Bagaimana Seorang Penulis yang tak Mengenalku Telah Mengubah Hidupku


Menulis. Sebuah kata yang sangat klasik dan cenderung dipandang remeh karena dianggap membosankan. Banyak di antara kita khususnya orang Indonesia yang secara implisit tidak menghargai karya-karya berupa tulisan. Tidak sedikit pula orang-orang yang sampai kematiannya pun tidak mengetahui betapa tulisan dapat mengubah hidupnya. Saya berbicara mengenai menulis dan membaca karena kedua hal ini adalah sepaket. Tulisan ditulis untuk dibaca dan untuk membaca diperlukan seorang penulis. Lantas sepenting apakah tulisan itu ?

Manusia adalah makhluk yang terbatas. Terbatas dalam pemikiran, kita tidak bisa memahami segala hal. Tetapi kita dapat menambah wawasan. Terbatas dalam waktu, kita tidak hidup dalam kekekalan, tapi kita dapat merasakan hidup di berbagai zaman. Terbatas dalam tenaga, kita tidak dapat bertemu dengan orang-orang hebat semau kita, tapi kita dapat membaca isi pikirannya. Semua hal itu dapat dilakukan dengan satu hal saja sekaligus, dan memang hanya hal ini yang dapat meralisasikan semuanya. Membaca.

Bagaimana membaca dapat menyulap sebuah pemikiran adalah setengah misteri. Otak manusia bekerja dengan dua cara. Ketika kita membaca, kita secara sadar menggunakan otak kita untuk membaca, memahami, dan mengingat isi tulisannya. Inilah yang disebut conscious mind. Tetapi ternyata porsi ini tidak banyak. Ada hal yang berbeda dengan mekanisme otak bekerja dengan yang kita bayangkan. Bagaimana kita berimajinasi ketika asyik membaca, membuka lembar demi lembar sampai lupa waktu, dan mempercayai kebenaran tulisan sampai hal tersebut tersisip dalam aksi hidup kita terkadang dilakukan tanpa sadar. Istilah setaranya sub-conscious mind. Apa yang saya sampaikan mungkin dapat menjadi perdebatan. Namun poin saya adalah membaca dapat secara nyata mengubah pola pikir seseorang, tanpa secara langsung dilakukan dengan sadar oleh si pembaca. Betapa merupakan sesuatu yang dahsyat.

Tulisan-tulisan yang jumlahnya sudah tidak terbatas pun mengantarkan kita ke berbagai zaman rentangnya ribuan sampai jutaan tahun. Kita pun tidak bertemu dengan semua orang hebat di dunia dalam hidup kita. Tapi dengan membaca, kita diantar kepada isi pemikiran mereka, cara mereka melihat dunia, dan pendapat mereka tentang kompleksitas hidup. Tulisan telah menghubungkan manusia dari ujung ke ujung dunia tanpa batas.

Saya mungkin tidak akan pernah bertemu dengan Merry Riana, seorang pengusaha kaya raya dan motivator wanita no. 1 di Asia. Merry Riana pun pasti tidak mengenal saya. Namun percaya atau tidak, Merry Riana telah mengubah hidup saya. Merry Riana telah mengubah perspektif saya mengenai hidup, nasib, dan kerja keras. Bagaimana hal itu dapat terjadi? Karena beliau adalah seorang penulis.

Saya akan menceritakan sedikit tentang penulis ini. Merry Riana hidup dari keluarga yang sedang-sedang saja secara finansial. Ayahnya membuka usaha elektronik kecil untuk menafkahi keluarga. Ibunya seorang ibu rumah tangga yang hemat untuk menjaga kestabilan finansial keluarga. Merry adalah anak sulung dari 3 bersaudara.

Krisis moneter 1998 tidak hanya menimbulkan kekacauan ekonomi negara, namun juga menimbulkan ketakutan dan trauma khususnya bagi etnis Tionghoa yang kala itu banyak melakukan eksodus ke luar negeri. Sekujur jalan, pertokoan, perkantoran, dan mall dibakar. Tubuh mayat dimana-mana. Kejadian ini memaksa Merry yang kala itu sedang meng-apply ke jurusan Teknik Elektro Universitas Trisakti, dipaksa orang tua untuk melanjutkan studi di Singapura demi alasan keamanan hidup.

Untuk ukuran keluarga Merry, menyekolahkan anak di luar negeri, khususnya Singapura yang biaya hidupnya terkenal mahal adalah sesuatu yang sangat sulit. Mereka terpaksa berhutang pada pemerintah setempat untuk menyekolahkan Merry, jumlahnya mencapai 40 ribu SGD. Tentu itu adalah jumlah yang sangat banyak dan membutuhkan waktu yang sangat lama untuk melunasinya dengan kondisi ekonomi keluarganya saat itu. Hal ini diperparah dengan kurs dollar yang terbang tinggi sehingga menyebabkan kerugian besar ekonomi keluarganya.

Sebagai mahasiswa miskin di Singapura, Merry hanya makan roti tawar di siang hari dan mi di instan malam hari. Bahkan karena malu, Merry seringkali makan di toilet, karena kebanyakan mahasiswa yang kuliah di NTU adalah bukan dari keluarga pas-pasan. Uang jajan Merry, bukan hanya tidak cukup untuk membeli buku pelajaran, untuk makan sederhana saja tidak cukup. Tatkala Merry sering kelaparan dan merasa lemas ketika itu. Beban pikiran akan kondisi keluarga di Indonesia dan hutang pendidikan menambah penderitaan hidupnya pada fase tersebut.

Namun dalam kondisi hidup seperti itu, Merry “terpaksa” menggunakan nalarnya dalam menyusun strategi untuk melanjutkan hidup. Kerja keras, sikap disiplin, keyakinan, iman, dan keinginan untuk bebas dari kemiskinan memberikannya kekuatan besar untuk berani bertindak dan mencapai kebebasan finansial. Merry juga membangun tekad untuk terbebas dari jurang kemiskinan. Langkah-langkah yang ditempuh Merry, khususnya setelah kelulusannya banyak mengundang pertanyaan dan kerutan dahi. Namun beliau membuktikan kepada dunia, bahwa nasib miskinnya hanyalah satu bagian dalam hidupnya yang dapat diubahnya dengan kerja keras. Sampai beliau menjadi terkenal karena meraih pendapatan 1 juta dollar saat berumur 26, saat itu tahun 2006, Merry telah menjadi inspirator bagi banyak orang di dunia, khususnya di Indonesia, negara asalnya.

Namun bagaimana hal tersebut telah mempengaruhi hidup saya? Jawabannya adalah karena Merry Riana seorang penulis dan saya membaca bukunya. Saya memahami kisahnya seperti saya terlibat langsung di dalamnya, saya mengetahui isi pikirannya dalam fase-fase yang diceritakan dalam buku tersebut. Banyak hal yang diajarkan Merry Riana kepada saya, padahal beliau tidak pernah bertemu dengan saya. Salah satu yang paling membekas dalam diri saya adalah pandangan bahwa hidup adalah sebuah komitmen untuk diperjuangkan. Hidup adalah perjuangan yang harus dimenangkan. Kalimat-kalimat Merry Riana menjadi prinsip hidup yang saya pegang. Sekali lagi, hal tersebut tidak akan mungkin terjadi bila kisah hidupnya tidak ditulisnya.

Menjadi penulis memang terkadang dipandang remeh. Ini tidak lain disebabkan masih kurangnya kesadaran literasi orang Indonesia. Padahal, menulis adalah media yang sangat baik untuk menggunakan kualitas otak manusia. Menurut saya pribadi, menulis tidak hanya soal hobby, passion, kepopuleran, keuntungan, ataupun keabadian. Namun arti penting menulis adalah bagaimana tulisan tersebut secara masif dapat membantu banyak orang dan memberikan nilai-nilai positif dalam hidup orang lain.

Menulis adalah cara Tuhan untuk menggunakan manusia mengubahkan manusia lainnya.

Catatan : Ini adalah karya tulis sdr. Endrik Andrian Lie, mahasiswa kelas “Capstone”, di Jurusan Teknik Sipil, FaST, Universitas Pelita Harapan. Aku mengajar di kelas itu untuk sesi “Pentingnya menulis bagi seorang insinyur“.

Saya menampilkan karya tulisnya di blog ini dengan maksud mempopulerkan sekaligus untuk menguji apakah ini karya orisinil atau tidak. Silahkan dinilai.

3 pemikiran pada “Bagaimana Seorang Penulis yang tak Mengenalku Telah Mengubah Hidupku

  1. Chofifatul

    Kirain Pak Wir yang menulis… ternyata ada
    Catatan : ….
    … mempopulerkan sekaligus untuk menguji apakah ini karya orisinil atau tidak …

    Suka

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s