Bekerja sebagai dosen di kampus sebenarnya tidak senang jika disebut dosen killer. Nggak ada untungnya di era jaman sekarang ini, yang jika tidak puas sedikit mahasiswanya bisa saja langsung demo (tapi nggak sampai teriak-teriak di jalan). Apalagi mengajarnya di kampus swasta, yang sumber pendapatan utamanya adalah SPP mahasiswa.

Itu makanya saya harus bekerja keras membuat materi-materi lengkap untuk mengajar. Karena lengkapnya maka sampai-sampai laku ketika dibuat menjadi buku. Itu salah satu alasan mengapa saya rajin menulis buku (buku yang aku maksud di distribusikan LUMINA Press). Karena materi yang saya ajarkan relatif banyak, itu lho yang mata kuliah Struktur Baja. Semua materi yang kutulis di buku, yaitu sekitar 900 halaman adalah materi untuk mata kuliah Struktur Baja I, II dan III di Universitas Pelita Harapan. Oleh sebab itu saya sadar, kalau mereka harus menghapal rumus-rumus di buku, pasti banyak yang fail. Oleh sebab itu dalam ujian-ujiannya maka mereka boleh membuat dan membuka catatan tangan yang mereka buat (bukan open books lho).

Nah dengan adanya kemudahan-kemudahan yang dibuat (sudah disiapkan buku, kalau ujian boleh buka catatan tangan), ternyata itu tidak membuat mereka cepat menguasai ilmu struktur baja yang kuajarkan. Aku nggak tahu kenapa ?

Jujur saja, mereka memang mendapatkan kemudahan tersebut. Bahkan kalau mau minta materi struktur baja dari sumber lain (ebook) pasti akan dikasih (maklum aku punya pustaka buku tentang struktur baja dan yang terkait banyak sekali). Tetapi nyatanya ketika melihat hasil UAS April 2017 ini, maka dari sekitar 58 siswa, yang mendapat nilai di atas 50 adalah kurang dari 5 saja. Itu berarti yang lulus hanya sekitar 10% saja. Jelas ini kalau dari kacamata statistik bisa disebut kelas gagal. 😦

Lho koq bisa pak. Itu berarti cara Bapak mengajarnya !

Itu masalahnya. Jadi sebenarnya kalau hanya membuat nilai mereka A semua, memang gampang. Kasih contoh soal penyelesaian di kelas, lalu ketika ujiannya hanya ganti parameter saja. Dengan adanya open notes maka bisa dijamin mahasiswanya akan banyak yang lulus. Hanya saja aku berpikir, kalau hanya seperti itu, bagaimana mereka dapat memahami materi dengan baik, sehingga bisa kreatif dan innovatif, tidak sekedar tukang hitung . Oleh sebab itu dengan alasan bahwa buku contoh pelajaran sudah aku tulis lengkap, juga diujian boleh buka contekan, maka agar bermutu soal ujiannya harus dibuat khusus.

Soalnya meskipun disebut khusus sebenarnya tetap sederhana (menurutku) hanya saja untuk menyelesaikannya harus mikir. Untuk itu soalnya harus dibuat berbeda dari yang pernah kutulis di buku. Nah soal yang kumaksud dapat dilihat di bawah ini, Soal ini relatif sederhana, dan pernah aku singgung di kelas. Jadi  mestinya jika mahasiswanya membaca materi perkuliahan yang aku tulis di buku dan mengikuti serta memahami dengan seksama perkuliahan yang aku beri, maka tentunya mereka harunya sudah bisa. Jadi jika ternyata hasilnya banyak yang gagal, berarti selama ini mereka belum mengerti atau tidak menyimak perkuliahan yang aku beri. 😦

Nah untuk membuktikan mudahnya soal Ujian Akhir Semester Struktur Baja I di kampus UPH yang nilai hasilnya jelek-jelek, maka aku buatkan soal-penyelesaiannya agar dapat dipelajari dengan sesama.

Jika tertarik uraian di atas dan ingin versi PDF-nya, silahkan download di sini (396 kb)