Dear Pa Wir
Mohon di delete aja Topik ” Heboh Lagu Rasa Sayange.Blog ini harus punya ciri khas yang berbeda dengan blog/web kebanyakan.. Maksud saya, BLOG ini hanya untuk Civil Engineer dan permasalahannya…
Karena sekarang kebanyakan masalah itu yang dibahas, bukan masalah Engineering !?? Bagaimana menurut bapak?
Syalom..
Lho koq gitu mas ? Blog ini khan namanya “The works of Wiryanto Dewobroto” mohon dicermati lagi. Selanjutnya di sebelah kanan ada penjelasan kecil “about this blog”, dari situ terlihat bahwa dunia penulis blog ternyata tidak hanya bidang structural engineer saja, ada beberapa yang lain.
Mohon dipelajari juga visi dan misi yang digunakan sebagai spirit dalam mengisi blog ini. Pertanyaannya : apakah materi yang saya sampaikan ttg lagu tsb menyimpang ? Kalau menyimpang, dimana ?
Menurut saya: tidak menyimpang , karena saya menganggapnya sebagai bagian dari dunia yang digelutinya. Dalam hal ini, peranan yang diketengahkan adalah sebagai “pendidik”, “penulis” dan “warga negara Indonesia”. Intinya saya mencoba memakai topik lagu tersebut sebagai contoh bagaimana jika mengandalkan budaya lesan.
Beresiko khan ?
Oleh karena itu mulailah menggemari budaya menulis dan publikasi. Juga jangan tanggapi masalah-masalah dengan emosi tetapi dengan kepala dingin.
Hal-hal tersebut, saya kira relevan juga untuk engineer.
Ingat kalau kita hanya fokus ke bidang teknik saja, juga teman-teman yang lain dan tidak mau sedikitpun meluangkan waktu jadi penulis. Lalu siapa yang akan mengisi blog ini.
Jadi jangan heran, meski punya profesi ganda jadi penulis tapi jiwanya tetap engineer lho.
O ya, ini fakta, bahwa engineer yang hebat adalah engineer yang mampu menulis dan mempublikasikan karya-karyanya. Lihat saja misalnya T.Y Lin , Wiratman Wangsadinata, Sukarno, Hardy Cross, dll. Mereka-mereka kita kenal, karena karya-karya tulisnya. Kalau hanya ngandalin list proyek-proyek yang ditekuni, nggak ada tuh yang tahu (ingat). Betul khan. Kalau duitnya segudang sih, percaya deh. Tapi coba nanti kalau udah pensiun, tua dan nggak bekerja lagi. Mana ada orang ingat, paling hanya cucu-cucunya aja.
Jadi, menulis dan publikasi tersebut menurut saya sangat penting. 😀
Tentang tanggapan. Anda sendiri bisa melihat khan, karena emosi yang dikedepankan maka para komentator tersebut tidak melihat benang merah apa yang ingin saya sampaikan. Ini penting lho, penulisan dan publikasi adalah bagian dari kemajuan suatu bangsa. Kalau bangsa ini maju maka saya yakin kehidupan engineer-engineer juga akan bertambah baik. Betulkan.
Bangsa yang besar dan kuat umumnya mempunyai budaya literer-nya kuat. Ingat di negeri cina dulu di cerita-cerita silat bahkan ada pepatah sumpit (menulis) dan pedang (berperang).
Kita ini bagaimana, kelihatannyanya hanya budaya lesan dan emosi yang menonjol. Anda lihat, saya menyitir lagu “rasange” aja lalu banyak yang mau perang, coba kalau itu benar, maukah mereka yang ngomong itu berdiri paling depan ? .
Saya koq ragu ?.
Ya itulah Indonesia.
Tapi karena saya juga berada di barisan depan proses pendidikan maka jika menemukan sesuatu yang dapat mengarahkan apa-apa yang menjadi visi dan misi serta dunianya maka saya perlu menyampaikan pendapat atau pikirannya. Begitu bukan mas ? Jika pikiran emosi anda sudah reda, saya kira anda akan paham dan setuju pula tentang apa yang saya sampaikan, meskipun awal mulanya dimulai dengan lagu dan kelihatannya tidak ada benang merahnya dengan jiwa kita selaku engineer ! 😀
Tinggalkan komentar