Untaian kata di atas sering kita dengar, bahkan telah dijadikan iklan berdurasi mini untuk menyatakan bahwa pemimpin adalah sebaiknya begitu “sedikit bicara banyak kerja“.
Sepintas, terkesan suatu kebenaran yang tidak perlu dibantah lagi. Anda mestinya setuju seperti itu bukan ?
Bagi yang setuju, pastilah berpikir bahwa pendapat tersebut tentunya ditujukan kepada orang yang banyak membual tetapi tidak bisa menunjukkan bukti dari omongannya tersebut. Jadi “bicara” yang dimaksud adalah “yang bersifat bualan omong kosong“. Padahal kita tahu, bahwa seorang pemimpin adalah mengarahkan atau memberi arahan, dan arahan yang baik adalah jika dapat dikomunikasikan kepada orang-orang yang dipimpinnya. Begitu bukan ?!.
Salah satu cara komunikasi yang paling efektif adalah bicara atau menulis, seperti ini bukan. Jadi jika seorang pemimpin sedikit bicara, bagaimana bisa dianya memberi arahan yang tepat bagi orang-orang yang dipimpinnya.
Oleh karena itu aku jadi bingung dengan maksud iklan tersebut. Juga komentar seorang terhadap presiden kita, yang isinya seperti ini : ‘SBY Banyak Bicara Sedikit Kerja’ – Vina Nurul Iklima
Apakah yang dimaksud dengan “bicara” pada iklan atau artikel tersebut adalah “banyak membual” ?
Yah, Pak Wir, seringkali juga bicara itu adalah bagian dari pekerjaan. 😀
SukaSuka
Who the hell is Vina Nurul Iklima? And why on earth should we care what she thinks?
SukaSuka
My mistake. Who the hell is Pardomuan Sihombing? And why should we care what he thinks? hehehe
SukaSuka
Maksudnya mungkin sedikit bicara banyak uang atau banyak bicara banyak uang.
Rasanya jaman reformasi sekarang memang lebih banyak bicara dari berbuat, tapi duitnya tetap banyak.
SukaSuka
Yang betul itu : boleh bicara kalau sudah banyak bekerja. Actionnya dulu. Mengkomunikasikan arahan kita kepada anak buah jauh lebih mudah kalau kita sendiri yg memberikan teladan kepada mereka.
Yang patut diteladani itu orang spt Pak Harto. Tidak banyak mengeluarkan statement yang terlihat seperti orang panik jika negara ada masalah, ibarat seperti ada permasalahan rumah tangga, cuma suami istri aja yang tahu, anak2 dan tetangga nggak tahu. Komunikasi tetap berjalan di kalangan orang-orangnya, bukan lari ke media seperti sekarang, yang malah kadang2 bikin kusut keadaan, ibarat saat ini kalau ada suami istri ribut di rumah tangga, sampai orang2 awam yang nggak kenal kita aja tahu.
SukaSuka
seperti iklan rokok aja…hehehe.
talk less do more…* mild…
SukaSuka
Sebenarnya Bicara dan Tindakan harus imbang.
Mereka saling compliment satu dan yang lain.
Tanpa berbicara, tidak ada yang akan mendengar kepada situasi dan perkembangan di sekitar.
Tanpa bertindak, tidak ada yang akan melaksanakan.
Kita harus berbicara apa yang kita ingin capai.
Berkerja untuk mencapai goal kita.
Berbicara lagi untuk meminta di-revisi oleh orang yang berhubungan.
Kembali berkerja lagi untuk memperbaiki atau maksimalkan output kerjaan.
Di akhiri dengan berbicara untuk menghubungkan output pekerjaan kita ke orang di sekitar bahkan ke seluruh dunia.
Intinya, Berbicara dan Berkerja itu saling complement each other (Mendukung satu dan yang lain).
Agustinus Biotamalo Lumbantoruan
IT, Swiss German University 2011
Jena, Germany
SukaSuka