Ketika mendengar kata “plagiat”, maka aku jadi ingat diskusi kemarin dengan Prof. Bambang, bahwa pada tahap Ujian Terbuka-pun promovendus bisa saja mengalami kegagalan !

Lho koq gitu, padahal acara tersebut dihadiri oleh tamu undangan, yang sebagian besar diundang dari pihak promovendus, sehingga ketika dinyatakan lulus diharapkan memberi selamat sebagai doktor baru.

Betul pak Wir, itu bisa saja terjadi. Namanya saja sidang terbuka, dihadiri oleh orang-orang luar (di luar penguji). Jadi jika di antara para hadirin dapat membuktikan bahwa materi yang disampaikan oleh promovendus merupakan plagiat hasil penelitian orang lain, maka dapat dilakukan pembatalan gelar, meskipun mungkin para penguji sudah menyatakan lulus.

O gitu ! Jadi sangsi plagiat bagi suatu penelitian akademik adalah sangat berat, yang bisa saja menjatuhkan martabat, harapan dan sebagainya. Jadi karena itulah para akademikus (jika merasa) akan menghindari plagiat. Haram hukumnya !

Jadi ketika harian Kompas dalam dua hari ini ramai memperbincangkan adanya plagiat di Puslitbang BMKG, wah jadi seru ini.  Apalagi jika ternyata itu terjadi antara  pimpinan insitusi tersebut dengan salah satu peneliti utamanya.

Ini patut dicermati lho, jika untuk penelitian disertasi atau thesis atau skripsi maka sanksi nya adalah pembatalan gelar, tapi kalau digunakan untuk kenaikan pangkat. Apa berarti itu pembatalan pangkat juga.

Sumber berita :

4 tanggapan untuk “plagiat !”

  1. abu salam Avatar
    abu salam

    memang..plagiat memalukan..memalukan dan memalukan…kalau terbukti lebih baik kepala BMKG itu mundur saja…

    Suka

  2. bajirut Avatar
    bajirut

    ya, memalukan.

    sampe dibikin felemnya “plagiator”, dapet oskar, nyang maen Russel Crow

    Suka

  3. Adi Nugroho Avatar

    ketauan dulu di SD sering nyontek tuh. nyontek kan plagiat juga :p.

    Suka

  4. Bravo Alfa Avatar

    Tanggal 19 januari yl, saudari Sri Woro diangkat lagi oleh presiden untuk memimpin BMG (sekarang BMKG). Sayang sekali, kok presiden belum memperlihatkan kekhawatirannya tentang bahaya plagiarisme dalam kehidupan. Atau ada alasan lain? Alasan politis? Hmmmm…

    Suka

Tinggalkan Balasan ke abu salam Batalkan balasan

I’m Wiryanto Dewobroto

Seseorang yang mendalami ilmu teknik sipil, khususnya rekayasa struktur. Aktif sebagai guru besar sejak 2019 dari salah satu perguruan tinggi swasta di Tangerang. Juga aktif sebagai pakar di PUPR khususnya di Komite Keselamatan Konstruksi sejak 2018. Hobby menulis semenjak awal studi S3. Ada beberapa buku yang telah diterbitkan dan bisa diperoleh di http://lumina-press.com