Seminar Nasional ke-2 Fakultas Sains dan Teknologi UPH, yaitu SNSRT 2017, telah sukses terselenggara tanggal 17 dan 18 Mei 2017. Sukses karena banyak teman-teman mengasih selamat (maklum saya ketua pelaksana seminar tersebut), tidak ada complaint terkait pelaksanaan acara (ini tentunya karena kerja keras dari seksi acara yang dikomandoi pak Andry Panjaitan cs) dan yang lebih penting lagi adalah karena secara keuangan tidak ada yang tombok. Ini semua tentunya cukup melegakan. Bayangkan saja, informasi seminar tersebut yang berupa poster baru bisa ditayangkan pada akhir bulan Januari 2017. Ini posternya yang aku desain khusus dengan program Adobe Indesign.

Ini poster awal, yang bahkan belum mencantumkan siapa-siapa Invited Speaker yang akan diundang. Nggak tahu apa karena warnanya atau foto gedung UPH-nya, ternyata informasi yang disampaikan tentang seminar tersebut dapat menarik banyak peserta. Tahu sendiri khan, promosinya relatif murah, hanya pakai medsos dan email saja. Jadi ketika batas penerimaan abstrak, yaitu awal Mei, ada sekitar 147 kiriman abstrak yang masuk.
Jelas itu sesuatu yang tidak kuduga, padahal sebelumnya agak pesimis dengan jumlah peserta yang akan hadir. Dibayangkannya hanya sekitar Jabodetabek, ternyata tanggapannya datang dari 14 kota di Jawa (a.l. Surabaya, Yogyakarta, Semarang, Purwokerto, Bandung, Bogor, Cianjur), Sumatera (a.l. Padang, Medan, Lampung), dan Kalimantan (Palangka Raya).
Dengan jumlah abstrak yang masuk tersebut maka prosidingnya bisa lebih dari 1000 halaman. Itupun jika para pemakalah disiplin membatasi makalahnya maksimum 8 halaman. Jika lebih, wah ribet urusannya. Meskipun kebayang akan bagaimana tebalnya (mahalnya) prosiding, padahal anggarannya telah ditetapkan. Hanya saja jumlah abstrak masuk yang banyak, juga membuat para panitianya bersemangat dan percaya diri untuk mengundang beberapa invited speaker sekaligus untuk memeriahkan acara tersebut. Inilah poster seminar final yang memuat para invited speaker yang dimaksud.

Desain poster seminar relatif sederhana, tetapi efektif lho. Lihat saja nggak sampai dua bulan, sudah ratusan yang memberikan tanggapan berupa abstrak. Jujur saja, untuk masalah desain, saya memang penggemar Google style, sederhana. Sampul-sampul buku yang aku buat juga seperti itu, to the point.
Akhir pengumpulan makalah penuh atau full paper ternyata jumlahnya berkurang dari jumlah abstrak yang masuk. Jadi pemakalah seminar menjadi 112 paper saja, tapi itupun datang dari 40 institusi terpisan, dan yang dari luar pulau juga tetap commited untuk hadir. Ini adalah daftar institusi pengirim makalah:
- Indonesia International Institute for Life Sciences
- Institut Sains Terapan dan Teknologi Surabaya
- Institut Pertanian Bogor
- Klinik Kesehatan LPMP Sumatera Selatan Kemendikbud RI
- Politeknik ATI Padang
- Politeknik Negeri Bandung
- Politeknik Negeri Semarang
- Poltekkes Kemenkes Surabaya
- PT. Matahari Putra Prima
- P.T. Pratama Industri, Sukabumi
- PT. Bima Sakti Geotama
- Pustek Keselamatan dan Metrologi Radiasi – BATAN
- Sekolah Tinggi Teknologi Wastukancana
- Sekolah Tinggi Teknik Surabaya
- Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta
- Universitas Atma Jaya Yogyakarta
- Universitas Brawijaya
- Universitas Gadjah Mada
- Universitas Hang Tuah Surabaya
- Universitas Ibn Khaldun
- Universitas Indonesia
- Universitas Indraprasta PGRI
- Universitas Katolik Parahyangan
- Universitas Kristen Indonesia
- Universitas Kristen Krida Wacana
- Universitas Kristen Maranatha
- Universitas Malahayati
- Universitas Muhammadiyah Purwokerto
- Universitas Negeri Medan
- Universitas Padjadjaran
- Universitas Palangka Raya
- Universitas Pelita Harapan
- Universitas Pembangunan Nasional
- Universitas Pendidikan Indonesia
- Universitas Tama Jagakarsa
- Universitas Tarumanagara
- Universitas Trisakti
- Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
- Universitas Sumatera Utara
- Universitas Suryakancana Cianjur
Dengan jumlah sebegitu banyak, maka dapat hadir di acara tersebut tentunya dapat juga digunakan untuk meluaskan jaringan pertemanan (networking) dari komunitas ilmiah yang ada. Ini adalah salah satu kelebihan menulis call-for-paper di seminar dibanding menulis di jurnal ilmiah. Untuk kualitas mutu penulisan, tentunya yang di jurnal ilmiah lebih tinggi karena review-nya dapat lebih detail.
Ini dokumentasi foto-foto selama seminar berlangsung, bagi para peserta seminar melihat foto-foto ini tentunya penting.

Gambar 1. Pembukaan acara diawali oleh MC
Baca lebih lanjut →