Tidak terasa rencana lomba Kompetisi Jembatan Indonesia ke-4 tahun 2008 semakin dekat. Lomba yang diselenggarakan oleh Politeknik Negeri Jakarta dan Ditjen Dikti Depdiknas segera berlangsung besok minggu depan mulai tanggal 8 – 9 – 10 Agustus 2008. Untuk memperebutkan :
- Juara Umum sekaligus Juara 1 : adalah peserta yang mendapatkan nilai tertinggi dari jumlah ketiga tahap penilaian, dengan catatan tidak gagal pada uji pembebanan (kuat) dan waktu perakitan serta memenuhi ketentuan pada pasal sembilan mengenai jumlah segmen dan tinggi struktur.
- Juara 2
- Juara 3
- Juara Kategori – Jembatan Terkokoh
- Juara Kategori – Jembatan dengan Metoda Konstruksi terbaik
- Juara Kategori – Jembatan dengan K3 terlengkap
- Juara Kategori – Jembatan Terindah
- Juara Kategori – Jembatan Teringan
- Juara Kategori – Waktu pelaksanaan tercepat
Untuk menentukan pemenang, maka para juri di KJI-4 melakukan pembobotan penilaian pada tahapan-tahapan berikut:
- Tahap pertama (proposal) : 10 %
- Tahap kedua (presentasi) : 10 % , pelaksanaan presentasi pada hari Jumat siang.
- Tahap ketiga (lomba) : 80 % , itupun terdiri dari
- Kriteria berat jembatan : 10%
- Estetika : 5%
- Metode Konstruksi : 20%
- K3 : 5%
- Waktu Pelaksanaan : 20%
- Kekuatan (uji pembebanan) : 40%
Dalam melakukan penilaian, para juri dan wasit akan berpedoman pada “Buku Panduan Kompetisi Jembatan Indonesia Ke-4 2008”. Jadi bagi para peserta maka pemahaman tentang buku panduan tersebut perlu. Para juri juga kelihatan berusaha keras memahami materi buku tersebut, karena dalam persiapannya timbul beberapa interprestasi. Adanya perbedaan interprestasi sangat dimungkinkan oleh karena itu pada hari Jumat pagi dilakukan Technical Meeting. Kami persilahkan para peserta mencocokan jika terdapat interprestasi yang berbeda.
Karena tahun depan direncanakan KJI-4 akan berusah go internasional maka penyelenggara maupun peserta akan berusaha keras melaksanakan acara tersebut dengan sebaik-sebaiknya.
Dari mengikuti rapat-rapat perencanaan penyelenggaraan dari sisi anggota juri, saya melihat acara ini merupakan yang terbesar di Indonesia, itu terlihat dari dukungan penuh secara finansial dari DIKTI. Saya yakin tanpa dukungan DIKTI penyelenggaraan seperti ini adalah susah. Seperti tahun-tahun yang lalu, setiap peserta yang lolos untuk datang lomba ke kampus Depok, jadi juara atau tidak anda adalah finalis sehingga DIKTI akan membantu memberi sposori berupa bantuan keuangan senilai tertentu. Ini tentu sangat membantu, termasuk juga penginapan dari kampus UI. Hal-hal seperti inilah yang memerlukan dukungan finansial yang kuat, saya kira tanpa DIKTI pasti susah.
O ya, jangan lupa penyelenggaraan acara ini bukan bertempat di balairung UI seperti yang biasa dilakukan tahun-tahun yang lalu, acara tahun ini bertempat di depan gedung Politeknik Negeri Jakarta, yang lokasinya lebih masuk lagi dari balairung UI tersebut.
Ok selamat berjuang bagi para peserta Finalis KJI.
Bagi masyarakat umum yang ingin melihat jalannya perlombaan Kompetisi Jembatan Indonesia, mungkin yang ingin ikutan tahun berikutnya maka dipersilah datang ke Kampus Politeknik Negeri Jakarta yang berlokasi di dalam kampus UI Depok. Waktu yang datang sebaiknya hari Sabtu tanggal 9 pk 10 pagi, pada saat itu akan diadakan lomba jembatan kayu. Adapun hari Minggunya tanggal 10 pk 8.00 akan dimulai yang jembatan baja.
Silahkan memilih acara apa yang menarik.
salam sukses untuk calon-calon engineer Indonesia.
apakah transparansi penilaian tiap kategori tiap peserta akan ditampilkan pada saat penilaian terakhir.. karena pelaksanaan tahun kemarin tidak ad transparansi sehingga ada keaguan dalam hal penilaian.
terima kasih…
jangan ad kecurangan lagi..
SukaSuka
sdr Calon peserta,
Saya kira PNJ kini semakin banyak belajar menuju kondisi yang lebih baik. Dalam penilaian ada dua pihak yang bekerja yaitu juri dan wasit. Juri memberi nilai, sedangkan wasit yang mencatat pelanggaran-pelanggaran yang terjadi.
Team juri sekarang berasal dari luar PNJ, dari unsur perguruan tinggi dan industri. Selain itu penilaiannya dibagi-bagi dalam banyak kategori dan dilakukan oleh banyak juri. Jadi untuk melakukan penyimpangan (unsur subyektif) menjari relatif kecil kemungkinannya. Untuk itu perlu dipelajari dengan seksama petunjuk pelaksanaan. Karena para juri juga akan mengacu kesana.
Tentang penilaian yang transparan saya kira bisa langsung diperoleh pada kategori :
– kriteria berat : pastikan jangan lebih dari nilai yang ditentukan.
– kriteria kecepatan : hati-hati disini peran wasit dominan untuk mencatat pelanggaran yang terjadi selama pelaksanaan. Wasit akan dibantu oleh para mahasiswa PNJ dengan benderanya.
– kriteria kekuatan, ini khan jelas. Pastikan memenuhi syarat lendutan yang L/800. Jika ada lendutan lebih besar daripada itu maka dipastikan tidak dapat menjadi juara umum.
Selanjutnya tentang metode konstruksi, K3 dan keindahan rasanya itu hak wasit untuk menilai yang relatif cukup subyektif, tergantung personal penilaian mereka. Tapi jangan kuatir wasitnya banyak, jadi diharapkan pengaruh individu bisa tereliminasi.
Pastikan, hal-hal yang tidak jelas dalam panduan ditanyakan pada sesi technical meeting hari jumat pagi.
O ya, untuk presentasi akan di cross-check dengan proposal. Harus konsisten. Jika tidak … 😦
Pastikan berikan yang terbaik dari yang bisa dihasilkan oleh team saudara.
Selamat bertanding.
SukaSuka
saya pernah liat scara langsung kontes KJI,dan stelah saya amati beberapa kali terakhir ini, walhasil,tetep tdk ada perubahan baik secara sistem maupun personal dari tim penilai. walau di situ disebutkan bahwa ada juri dan wasit, di situ tidak menutup kemungkinan adanya kecurangan, karena juri dan wasit berasal dari phak penyelenggara,saya usulkan agar juri dan wasit yang adil dalam penentuan nilai dan kesalahan dalam kontes,kalau bisa juri dan wasit berasal dari para peserta kontes atau paling tidak ada perwakilan dari tim untuk jadi wasit atau juri.tp smoga kesalahan2 yg lalu bisa di buat pelajaran untuk menjadi lebih baek.smoga unek2 saya di dengar
SukaSuka
”
Adanya perbedaan interprestasi sangat dimungkinkan oleh karena itu pada hari Jumat pagi dilakukan Technical Meeting. Kami persilahkan para peserta mencocokan jika terdapat interprestasi yang berbeda.
”
Nuwun sewu Mas Wir,
Saya pikir anda cuman salah ketik saja dengan ‘INTERPRESTASI’. Tapi ternyata TIGA kali di paragrap ini.
Ini sangat sering saya jumpai di mana-mana, yang bukan salah ketik, tapi salah paham, yang sayangnya SALAH BANGET. Yang bener mustinya adalah ‘INTERPRETASI’ – tanpa S di PRET. Lha ini kan dari kata ‘interpret’ ta ? Lha kan jadinya bisa punya arti yang amat berbeda toh ?
Jadi mohon segera dikoreksi untuk tulisan2 selanjutnya. Atau kenapa nggak pake bahasa indonesia saja ta mas. Interpretasi = penafsiran atau pengartian. Lha wong ya bagus dan enak meski nggak keinggris-inggrisan gitu kok.
Selebihnya, blogs anda hebat !
salam hangat !
SukaSuka
Ping-balik: pelaksanaan KJI-08 « The works of Wiryanto Dewobroto
Ping-balik: KJI dan KBGI ala Wiryanto « Caraka