Berita di sekeliling kita, sebagian besar isinya adalah hinggar bingar politik. Tentunya ini karena ada pilkada yang segera menjelang. Untuk daerah DKI maka isi berita hanyalah tentang Ahok, baik itu dari sisi positip maupun juga sisi negatif. Sisi negatif sebagian besar masalahnya adalah karena ada perbenturan dengan agama. Akibatnya ada sebagian orang-orangnya menjadi tersinggung dan tidak terima. Bagi lawan politik Ahok, kondisi tersebut kelihatannya ada yang memanfaatkannya.  Jadi ramai deh hasilnya.

Kondisi terkait Ahok jika dibahas, tentunya tidak akan habis-habis. Apalagi ngebahas dengan orang yang tersinggung tadi. Pasti nggak akan ketemu-temu. Kalau begitu, kita abaikan saja ya. Lebih baik biar waktu saja yang akan menjawabnya. Apapun hasilnya, saya berharap  Bhinneka Tunggal Ika dan Pancasila masih tetap jaya . . . . . sampai anak cucu kita. Semoga.

Di bidang teknik sipil, sebenarnya masih banyak hal menarik lain yang patut dibahas. Ini penting agar kita bisa membahas selain tentang Ahok. Ya khan. Salah satu yang dapat kita bahas adalah tentang spesifikasi beban baru pada perencanaan struktur di dunia teknik sipil. Ini dipilih karena meskipun sederhana tetapi pengaruhnya sangat besar bagi hasil perencanaan struktur yang dibuat. Struktur baru yang dibuat berdasarkan spesifikasi beban baru tersebut berdasarkan studi mahasiswa teknik sipil UPH, ternyata bisa lebih besar dibanding hasil perencanaan sebelumnya (pakai peraturan lama). Ukuran penampang yang lebih besar tentu saja akan mempengerauhi biaya, menjadi lebih mahal. Itu berarti, jika harga kontraknya sama maka keuntungan kontraktor tentu akan berkurang. Nah cukup penting khan untuk dibahas. Intermezo ya, . . .  daripada hanya ngomongin politik terus. 😀

Spesifikasi beban baru untuk perencanaan struktur adalah SNI 1727-2013 : Peraturan Beban Minimum untuk Perancangan Bangunan Gedung dan Struktur Lain. Jika anda belum mempunyainya maka silahkan di download : file PDF 3.0 Mb.

SNI 1727-2013 berbeda secara signifikan dibanding peraturan beban yang lama (Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1983). Itu bisa terjadi karena SNI 1727-2013 isinya benar-benar baru, hasil terjemahan bulat-bulat dari ASCE 7-10. Oleh sebab itu SNI yang baru tersebut menjadi kompatibel dengan peraturan gempa SNI 03-1726-2012 yang juga didasarkan pada ASCE 7 – 10. Dengan diterbitkannya SNI 2013 tersebut, maka pelan tetapi pasti, semua peraturan perencanaan struktur Indonesia akan mengacu pada peraturan di Amerika. Memang sih, untuk peraturan perencanaan baja cold-formed adalah mengacu Australia. Maklum pemasok utama baja cold-formed di Indonesia adalah dari Australia, bukan Amerika. Untung saja peraturan baja cold-formed Australia tersebut formatnya mirip dengan peraturan Amerika (AISI). Oleh sebab itu buku-buku dari Amerika masih dapat digunakan untuk mempelajarinya. Hanya sayang, buku perencanaan baja cold-formed yang berbahasa Indonesia, belum tersedia. Kalau untuk baja hot-rolled, khan sudah ada bukunya. Ini silahkan dibaca di sini informasinya.

Dari begitu banyak isi materi SNI 1727 – 2013 maka yang terlihat berbeda cukup signifikan adalah spesifikasi beban hidup untuk atap bangunan. Itu akan sangat terlihat pada atap bangunan baja dengan kemiringan, yang tidak didesain untuk dijangkau orang. Pada kondisi seperti itu menurut peraturan beban lama, maka spesifikasi beban hidup yang diperlukan adalah akibat beban air hujan, besarnya adalah maksimum 20 kg/m2 atau 0.2 kN/m2 merata pada keseluruhan luasan atap. Beban hidup berupa air hujan itulah yang biasanya menentukan dimensi profil baja yang harus dipilih. Nah pada peraturan baru  beban hidupnya adalah 20 psf atau 0.96 kN/m2. Tidak ada penjelasan apakah itu air hujan atau apa. Jadi hanya disebutkan beban hidup saja. Hanya saja dalam pemakaiannya, beban hidup itu dapat direduksi, tetapi tidak kurang dari 0.58 kN/m2. Jadi pada kondisi minimum saja, beban hidup rencana yang diperlukan menurut peraturan baru adalah hampir 3 x lipat dari peraturan lama.

Pada bangunan atap baja, berat sendiri struktur bajanya relatif kecil dibanding beban hidup rencana. Akibatnya ketika beban hidup ditingkatkan cukup signifikan, maka diperlukan ukuran profil baja yang relatif lebih besar dari sebelumnya. Dari hasil penelitian mahasiswa UPH terhadap perencanaan bangunan gudang sederhana dari baja, maka profil baja yang diperlukan untuk peraturan baru memerlukan ukuran / dimensi yang lebih besar dibanding yang direncanakan peraturan lama. Ibaratnya jika berdasarkan peraturan lama cukup profil WF 350×175 maka untuk peraturan baru diperlukan profil WF 400×200. Cukup lumayan khan.

Nah, bagaimana tanggapan teman-teman praktisi. Apakah sudah mengadopsi peraturan SNI 2013 yang baru ?

8 tanggapan untuk “spesifikasi beban hidup pada atap baja”

  1. Eric Avatar
    Eric

    Saya baru saja mendownload SNI 1727-2013 dari link yang bapak berikan. Kelihatan sekali banyak salah tulis (typo). Semoga ini hanya materi draft saja. Kalau ini materi yang asli dan dipublikasikan tentu kelihatan mengecewakan dan mencerminkan ketidak profesional an dari penerbit/editor dalam hal ini BSN

    Suka

    1. wir Avatar

      Daripada kecewa, maka biasanya saya langsung memakai sumber aslinya saja.Selain lebih jelas, juga lebih lengkap biasanya.Apalagi sering dijumpai, bahwa pribadi yang menerima mandat menerjemahkan code tersebut tidak memahami filosofi materi yang diterjemahkan. Mereka hanya mengandalkan kamus inggris-indonesia yang biasa. Selayaknya orang awam biasa.

      Suka

  2. saiful Avatar
    saiful

    Perusahaan tempat saya bekerja juga sudah menerapkan beban hidup peraturan baru ini.
    Ngos-ngos-an banget…. 🙂

    Suka

  3. Ang Avatar
    Ang

    Pak Wir, di pasal 4.8.2 SNI 1727-2013 tersebut, ada ketentuan sebagai berikut:

    “atap datar biasa, berbubung, dan atap lengkung, dan awning, dan kanopi, selain dari konstruksi atap pabrikasi yang ditumpu oleh suatu struktur rangka, diizinkan untuk dirancang dengan beban hidup atap yang direduksi, …”

    Apakah yang dimaksudkan di sini adalah bahwa beban hidup untuk atap ringan dengan struktur rangka/kuda-kuda tidak boleh direduksi? Saya coba cek di commentary ASCE/SEI 7-10 untuk pasal tersebut juga dan tidak mendapatkan penjelasan makna frasa tersebut.

    Suka

  4. Hero Djoni S Avatar

    kenapa di SEMINAR HAKI tahun2 terakhir ini , tidak ada yang komplain????. Serta merta menggunakan peraturan produk negara lain hampir 100% juga rasanya kurang betul. Dimensi dan berat, manusia, barang, iklim, curah hujan, data akurat kondisi setempat dll berbeda.

    Suka

    1. yahya Avatar
      yahya

      mungkin saja itu salju yang membebani atap terlebih lagi ketika salju tersebut mencair mengakibatkan bebannya lebih besar, kalau di Indonesia kan tidak ada salju.. mungkin..

      Suka

  5. Harry W Avatar
    Harry W

    salam kenal

    saya Harry W dari teknik sipil trisakti 93, saya sekarang bergerak dalam bidang atap metal, dan perkembangan yang terbaru adalah sandwich panel. dimana sandwich panel ini kami belajar dari produsen korean dipakai sebagai portacamp tanpa kolom. semua mengandalkan sandwich panel ini sendiri sebagai penerima beban , kami sebut sebagai load bearing wall. saya mengundang bila ada mahasiswa semester akhir yang ingin mengambil tesis ini. karena saya mencari referensi perhitungannya tidak ada sama sekali. kalau memakai struktur baja dan dinding atap sandwich panel sebagai facade nya, itu sudah biasa. silahkan menghubungi saya

    Suka

  6. Rancang Bangun Rumah Avatar

    berarti yang ketentuan dari PPIUG tahun 1983 sudah tidak berlaku pak?

    Suka

Tinggalkan komentar

I’m Wiryanto Dewobroto

Seseorang yang mendalami ilmu teknik sipil, khususnya rekayasa struktur. Aktif sebagai guru besar sejak 2019 dari salah satu perguruan tinggi swasta di Tangerang. Juga aktif sebagai pakar di PUPR khususnya di Komite Keselamatan Konstruksi sejak 2018. Hobby menulis semenjak awal studi S3. Ada beberapa buku yang telah diterbitkan dan bisa diperoleh di http://lumina-press.com