Ivan k. Edison dari UK.Petra menulis di email :
Saya Ivan k. Edison dari UK.Petra, maafkan kalau pertanyaan ini kurang bagus. Mohon petunjuk dan dimaklumi ya pak.
Hal yang mengganggu dan ingin saya tanyakan adalah ada pembicara pada seminar mengatakan bahwa rumus tegangan yang kita pakai,
Tegangan = P/A + My/I
ini tidak valid pada hal hal tertentu.
Sedikit pengetahuan saya mengenai batasan hal tersebut adalah konsep “Small Deformation” dan untuk bagian momennya adalah “Plain remain plain”. Untuk kedua hal tersebut saya hanya mengerti secara garis besar. Itupun karena kata-kata tersebut sering disebut oleh dosen dosen saya dan disebut di beberapa teksbook yang pernah saya baca.
Saya ingat sekali seminar pada bagian itu karena sang pembicara memberikan contoh yang pernah saya alami juga. Pada saat ingin mengikuti lomba jembatan di UPH saya mencoba mencari tahu berapakan tegangan ultimate dari bahan yang saya miliki. Saya menggunakan simple supported dengan beban ditengah bentang. Setelah saya mendapatkan beban maksimumnya saya menggunakan rumus tersebut. Namun yang saya temukan tegangan ijin dari kayu tersebut >500kg/cm2. Didasari panik dan bingung saya hanya mengabaikan data tersebut. Diseminar tersebut diungkit kembali, maka hal itu menjadi pikiran saya.
Pertanyaanya adalah pada hal apa rumus tersebut tidak valid ? Rumusan apa yang valid yang dapat saya gunakan pada kasus diatas?
Terimakasih atas petunjuknya ya pak. Senang berkenalan dengan Bapak.
Sdr Ivan, pertanyaan via email saya jawab melalui blog aja ya. Pertama, karena kalau harus kirim email mesti pindah dari Fasnet ke Speedy. Kedua, mungkin jawaban ini berguna juga bagi yang lain.
Pertanyaan anda saya kira cukup sederhana, tetapi untuk menjawabnya rasanya tidak sesederhana pertanyaannya. Ini adalah salah satu aplikasi dari pemahaman tentang “batasan masalah”. Sebagai seorang profesional di bidangnya, maka satu hal yang utama yang harus diketahui dengan pasti adalah “batasan pengetahuan yang dimilikinya”. Nggak jaminan bahwa sudah berapa lama anda bekerja, atau sudah berapa lama anda belajar, maka itu bukan berarti bahwa yang bersangkutan akan memahami segalanya. Yang jelas, bahwa semakin anda belajar semakin banyak atau semakin lama, maka anda semakin banyak tidak tahunya. Itulah mengapa ada pepatah “ibarat ilmu padi, semakin berisi semakin menunduk”.
Lucu ya, dalam satu sisi kita semakin tahu tentang “tidak tahunya”, tetapi di lain sisi kita bilang bahwa kita adalah “profesional”. Ada kesan saling bertolak belakang, karena kata profesional mempunyai kesan bahwa masalahnya bisa secara menyakinkan diselesaikan, sehingga oleh karena itu kita perlu dibayar. Agar keduanya itu klop, maka masalah yang dibahas atau diselesaikan tersebut memang benar-benar pada lingkup keahlian yang kita milik. Iya khan.
Demikian juga rumus. Itulah mengapa sangat banyak rumus atau ilmu yang harus dipelajari. Waktu muda dulu, bahkan aku mempunyai sesumbar, pokoknya kalau bidang struktur, pasti aku bisa. Sekarang meskipun sudah hampir lima tahun ini aku belajar S3, tetapi kalau ingin menyatakan pertanyaan itu ternyata mikir lebih banyak. Lebih takut. Jadi mohon di maklum ya, kalau ada yang bertanya tidak dijawab-jawab. Itu khan yang membuat kesel pembaca lain. Tapi itu lebih baik dari pada sok pinter dan menjerumuskan. Iya khan.
Kembali ke rumus anda.
Rumus anda yang menjadi pertanyaan tersebut tentu kita kenal dengan baik. Hanya berlaku jika :
-
tegangannya masih dalam batas elastis-linier, mengikuti hukum Hooke. Jadi kalau anda terapkan pada struktur yang mengalami keruntuhan, maka ya jelas tidak dapat diprediksi dengan baik. Rumus itu paling baik jika diaplikasikan dengan “working stress method”, yaitu dibandingkan dengan tegangan ijinnya. Agar memenuhi syarat linier, maka harus mengikuti batasan “small deformation”. itu persyaratan agar tidak terjadi “geometri non-linier”.
-
material yang menerima tegangan tersebut mempunyai kemampuan yang sama dalam hal tegangan tarik maupun tekan. Oleh karena itu, rumus tersebut tidak dapat diaplikasikan pada tanah atau beton, jika tegangan tarik yang terjadi melebihi tegangan tarik ijinnya.
- O ya, rumus tersebut juga valid jika yang dominan adalah perilaku lentur (misal balok biasa), dan bukan perilaku geser (misal balok tinggi). Itulah yang dimaksud “plain-remain-plain”.
Untuk dapat bermain-main dengan rumus tersebut, maka anda perlu mempelajari perilaku material yang digunakan, yaitu dengan melihat kurva tegangan-regangan yang dihasilkan. Pelajari daerah elastis-linier-nya. Itu daerah yang masih valid diaplikasikan dengan rumus tersebut. Dari kurva tersebut juga dapat diketahui apakah bahan materialnya getas atau elastis.
Ingin lebih banyak mempelajari rumus tersebut, bacalah bukunya GERE dan Timonsheko ” Mechanic of Material”. Itu buku wajib. Ok.







Tinggalkan Balasan ke donaldessenst Batalkan balasan