Tepat pada tanggal 21 Oktober beberapa puluh tahun yang lalu, seorang ibu ditemani oleh suaminya telah melahirkan dengan selamat seorang bayi laki-laki, anak pertamanya. Suka cita dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah, bahwa kelahiran anaknya lancar, sehat walafiat dan tidak kurang sesuatu apapun. Sejak itu, bayi tersebut tumbuh besar dan yang nantinya menjadi kakak dari tiga adik-adiknya meramaikan keluarga ibu tersebut dan suaminya.
Waktu bolehlah berlalu, empat puluh tahun lebih telah terlewati, kedua suami istri yang diceritakan di atas sekarang telah menjadi kakek dan nenek dari 9 cucu-cucunya masih saja menyempatkan diri di pagi-pagi hari via interlokal dari Jogja untuk menyampaikan ucapan selamat dan berbahagia atas berkat dan karunia Tuhan bahwa bayi laki-lakinya yang saat ini telah menjadi guru, dari para insinyur, ternyata masih diberi kesempatan ada di dunia ini dengan kesehatan yang tidak kurang sesuatu apapun sekaligus masih juga dipenuhi oleh rasa syukur akan kehidupannya ini.
Perhatian dari antar anggota keluarga merupakan suatu kebiasaan yang telah bertahun-tahun dilaksanakan. Jelas itu juga merupakan suatu berkat juga, bahwa keberadaannya masih diberi makna dan diingat. Anggota keluarga yang dimaksud adalah dari orang-tua, adik-adik, dan tentu juga tidak lupa adalah dari istrinya juga. Bahkan istrinya itu pula yang mengucapkan selamat ulang tahun pertama kali ketika baru saja bangun dari tidur. Anak-anaknya tidak lupa, meskipun sehari sebelumnya, ibunya anak-anak sudah mewanti-wanti dengan tegas. 😉
Saya kira itu suatu kehidupan yang wajar dari setiap anggota keluarga yang saling menghormat, mengasihi dan memberi perhatian satu sama lain. 😉
Tidak ada yang istimewa, karena memang seperti itulah yang disebut keluarga. Iya khan.
Tapi yang berikutnya berbeda. Mau tahu ?
Selanjutnya pada hari tersebut, muncul sesuatu yang tidak terduga-duga, ketika sedang istirahat siang di kantor UPH ada murid-muridku yang tanpa diduga-duga dan sifatnya tiba-tiba ternyata pada merubung datang dengan membawa kue tart kecil + lilin, ingin mengucapkan selamat ulang tahun.
Bayangkan, anak-anak muda yang ketemunya sebagian besar hanya ketika membahas angka-angka dan rumus, ternyata tidak hanya hapal pengetahuan engineering tetapi juga ulang tahun gurunya. Saya kira ini khan sesuatu kejadian yang cukup istimewa, dimana tidak setiap guru mendapat kehormatan seperti itu.

Guru dan murid (Rully, Mahatma, Vincent, Vicky, Christian, Victor dan Cipta).
Selanjutnya bahkan sampai esok harinya, mungkin karena sifatnya seperti virus, yaitu dapat menyebar dengan cepat, atau bagaimana gitu. Cukup banyak murid-muridku yang lain ketika bertemu di kelas atau di lorong UPH dengan gembira menyampaikan selamat panjang umur. Wah jadi malu nih, kelihatannya belum pernah lho kejadian seperti ini sebelumnya, karena memang pada dasarnya aku ini introvet 100%. 😉 Bahkan yang tidak kalah, ada lagi sekelompok anak muda (muridku) datang dengan membawa kotak kecil berkartu ketika lagi istirahat siang berikutnya. Ini lho yang aku maksud.
Parker mewah dibungkus kertas kado mewah warna biru dan sebuah kartu ucapan bergaris. Suatu kehormatan apa pula ini, seorang guru mendapat hadiah khusus di hari istimewanya.
Pena, yang tentu dimaksud adalah agar tetap berkarya. Begitu bukan. Selanjutnya dengan rasa ingin tahu juga, apa isi kartu tersebut. Ternyata cukup membuat haru juga tulisan di dalamnya.
Kepada murid-muridku yang mempunyai perhatian kepadaku secara pribadi, tidak ada yang dapat aku balaskan kepadamu kecuali hanya doaku yang menyertaimu semoga kalian semua diberi perlindungan dan hikmat oleh Bapa di surga agar mendapat bimbingan dalam memperkembangkan kehidupanmu sehingga bermakna bagi dirimu sendiri, keluarga, masyarakat di sekitarmu dan akhirnya bagi kemuliaan-Nya.
Amin.
Gurumu yang sedang berbahagia.
Note : untunglah aku hanya seorang guru ! Coba kalau bukan, bisa-bisa ketika mendapat hadiah bukannya senang tetapi repot, karena harus lapor kepada KPK. 🙂








Tinggalkan Balasan ke irwan.ahmah.maulana Batalkan balasan