Saya ini tipe orang yang mudah merasa miris (jw: perasaan sedih disertai rasa takut) jika melihat orang ribut yang menjurus kepada kekerasan (berkelahi), apalagi kalau sampai terlihat darah (terluka), wah pasti berusaha menghindarinya. Itu pula yang menyebabkan saya tidak suka blusukan (jw: main kesana kemari ke tempat-tempat yang asing), dan lebih senang di rumah, menulis seperti saat ini.
Meskipun tidak suka hal-hal yang berbau kekerasan, tetapi karena juga suka memperhatikan apa-apa yang sedang terjadi disekitar kita (ngelmu titen), baik melihat dengan kepala sendiri, atau membaca koran atau majalah serta mendengar baik langsung atau via radio, maka rasa-rasanya akhir-akhir ini masyarakat kita cenderung panas.
Padahal orang luar bilang masyarakat kita ini khan orang timur, masyarakat yang mengagungkan ungah-unguh, tata-krama. Oleh karena itu adanya kekerasan-kekerasan tersebut tentu dapat dijadikan simbol, atau tanda akan adanya sesuatu yang tidak beres.
Wah pak Wir ini, kekerasan apa sih yang dimaksud ?
Lho tidak mendengar tho berita-berita yang ada. Langganan koran nggak sih, coba baca berita berikut :
- Polisi Pukuli Peneliti Sejarah – Korban Salah Tangkap di Depok
Senin, 7 Desember 2009 | 03:09 WIB - Pesawat Terlambat – Jemaah Kloter 10 Surabaya Keroyok Petugas
Minggu, 06 Desember 2009 16:34 WIB - KEKERASAN – Siswa Senior Jadi Tersangka Kekerasan
Selasa, 8 Desember 2009 | 03:54 WIB - DPRD PAPUA BARAT – Massa Mengamuk Calonnya Tak Terpilih
Selasa, 8 Desember 2009 | 03:44 WIB
Berita-berita di atas itu yang menyebabkan saya ingin menulis topik tentang hal ini, kekerasan.
Tapi pak Wir, hati-hati, itu khan hanya oknum !
Memang sih. Sebenarnya perhatianku terhadap hal-hal seperti itu memang sudah cukup lama. Sudah beberapa kali ini aku sering melihat keributan di jalanan. Bahkan pagi hari, dimana belum macetpun juga ada keributan seperti itu, ada sopir mikrolet yang langsung tonjok sopir mobil pribadi ketika diomongin karena berhenti mendadak mengambil penumpang dipinggir jalan, atau pengendara motor yang menyalip tiba-tiba mobil pribadi dan terjatuh karena tasnya tersangkut spion mobil. Jatuh langsung menghajar pengendara mobil, dikira disengaja. DLL.
Biasanya kalau ada seperti itu, aku langsung ngloyor pergi.
Kejadian-kejadian kekerasan seperti di jalan yang aku jumpai itu biasanya hanya aku batin, hanya dipikirkan sendiri, dan tidak dibicarakan dengan orang lain karena dianggap sebagai oknum. Tetapi ternyata kekerasan juga terjadi di tempat lain bahkan telah melibatkan oknum polisi maupun oknum jemah haji, yang notabene tentunya dianggap sebagai orang yang lagi suci, sedang jauh dari dosa, maka itu semua seakan-akan ingin menyatakan bahwa sebenarnya ada sesuatu yang salah dengan masyarakat kita ini.
Kondisi di atas ditambah dengan kondisi hukum kita saat ini, yang kadang-kadang tidak bisa di nalar dan di logika secara memuaskan, seperti misalnya :
- Rasa Keadilan antara Prita, Anggodo, Djoko Tjandra, dan Sopir Angkot
Kamis, 19 November 2009 | 11:47 WIB - Semangka Darwati Antar Kholil Masuk Penjara
Senin, 30 November 2009 | 23:47 WIB - Didenda Rp 204 Juta, Prita Kasasi
Jumat, 4 Desember 2009 | 07:42 WIB
maka kita perlu waspada. Apalagi jika ini dikaitkan dengan nilai rupiah yang semakin tidak berharga, apa-apa mahal. Bisa gawat itu. Pantaslah kalau pak SBY akhir-akhir ini juga sering kuatir. 🙂
hukum negara kita????? kapan bisa lebih baik lagi dari kondisi sekarang about business and marketing dan indonesia blog
SukaSuka