Berita heboh – publikasi ilmiah RI


Ini ada berita yang bikin heboh grup WA teman-teman di fakultasku. Dari kantor berita on-line, ini judul lengkapnya.

Edisi 07-08-2017
Publikasi Ilmiah RI Tiga Besar Dunia
http://koran-sindo.com/page/news/2017-08-07/0/8

Tahu sendiri khan, yang namanya teman-teman fakultas, itu berarti anggota-anggotanya adalah dosen. Bagi seorang dosen, yang namanya publikasi ilmiah adalah sesuatu yang penting. Bahkan bisa disebut penting sekali. Maklum dari publikasi ilmiah tersebut seorang dosen akan berbeda posisinya dari dosen yang lain. Bagi dosen, publikasi ilmiah berarti suatu kum penilaian. Bila mendapatkan kum yang tepat maka jabatan profesor bukanlah sesuatu impian lagi, karena memang begitu persyaratannya. Jadi intinya, dosen dan publikasi ilmiah adalah saling terkait.

Penyumbang publikasi ilmiah selain dari kalangan akademisi (dosen dan mahasiswa) maka adalah peneliti profesional (lembaga penelitian). Di luar itu, relatif sangat sedikit yang berkiprah menyumbang publikasi ilmiah. Maklum, kadangkala dengan membuat publikasi ilmiah, selain waktu banyak yang hilang, duitnya juga tidak banyak. Bahkan jika di publikasi di DOAJ (https://doaj.org/) bahkan harus membayar.

Tahu khan DOAJ, yaitu suatu directory di internet yang berisi daftar jurnal-jurnal yang dapat di download gratis. Maksudnya adalah untuk melawan dominasi jurnal ilmiah lain yang telah dikelola secara bisnis, semacam SCOPUS dan teman-temannya. Ingat sekarang ini khan ada persyaratan dari DIKTI bahwa tulisan ilmiah yang tidak dimuat di jurnal berscopus, tidak berharga. Itu juga berarti, nulis ecek-ecek seperti di blog ini, juga tidak berharga karena tidak ber-scopus. 😦

Bagi DOAJ, yang namanya Impact Factor, yang bisa digunakan untuk mengevaluasi Jurnal International Bereputasi, tidak dianggap. Ini saya kutip sedikit pernyataan dari mereka di lamannya.

Impact Factors
DOAJ does not believe in the value of impact factors, does not condone their use on journal web sites, does not recognise partial impact factors, and advocates any official, alternative measure of use, such as article level metrics.

There is only one official, universally recognised impact factor that is generated by Thomson Reuters; it is a proprietary measure run by a profit-making organisation. This runs against the ethics and principles of open access and DOAJ is impact-factor agnostic. DOAJ does not collect metadata on impact factors. Displaying impact factors on a home page is strongly discouraged and DOAJ perceives this as an attempt to lure authors in a dishonest way.

Itu bisa berarti DOAJ >< SCOPUS. Bisa juga diartikan jika tidak diterima ke jurnal ber Impact Factor maka ada baiknya kirim saja ke jurnal yang ber-DOAJ. Hanya yang terakhir ini, yang DOAJ yang bagus reputasinya kebanyakan adalah yang berbayar. Ini berbeda tentunya dengan jurnal berindeks SCOPUS, banyak yang reputasinya bagus dan gratis. Hanya saja materi publikasinya harus bagus.

Jadi jurnal DOAJ dan SCOPUS memang berbeda. Jika DOAJ untuk penulis banyak yang harus membayar, tetapi pembaca dapat down-load gratis. Adapun SCOPUS untuk penulis banyak yang gratis, tetapi untuk pembaca harus membayar.

Dengan pemahaman seperti itu, lalu membaca judul berita di atas, tentunya akan berbeda dalam menyikapi kata DUNIA yang digunakan dalam judul tersebut. Jadi seperti negara-negara di dunia itu dibagi dalam Blok Barat dan Blok Timur, lalu ada Non-Blok. Jadi dalam dunia publikasi ilmiahpun juga seperti itu adanya. Nah kita mungkin saja tiga besar, tetapi di blok dunia ilmiah yang mana ? ? ? ? ?

Ayo para ilmuwan, tetap kerja keras.  . . . . . . .

 

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s