dari code yang dirujuknya.

Seperti diketahui sejak SNI 2002, dikarenakan oleh masih miskinnya riset tentang beton yang up-to-dated di negeri ini, maka materinya masih mengacu pada materi luar yang banyak dipakai, dalam hal ini adalah ACI (American Concrete Institute). Bahan materi yang dipakai rujukan (atau tepatnya diterjemahkan) adalah ACI318M. Jadi ketika ada ACI318M-2005 sudah ada wacana untuk memperbaharui SNI, ketika wacana akan ditindak-lanjuti sudah ada kabar berita bahwa sudah ada ACI318M-2008, jadi menunggu itu terbit dulu. Ketika terbit dan dilakukan penerjemahan, yang ternyata waktunya berjalan dengan cepat terdengar kabar lagi bahwa yang 2011 keluar. Akhirnya dengan memodifikasi yang versi 2008, materi RSNI Beton yang terbaru, yang berdasar ACI318M-2011, telah siap sudah. Itulah yang dijadikan konsensus hari ini.

Pada rapat konsensus tersebut, instasi yang terlibat adalah :

  • Pusat Perumusan Standar BSN
  • Balai Bahasa Bandung
  • Badan Penelitian dan Pengembangan – Kementrian PU
  • Puslitbang Permukiman – Kementrian PU
  • Ditjen Cipta Karya – Kementrian PU
  • Institut Teknologi Bandung (ITB), Bandung
  • Universitas Katolik Parahyangan (Unpar), Bandung
  • Universitas Kristen Maranatha, Bandung
  • Institut Teknologi Sepuluh November (ITS), Surabaya
  • Institut Teknologi Nasional (Itenas), Bandung
  • Universitas Trisakti, Jakarta
  • Universitas Pelita Harapan (UPH), Jakarta
  • Politeknik Negeri Bandung (Polban), Bandung
  • Asosiasi Semen Indonesia (ASI)
  • Himpunan Ahli Konstruksi Indonesia (HAKI)
  • Ikatan Nasional Konsultan Indonesia (Inkindo)
  • Gabungan Perusahaan Konstruksi Nasional Indonesia (Gapeksindo)

Banyak juga yang hadir, meskipun ada juga dari daftar undangan yang tidak terlihat, tetapi rapat dapat dimulai karena jumlah peserta sudah dinyatakan telah memenuhi syarat keterwakilan (qorum).

Gambar 1. Rapat Konsensus RSNI Beton 2012 di Bandung

Bagi seorang dosen, dapat mengikuti atau tepatnya berpartisipasi pada acara seperti ini tentunya sangat membantu untuk selalu up-to-dated dengan materi yang akan diajarkan bagi anak didiknya. Ini penting karena masih juga dijumpai adanya dosen yang mengaku dirinya kompeten dengan bidang perancangan beton bertulang, tetapi ketika diminta membimbing skripsi masih saja membahas tentang PBI-71, yang merupakan materi yang dipakai 41 tahun yang lalu, yang tentu saja sudah out-of-dated.

Kasihan juga yang menjadi anak didiknya. Memang sih untuk proyek sekelas ruko atau semacamnya, memang tidak ada masalah. Maklum level seperti itu kadang tidak perlu melibatkan insinyur, tukang yang pengalamanpun mencukupi. 🙂

Jadi benchmarking dengan mengikuti acara-acara seperti ini penting. Hanya saja untuk dapat berpartisipasi memang tidak seperti mengikuti acara-acara seminar yang biasanya. Maklum, untuk bisa hadir pada rapat konsensus tersebut, pihak panitialah yang mengundang, bukan dari dosennya yang berminat. 😦

Untuk mempersiapkan diri terhadap materi SNI Beton yang akan hadir, dipersilahkan saja untuk men-download materi ACI318M-2011 (12 Mb) yang menjadi acuan rujukannya. Maklum SNI beton yang baru nanti kira-kira 98% adalah terjemahannya dalam bahasa Indonesia, bahkan bagian Commentary-nya nggak dimasukkan. Jadi jika anda sudah menguasai yang aslinya. Yakin deh, anda pasti akan ahli dengan SNI Beton yang terbaru.

Semoga berguna.

14 pemikiran pada “progress SNI Beton

  1. Tjatur H.

    Untuk memiliki SNI beton yang asli milik kita, perlu komitmen, waktu dan tentunya biaya. Sy berpikir praktis saja, di seluruh dunia negara yang memiliki Standar Beton mandiri, rasanya tidak banyak. ACI, NZ Code, Jepang, British (mungkin), Australia, Jerman (mungkin). Jumlahnya tidak lebih dari jumlah jari tangan kita. Tidak salah kita merujuk kepada salah satu yang dipandang terbaik, disesuaikan kondisi di Indonesia.

    Suka

  2. ass pak….
    sy mw tanya…berapah batas jarak antar kolom sehingga faktor dinamik yg terjadi pada pelat beton bs di reduksi?
    pertnyaan yg lain pak yg msh berkaitan..,klw punya banguan berlantai 2 atw lebih…,dengan jarak antar kolom 5 meter..,apakh harus menggunakan balok anak ataw tdk??ada persyratan utk itu pak?
    jika saya memiliki lebar pelat Ly = 5 m dan Lx = 4..,apa perlu dipakaikan balok anak?kondisi kedua klw pelat saya Ly = 5 dan Lx = 3 atw kurang apakh perlua balok anak?
    apakh cukup dengan penulangan searah klw rasio lebih dari 2 atw adakh syrat lain..,
    mksh pak…d tunggu jwabannya

    Suka

  3. bimo

    mohon maaf pak wir, saya bimo mahasiswa teknik sipil yang sedang mempelajari mengenai SNI beton khususnya pada struktur rangka pemikul momen khusus, ketika saya membaca sni 2847 – 2013, ada yang saya bingungkan mengenai sub pasal pada struktur rangka pemikul momen khusus pada elemen kolom.
    yaitu pada pasal 21.4.6.4 itu apakah benar mengatur mengenai kolom yang berhubungan langsung dengan pondasi nggih pak ?

    Suka

    1. Bukan dik, ketentuan tersebut adalah untuk kolom yang memikul elemen sangat kaku di atasnya. Misalnya ada elemen dinding struktur yang tidak menerus sampai ke bawah, tapi diganti oleh beberapa kolom. Tidak hanya dinding struktur saja, tetapi juga rangka truss di atas, lalu di bawahnya ada kolom yang mendukung. Pada sistem seperti itu, ketika terjadi gempa dan harus dipikul oleh kolom momen khusus, maka pada kolom akan terjadi kondisi inelastis. Nah untuk menghindari kerusakan maka perlu disediakan penulangan khusus di sepanjang kolom tersebut.

      Jadi itu tidak mesti yang ketemu pondasi langsung ya dik.

      Suka

      1. Bimo

        Oh begitu pak….terimakasih pak atas penjelasannya…
        Maaf pak ingin menanyakab terkait kolom lantai dasar dalam sistem srpmk, saya pernah membaca materi bahwa kolom tersebut harus didesain plastis…jika dengan desain kolom di lantai diatasnya perbedaan dalam proses detailing apa ya pak ?
        Antara kolom plastis pada lantai dasar dengan kolom di atasnya?
        Terimakasih pak wir atas pencerahannya

        Suka

      2. Itu ada kaitannya dengan konsep strong column weak beam dalam terbentuknya sendi-plastis pada struktur rangka khusus. Monggo dipelajari terlebih dahulu itu.

        Suka

  4. mohon maaf pak ingin menanyakan mengenai perencanaan tulangan confinement kolom yang diatur oleh sni 2847 – 2013 pasal 21.6.4, saya ingin menanyakan apakah persyaratan luasan tulangan confinement pada rumus 21.4 dan 21.5 itu adalah persyaratan luas untuk satu sumbu penampang ataukah total 2 sumbu penampang nggih pak ?
    sebagai contoh saya suda coba menghitung persyaratan luasan tersebut dan ketemu angka 627 mm2 dengan spasi confinement 100 mm…apakai nilai 627 mm2 itu adalah luasan confinement arah x saja atau y saja atau kah itu sudah mewakili dua2nya ya pak ?
    sama adakah buku yang menjelaskan lebih detail mengenai perencanaan confinement kolom pak ?

    Suka

  5. aryobimantoro21

    mohon maaf pak ingin menanyakan mengenai perencanaan tulangan confinement kolom yang diatur oleh sni 2847 – 2013 pasal 21.6.4, saya ingin menanyakan apakah persyaratan luasan tulangan confinement pada rumus 21.4 dan 21.5 itu adalah persyaratan luas untuk satu sumbu penampang ataukah total 2 sumbu penampang nggih pak ?
    sebagai contoh saya suda coba menghitung persyaratan luasan tersebut dan ketemu angka 627 mm2 dengan spasi confinement 100 mm…apakai nilai 627 mm2 itu adalah luasan confinement arah x saja atau y saja atau kah itu sudah mewakili dua2nya ya pak ?
    sama adakah buku yang menjelaskan lebih detail mengenai perencanaan confinement kolom pak ?

    Suka

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s