Komentar Wiryanto : Iseng-iseng browsing journal, eh ketemu proceeding gratis. Tentang struktur lagi, wah cukup menarik. Siapa tahu yang lain juga tertarik
Proceedings of the 6th International Conference on Computation of Shell and Spatial Structures
IASS-IACM 2008: “Spanning Nano to Mega”
28-31 May 2008, Cornell University, Ithaca, NY, USA
Session: Membrane and Tension Structures —
Contents
- “Realistic modeling of tensioned fabric structures”
by Julio B. PARGANA, David LLOYD SMITH, Bassam A. IZZUDDIN (Imperial College London) - “Vaccumatics: Vacuumatically prestressed (adaptable) structures”
by Frank HUIJBEN , Frans van HERWIJNEN (Eindhoven University of Technology) - “Wrinkling evaluation of membrane structures”
by Lu GUO (Cybernet Systems Co.) - “Wrinkling of stretched elastic films via bifurcation”
by Ron-Bin CHENG , Tim HEALEY (Cornell University) - “A comparison of four flattening methods for tensioned fabric structures”
by Slade GELLIN (Buffalo State College) - “On the calculation of elastic systems having blocks and sagging cables”
by Vadym GORDEIEV , Oleksandr OGLOBLYA, Maryna SHYMANOVSKA (V. Shimanovsky UkrRDIsteelconstruction)
Session: Educational Software/Structural Monitoring —
Contents
- “Finite element implementation for computer-aided instruction of structural mechanics”
by Jae Young LEE, Sung-Youll AHN (Chonbuk National University) — - “MASTAN2, educational analysis software for the 21st century”
by Ronald D. ZIEMIAN (Bucknell University), William McGUIRE (Cornell University) — - “Spot monitoring and time-dependent analysis of high-rise building construction process”
by Shenwei ZHANG (Shandong University), Qilin ZHANG, Xin LOU (Tongji University) — - “A model-based framework for real-time structural monitoring in uncertain environments”
by Phaedon-Stelios KOUTSOURELAKIS (Cornell University) — - “Prediction of maximum deflection of double layer grid space structure using neural networks” by Reza KAMYAB MOGHADAS (Iranian Academic Center for Education, Culture and Research), Kok Keong CHOONG, Sabarudin MOHD (Universiti Sains Malaysia).
Masih banyak session yang lain, silahkan ke sana.
Pak Wir,
Di mana saya bisa mendapatkan jadwal training/seminar terutama yang berhubungan dengan dunia konstruksi untuk periode 2009.
Saya memerlukan secepatnya untuk menyusun Capex kantor saya untuk thn 2009.
Thanks.
sadma
SukaSuka
Sugeng enjang Pak wir..
Perkenalkan pak, nami kulo Arga, Asli jogjakarta tulen, jenengan saking jogja juga to pak.., hidup jogja..!!
pak aku arep tekon, aku kan lagi ngitung struktur bangunan 2 lantai, kok bisa ya hasil desain dari SAP luas tulangannya lebih banyak kolom lantai 2, padahal kan seharusnya kan lantai 1, tak cek di aksialnya yang besar juga lantai 1, piye yo pak, kok bisa begitu, apa ada yang salah?…
nb: bales ning email juga gak pa2, argasyah@yahoo.com tak tunggu lo pak!!..matur nuwun
SukaSuka
@Argajogja
Orang jogja jaman sekarang koq bahasa jawanya udah campur aduk nggak karuan. Kelihatannya bahasa jawa kromo-nya sudah pada hilang ya ?
Ya gimana lagi, bahasa jawa yang tinggal hanya bahasa jawa pasaran. 😉 Sayang sekali.
He, he, itu khan gampang penjelasannya. Tapi omong-omong dulu, anda belajar ilmu teknik sipil nggak, khususnya ilmu mekanika teknik atau disebut juga analisa struktur. Juga ilmu struktur beton.
Jika anda belajar, dan sudah lulus. Wah mestinya anda bisa menjawabnya.
Apa hayo ?
Kalau bukan orang teknik sipil, kenapa memakai program SAP. Bingung saya. 😦
Tapi baiklah dik, saya mencoba menjawabnya.
Ini ke ilmu struktur beton dulu ya. Tulangan pada kolom beton ditempatkan pada bagian tepi. Maksudnya untuk apa ? Yaitu untuk mengantisipasi kolom beton retak. Kenapa ? Karena mengalami tarik. Kolom beton mengalami tarik ? Gimana koq bisa.
Ya karena ada momen. Sedangkan beban aksial pada kolom umumnya aksial tekan. Teoritis kolom beton yang mengalami tekan tidak perlu tulangan.
Sampai di sini paham ?
Itu artinya, bagian kolom yang menerima momen lebih besar maka diperlukan tulangan yang lebih banyak.
Dengan pemahaman seperti itu, mari kita gunakan untuk melacak portal dua lantai anda (pakai ilmu mekanika teknik).
Coba lihat momen yang terjadi pada kolom. Karena kolom pada bagian atas berhenti dan langsung menerima balok, maka momen negatif balok diteruskan ke kolom dibawahnya. Ingat, ini karena monolith. Bandingkan dengan dibawah.
Pada bagian di lantai satu, balok terhubung ke kolom di bawahnya dan ke kolom yang menuju lantai dua. Artinya, momen tumpu pada balok dibagi ke dua kolom tersebut. Jelas, dengan kondisi seperti itu, momen yang diterima kolom lantai satu lebih kecil dibanding yang diterima oleh lantai dua.
Distribusi momen ditentukan oleh kekakuan balok dan kekakuan kolom, sebagai statis tak tentu. Oleh karena itu cara trial-and-error memang paling tepat. Itulah gunanya program SAP2000, yaitu mencari tahu berapa besar momen yang didistribusikan itu. Jika anda engineer, maka andalah yang mengendalikan program. bukan anda yang dikendalikan program. Tapi jangan kuatir, adanya pertanyaan anda di atas, menunjukkan bahwa anda mempunyai kualitas untuk menjadi engineer, jika hanya menerima apa saja yang dikeluarkan oleh program maka paling-paling jadi tukang nomer satu aja.
Untuk itu diucapkan selamat. Jangan lupa belajar lagi ya ilmu mekanika teknik dan ilmu struktur beton-nya. Orang jogja, gitu lho.
SukaSuka
Nyuwun Ngapunten pak wir, Arep takon meneh.. sekalian reuni sama2 wong jogja gitu, he3..
gini pak wir, kalo seandainya profil balok yang ada di SAP saya gunakan sebagai pelat bisa nggak, contohnya pada desain tangga, jadi dimensi balok, lebarnya tak beri 1000 mm, dan tebal balok saya berikan sesuai tebal pelat 150 mm, kira2 bisa nggak ya pak? dan perilakunya apakah sama seperti pelat? matur nuwun buanget pak, tak tunggu jawabane..
SukaSuka