Manusia boleh membuat rencana, tapi Allah yang memberi keputusan [Amsal 16.1]
Memang dari dulu orang sudah paham, bahwa pikiran boleh apa saja, masalahnya apakah itu terwujud atau tidak adalah tidak sepenuhnya tanggung-jawab kita. Ayat di atas jika dimaknai, maka kita tentu tidak perlu merasa bersalah jika apa yang sudah direncanakan, toh akhirnya belum tentu terwujud. Jika terwujud, itu adalah kehendak ilahi, Tuhan Yang Maha Esa. Demikian juga kalau tidak, maka itu belum kehendak-Nya, belum waktunya saja.
Berpegang pada pendapat di atas, tentu sah-sah sajalah jika di awal kita sudah dapat menetapkan target-target apa yang kita kehendaki. Bagi seorang dosen seperti saya ini, maka yang disebut target tentu tidaklah semuluk para politikus yang dengan dukungan anggaran bisa mengubah wajah negeri. Itu perlu karena tanggung-jawab politikus adalah kepada pemilihnya, yaitu rakyat negeri tersebut. Jadi mengubah wajah dalam hal ini tentunya agar kesejahteraan rakyat bertambah baik, dan bukan sekedar menumpuk pundi-pundi kekayaan bagi diri si politikus atau golongannya itu sendiri.
Kalau dosen itu targetnya mengajar saja ya pak Wir ?
Kalau mengajar di kampus, itu sih namanya bukan target. Itu adalah beban tanggung-jawab yang harus dipenuhi. Pemakaian ayat di atas tentu tidak tepat, karena kalau beban tanggung-jawab itu tidak dilaksanakan maka bisa-bisa haknya untuk menerima gaji bulanan akan dicabut. 😦
Jadi mengajar, membimbing mahasiswa dan semacamnya adalah konsekuensi logis menjadi profesional dosen. Itu harus dilaksanakan dengan baik. Untuk memenuhi hal tersebut maka datang tepat waktu, disiplin adalah kewajiban. Tidak perlu dipikirkan saja, tetapi memang harus dilaksanakan dengan baik.
Jadi kalau begitu apa yang perlu dipikirkan dan direncanakan bagi seorang dosen itu ya pak ?
Wah bisa banyak itu. Termasuk juga memikirkan apa rencananya terhadap pengembangan potensi diri dalam mengajar. Jangan berpuas diri dengan apa yang telah dikerjakan. Karena masalahnya, bisa saja kita (dosen) merasa pede sekali dengan materi yang kita ajarkan, tetapi orang lain (pihak universitas atau pengambil kebijakan) melihat bahwa materi tersebut ternyata sudah tidak diperlukan lagi. Akibatnya materi yang diajarkan itu bisa saja dihilangkan dari kurikulum. Nah itu berarti potensi kita (dosen) untuk mengajar bisa hilang. Jika ternyata kemudian, dosen yang bersangkutan tidak bisa memenuhi target mengajar, dengan alasan bukan bidang keahlian, maka bisa saja sang dosen di delete dari daftar gaji yang harus dibayarkan universitas. Itu khan berarti disuruh resign. Bisa jadi pengangguran lho.
Apa yang aku ceritakan di atas itu bukan wacana. Itu kejadian nyata, tentu saya tidak perlu bercerita detail tentang orang yang dimaksud. Jadi bagi dosen-dosen yang merasa sudah senior, hati-hati. Isi kegiatan dengan kegiatan lain selain mengajar (maklum kemampuan mengajar atau bisa mengajar adalah suatu hal yang wajar dipunyai dosen, satu hal yang biasa-biasa saja, tidak ada yang istimewa). Memang mengajar jelas adalah kegiatan yang utama, tidak boleh diabaikan karena itu berperan bagi keberadaan kita di institusi yang memberi gaji. Tetapi agar kita juga dimaknai oleh masyarakat di luar kampus, maka harus menyiapkan pikiran dan keringat tersendiri. Itulah makanya bagi seorang dosen dikenal juga konsep Tridharma Perguruan Tinggi. Tidak hanya mendidik dan mengajar saja, tetapi juga penelitian dan publikasi serta pengabdian pada masyarakat. Kata lain dari membagi ke orang lain. Karena kita bukan konglomerat yang kaya akan materi, maka tentu yang dibagi adalah pokok pikiran yang positip, yang dapat membuat orang lain berkembang juga. Santapan jiwa, gitu lho.
Wah gitu ya pak Wir, mungkin itu bisa di UPH ya pak. Jadwal mengajarnya agak lowong !
Siapa bilang dik. Kalau menuruti kata hati saja, bisa-bisa nggak ada itu rencana-rencana muluk. Tahu sendiri di UPH itu sejak satu atau dua tahun terakhir ini melaksanakan perkuliahan 3 kali dalam setahun, disebutnya semester ganjil, genap dan akselerasi. Itu menjadi kewajiban karena itu adalah kebijakan di tingkat universitas. Akibatnya, pergantian dari tiap semester itu paling lama hanya 2 (dua) minggu, sudah langsung semester baru lagi. Bagi yang nggak punya tenaga lebih, bisa-bisa semua pikiran hanya habis untuk mengajar saja lho. Sisi lain juga karena jumlah dosen tetap di Jurusan Teknik Sipil UPH relatif kecil, sesuai ketentuan minimum DIKTI yaitu sekitar 6 orang dengan gelar minimal S2. Oleh sebab itu tanggung-jawab mengajar menjadi padat (optimum).
O begitu ya pak. Di kampus lain kelihatannya lebih lowong, jeda antar semester baru bisa lebih dari satu bulan, bahkan ada yang sampai dua bulan juga. Biasanya khan itu yang digunakan dosen untuk menyelesaikan tugasnya di bidang penelitian dan publikasi dan lain-lain. Dengan kondisi sistem pengajaran yang begitu padat di UPH itu, untuk tahun ini apakah ada kegiatan lain yang bapak kerjakan selain mengajar ?
Untuk tahun 2015 ini saja ya. Dengan cara berpikir bahwa dosen harus punya kegiatan lain selain mengajar, karena hanya dengan cara itulah maka dosen yang bersangkutan akan dikenal orang di luar kampusnya, maka dari Januari sampai Agustus ini ada beberapa kegiatan-kegiatan yang dikerjakan, yaitu :
- April 2015 : launching buku karangan saya berjudul “Struktur Baja – Perilaku, Analisis dan Desain – AISC 2010” setebal 760 halaman oleh Penerbit LUMINA Press. Itu merupakan kegiatan utama selama dua tahun (sejak buku SAP2000 diluncurkannya di tahun 2013).
- Menjadi Ketua Panitia Seminar Nasional Sains, Rekayasa & Teknologi UPH – 2015 di tingkat Fakultas, yaitu Fakultas Sains dan Teknologi (FaST) UPH tanggal 6 – 7 Mei 2015. Seminar ini adalah pertama kalinya diselenggarakan oleh FaST di tingkat nasional. Meskipun menjadi ketua panitian seminar itu bukan pertama kalinya bagiku, tetapi karena di tingkat fakultas baru pertama kalinya, maka banyak ide-ide yang diragukan oleh anggotanya. Di situlah peranku, yaitu ngotot seperti bagaimana memastikan bahwa pada acara seminar tersebut, maka prosiding cetak dapat langsung dibagikan. Ini juga merupakan seni tersendiri dimana dengan waktu sosialisasi yang terbatas (launching Februari 2015) dapat terkumpul sebanyak 82 abstrak dari 29 institusi yang berbeda. Jadi prosiding yang dihasilkannya juga cukup tebal. Selain prosiding, pada acara seminar juga dibagikan tas seminar. Pokoknya banyak yang puas dengan penyelenggarakan seminar tersebut. Dari segi keuangan juga diperoleh keuntungan, meski nggak banyak, tetapi yang penting tidak tombok (rugi). Ini khan yang bikin takut orang menyelenggarakan seminar.
- Meskipun sibuk jadi Ketua Panitia, tetapi di sela-sela waktunya masih bisa mengumpulkan paper di seminar FaST di atas dengan judul “Analisis Stabilitas Perancah Bertingkat dengan Advance Analysis dan DAM“, ini aku tulis bersama-sama dengan Hendra Marianto mahasiswa bimbingan S2. Ini untungnya dosen, dapat mengajak mahasiswanya untuk berkontribusi.
- Empat (4) Juni 2015 memenuhi undangan Politeknik Negeri Sriwijaya untuk menjadi Pembicara dalam seminar Civil Expo dan membawakan makalah berjudul “Rancangan SNI Konstruksi Baja yang terbaru“. Materi ini dapat dengan cepat disusun karena terkait dan mirip dengan materi penulisan buku saya di atas. Bagi sebagian orang tentu bertanya-tanya, karena penyusun SNI-nya itu khan orang lain (bukan saya), jadi mengapa seminar tentang SNI itu diisi oleh saya. Tentang hal itu sih saya dapat dengan mudah menjawab, memang betul tim penyusun SNI Struktur Baja yang terbaru memang bukan Wiryanto, tetapi meskipun bukan penyusun tetapi saya adalah penulis pertama buku Struktur Baja yang berorientasi pada AISC 2010. Seperti diketahui SNI baja kita itu khan pada dasarnya hanya menerjemahkan dari AISC 2010. Jadi saya pede-pede saja membawakan, bahkan jika disuruh bersama-sama team penyusun akan lebih senang lagi.
- Tanggal 25 – 26 Agustus 2015 mempresentasikan makalah di Seminar Nasional HAKI (Himpunan Ahli Konstruksi Indonesia) di hotel Borobudur, Jakarta. Makalah yang disajikan berjudul “Studi Perbandingan Portal Momen Rangka Batang Khusus (PMRBK) dan Portal Momen Khusus (PMK) pada Bangunan Baja Bertingkat Sedang“, hasil kolaborasi bersama Rendy, Mahasiswa S2 yang dibimbing. Acara ini penting untuk menunjukkan bahwa orang UPH ada juga meneliti di bidang konstruksi. Ingat nggak setiap dosen pernah tampil di acara tingkat nasional lho. Jadi nggak terlalu penting apakah makalah itu mendapat respon yang hangat atau tidak pada saat dipresentasikan, tetapi dengan menampilkan karya tulis maka ide itu akan hidup. Suatu saat dapat dibaca dan menjadi inspirasi orang.
Nah itu kira-kira kegiatan lain di luar tugas mengajar di UPH. Mungkin tidak sebanyak pakar lain, tetapi lumayan karena bisa jadi penghibur dan penambah wawasan selain mengajar.
Tinggal empat bulan lagi tahun 2015, apakah pak Wir masih punya rencana lain seperti di atas, selain mengajar ?
Namanya saja rencana, pasti ada dik. Kalau yang terskedul dan sudah pasti adalah sebagai berikut :
- Minggu depan, tepatnya tanggal 16-17-18 September 2015 ada seminar internasional EACEF di UK Petra Surabaya. Kebetulan Jurusan Teknik Sipil UPH sebagai kontributor panitia seminar, sehingga harus ikut. Untuk itu aku membawakan makalah tentang perencanaan struktur balok berbasis grafis seperti yang ada di manual AISC.
- Tanggal 7 – 8 Oktober 2015 ada seminar KONTEKS di Unhas, Makasar. Ini Jurusan Teknik Sipil juga sebagai kontributor panitia seminar sehingga harus ikut juga. Aku juga menyumbang satu makalah numerik memanfaatkan program Mastan2.
- Tanggal 26 – 27 November 2015 ada seminar di kota Medan, yang diselenggarakan oleh asosiasi. Ini aku akan membawakan tentang struktur baja sesuai dengan buku yang aku tulis. Jadi tentang SNI baja terbaru dan DAM (Direct Analysis Method) suatu cara baru tentang analisis stabilitas yang ada di SNI terbaru terbaru.
- Tanggal 5 Desember 2015 di sekitar Jabodetabek. Materinya belum ditentukan, menunggu surat resmi dari institusi yang memintas.
Cukup banyak juga jadwal acara di luar mengajar. Yah begitulah kira-kira agendaku tahun ini.
Selain itu semua, karena juga aku ini merangkap penulis, sehingga ketika ketemu orang banyak yang ditanyakan adalah “bukunya tahun depan apa pak”, maka kepikir juga judul buku baruku. Kira-kira apa ya ?
Dalam benak, banyak sekali yang berseliweran. Kira-kira ini :
- Pertama-tama adalah gempa untuk struktur baja, ini sudah dimulai dengan paperku di seminar HAKI bulan Agustus ini. Tetapi untuk buku, maka tentunya tidak gampang. Ini perlu waktu untuk jadi ekspertise, jadi kalau untuk tahun depan agak pesimis.
- Kedua adalah tentang balok, mulai dari balok komposit dan juga balok castellated. Ini relatif lebih real dari struktur baja tahan gempa, akan lebih cepat. Saat ini sudah ada dua mahasiswa S1 yang melakukan studi tentang castellated dan satu mahasiswa S2 yang melakukan simulasi balok castellated untuk tahan gempa. Saat ini studi tentang castellated sudah menemukan bahwa rumusan pertama perhitungan adalah mengacu pada ketentuan Bloddget (literatur paling tua), juga Darwin. Sudah dilakukan studi tentang keduanya oleh Andre (mahasiswaku) dan ketemu konfigurasi lubang yang paling efisien, meskipun ini hanya cocok untuk bentang lebar. Selanjutnya mahasiswaku yang lain membandingkannya dengan metode perencanaan yang dikembangkan oleh BS (Inggris). Kelihatannya ini prosedur yang cukup baik. Dari perbandingkan perhitungan yang dilakukan mahasiswaku, ketemu bahwa metode BS dapat memberikan kapasitas balok yang lebih baik dari perihtungan dengan cara Bloddget. Tapi untuk jadi buku, kelihatannya juga masih cukup pesimis.
- Ketiga, kelihatannya akan lebih cepat selesai. Judul bukunya bahkan sudah ada, yaitu “Belajar Cepat SAP2000“. Materinya akan didasarkan pada program SAP2000 versi 15.0 atau yang lebih baru. Meskipun saat ini buku tentang SAP2000 sudah banyak sekali di pasaran, tetapi seperti biasa, buku versi Wiryanto tentu harus berbeda.
Bagaimana ?
Yth.
Bapak Wiryanto,
Maaf menambahkan, akhir tahun ini juga bapak launching buku baja di jogja, meskipun buku baja sudah habis, sedang order.
hehehe….
Jangan lupa datang ke Universitas Negeri Yogyakarta,
sudah dirindukan.
Salam,
Faqih Ma’arif
SukaSuka
O jadi ya mas Faqih, senang sekali kalau begitu. Tempo hari ada yang menghubungi saya, tentang rencana yang dimaksud. Hanya saja belum ada tanggal pastinya. Mohon saya dikabari ya biar masuk ke agenda. Sekaligus juga ke penerbit LUMINA Press biar bisa membantu dari segi sponsor. Minimal ada door prize. Maklum tempo hari di seminar HAKI, pihak penerbit bikin tas khusus.
O ya, untuk tahun depan, bukunya SAP2000 lagi ya. Maklum untuk membahas struktur baja perlu tiwikrama terlebih dahulu. Moga-moga dapat sambutan lagi di Yogja. Seperti biasa, materinya tentu harus berbeda dari buku-buku yang sudah ada, minimal dari segi penyajian khas Wiryanto. 😀
SukaSuka
Pak wiryanto yth.
untuk jadwal sudah jadi,
adik2 akan mengirimkannya kepada bapak,
Benar sekali itu, Lumina harus memberikan sponsornya,
biar seperti ada cabang lumina DIY begitu pak.
Terimakasih atas kerjasamanya pak Wiryanto.
☺
SukaSuka
Siap untuk mas Faqih. Silahkan request saja ke LUMINA minimal bisa untuk doorprize yang banyak.
SukaSuka