Jangan bayangkan bahwa menulis itu merupakan bakat. Jadi jika tidak punya bakat, maka tidak bisa menulis. O ya, tentu saja di sini menulis yang dimaksud adalah menulis artikel untuk dibaca orang. Kalau menulis untuk menjawab soal ujian, saya kira semua orang yang lulus sekolah pasti bisa. 😀
Pak Wir, bisa aja. Situ khan punya pengalaman banyak. Lha saya ini ?
Eh jangan salah sangka. Coba kunjungi halaman Karya Tulis . Emangnya nulisnya udah lama. Bahkan itu (produktivitas dalam menulis) baru dimulai setelah hampir lima tahun jadi dosen lho.
Trims untuk UPH, karena disanalah saya bertumbuh jadi penulis. Coba kalau masih di industri konstruksi, mungkin sampai sekarang masih jadi tukang hitung doang. 😀
Yang benar pak ?
Benar ! Sumpih !! Menurutku, menulis itu sesuatu yang mudah jika anda mempunyai kesadaran bahwa menulis itu mudah. Jadi kata kuncinya hanya berkaitan dengan cara pemahaman anda terhadap menulis. Selama anda berpikir, menulis itu susah, ya susah juga, dan akhirnya tidak ada tulisan yang anda buat.
Idenya pak ?
Ide. Yah. Memang ini tidak gampang menceritakannya. Tapi jika anda sering dan menjadikan itu suatu kebiasaan, maka ide itu pasti ada-ada saja, dan akan datang dengan sendirinya. Seperti ini. Apa coba judulnya, mula-mula mau menampilkan artikel-artikel terlaris bulan ini, tapi akhirnya cerita tentang menulis.
Bagi engineer penting nggak sih pak. Khan yang penting hasil karyanya ? Praktek ! Bangunan fisik, gitu lho. Nanti dikira teoritis aja pak. Orang banyak bilang, praktek itu lebih dihargai dari teori. (??!!)
Itulah masalahnya. Pemahamannya beda sih. Tapi coba, ingat baik-baik, bagi yang baru mahasiswa, juga yang sudah senior. Saya mau tanya sekarang : Siapa sih, engineer terhebat di dunia ini ?. Coba sebutkan !
Darimana anda tahu dia hebat ? Dari tulisan bukan.
Baik dari karya orang itu sendiri atau karya tulis orang lain yang merujuk ke engineer yang dimaksud. Orang dikenal bukan dari karya itu secara langsung, tapi dari tulisan yang menyatakan karya tersebut, minimal menyebutkan namanya. Tanpa itu, nggak ada orang yang tahu.
Anda tahu, siapa yang membangun Borobudur, bukan dari bangunannya sendiri yang bercerita bukan, tapi dari prasasti-prasasti yang diketemukan. Karena yang tercantum di prasasti tersebut adalah nama rajanya yang berkuasa pada waktu itu, maka orang mengenal pembangun candi itu, yang raja tadi. Padahal, mungkin bisa saja orang lain, tetapi karena nama engineer pembangun candi tidak disebutkan maka orang juga tidak tahu. Siapa tahu ada orang lain yang lebih hebat dari raja tersebut yang tercantum pada prasasti itu.
Yah begitulah. Jadi jika aku menulis ini, bukan hanya sekedar menghabiskan waktu. Ini merupakan bagian dari masa depan, bahkan masa-masa setelah aku tidak ada di dunia ini. Abadi !
Apa tulisan bapak, ada yang membaca ?
Kalau tulisan di majalah atau media pasif lain, mungkin aku susah menjawabnya. Harus tanya penerbit dan toko buku yang menjual karya tulisku tersebut (itu jika laku di jual). Tapi karena aku menulis di BLOG, seperti ini, maka aku bisa mendapat masukan seberapa sering orang membaca tulisan-tulisanku. BLOG ini menyediakan perangkat statistik juga untuk mengetahui seberapa sering orang mengunjunginya. Dengan demikian kita bisa mempelajari tulisan-tulisan apa yang banyak dibaca.
Untuk 30 hari kebelakang dari tanggal 9 November 2007 ini, maka rating jumlah pembaca tulisanku (dipilih 50 artikel dengan pembaca terbanyak) adalah
Lho koq banyak, emangnya pengunjung BLOG ini banyak juga ?
Eh, jangan disepelekan lho, meskipun blog ini tidak berisi hal-hal yang ‘aneh-aneh’, pokoknya isinya selalu ditata sedemikian rupa sehingga tidak menyimpang jauh dari visi dan misi yang telah ditetapkan dari awal memulai blog ini. Tapi kenyataannya, ratusan bahkan ribuan pembaca datang membuka blog ini setiap harinya.
Ini lho statistik pengunjung tiap-tiap hari selama 30 hari terakhir.
Banyak bukan. 😀
Jadi jangan karena saya di UPH hanya mengajar sedikit orang (karena jumlah angkatannya memang relatif kecil) sehingga dengan demikian pemikiran-pemikiranku hanya terbatas pada jumlah yang sedikit itu. Tapi karena ada blog ini, dan selalu aktif mengisinya dengan tulisan hasil pemikiranku maka saya berharap itu akan dapat tersebar luas, berlipat-lipat kali lebih banyak dari yang bertemu langsung. Semoga.
Bayangkan saja, dari seribu pengunjung, diharapkan ada 10 orang (1%) yang sepaham dan tercerahkan, maka setahun aja udah ada 3600 orang yang mengenal pemikiranku. Jika itu bertahun-tahun dan semakin baik, maka bisa-bisa lebih banyak lagi.
Jadi kalau mau jadi terang atau garam, maka itu dalam arti kiasan. Maksudku mencerahkan dan membuat segar pikiran orang lain.
Begitu mas, gimana, tertarik juga untuk menulis ?
Jadi terang atau garam ?. Apa nggak terlalu ‘gitu’ pak.
Emangnya blog bapak ini juga diterima di kalangan pendidikan ? Maksudku di akui oleh para pendidik profesional ?
Wah, pertanyaan anda ini menyudut mas. Koq terlalu pesimis gitu.
Begini mas, hidup itu memang aneh. Nggak setiap yang baik menurut pendapat kita, maka itu juga baik bagi orang lain. Meskipun orang lain itu, bisa saja sama-sama terpelajar, bahkan lulusan luar negeri, tapi pendapat mereka bisa berbeda. Apakah lalu kita marah, mutung begitu ?
Rugi mas, nggak begitu caranya !
Mungkin ada saja orang lain yang tidak sependapat. Biar saja, selama nggak mengganggu, juga nggak apa-apa. Wong channel TV aja banyak, itu artinya kalau nggak suka biarlah mereka mencari topik lain.
Tentang blog ini aja menurut saya, ini dapat mendukung proses pembelajaran. Oleh karena pemikiran itu pula saya mencoba mengenalkan hal tersebut ke teman-teman dosen lain. Jadi karena waktu itu ada acara Temu Ilmiah Dosen-Dosen di UNTAR, maka saya mempersiapkan artikel khusus tentang fungsi Blog ini bagi proses pembelajaran. Maksud dan tujuannya agar dapat menjadi ide dosen-dosen lain yang mungkin tidak terbiasa dengan komputer atau internet (banyak lho yang seperti itu).
Maksud saya baik. Tapi apa yang terjadi ?
Meskipun artikel saya diterima (anda bisa down-load lho), tetapi ternyata di sana, di acara temu ilmiah dosen-dosen tersebut, salah seorang panitia menyatakan “pak Wir, artikel Bapak tidak saya pahami khususnya bagi orang-orang berlatar belakang Teknik Sipil. Jadi presentasi artikel Bapak dipindahkan ke bagian orang-orang elektro / TI “.
Gimana gitu, jelas-jelas saya berlatar belakang sipil (dan mereka tahu itu, wong sudah kenal) tetapi mereka nggak tahu atau nggak mau menerima bahwa blog juga perlu diterima oleh orang sipil (engineer) gitu. Tapi untunglah karena separo otak saya juga suka programming (komputer) maka ketemu orang TI ya Ok, Ok saja. 😀
Hanya sayangnya, karena kepicikan seseorang maka tujuan untuk menyampaikan sesuatu yang penting, batal dilaksanakan.
Tapi nggak apa-apa, itulah bedanya kita dengan yang lainnya, dengan pemikiran-pemikiran yang berani berbeda kita akan tetap maju.
O ya, nanti tanggal 22 Nov 2007 ini, saya diundang salah satu PTS di Jabodetabek. Rencananya dalam kesempatan tersebut saya akan membawakan makalah khusus yang saat ini sedang saya tulis. Apa ya. Pokoknya saya belum pernah membaca hal serupa tersebut di Indonesia. Orisinil. Wah bersyukur itu, jika PTS tersebut tanggap, maka bisa jadi PTS ke dua setelah UPH yang telah menerapkannya.
Lagi-lagi itu tentang suatu tulisan.
Ayo menulis.
waks! panjang banget, warna-warni…….lucu juga hihiks
SukaSuka
Waduh ada satu yang menarik dari postingan kali ini
kaya-kayanya aku harus pikirkan lagi deh secara blog aku anonim
SukaSuka
wihhhh narsisnya rek… 🙂
SukaSuka
Pak Wir,
Niat baik saja tidak cukup, tapi yang penting bapak sudah memulai, ilmu apa yang bapak kuasai disertai pandangan Bapak disebar luaskan melalui blog.
Kita tak perlu memikirkan seberapa banyak pengunjung, tapi sedikitpun pengunjung tak masalah, karena nanti pelan-pelan blog Bapak akan dikenal dengan spesifikasinya seperti apa.
Jujur aja saya jarang komentar, hanya baca blog Bapak, karena saya suka bacanya, tapi sulit komentar karena saya dari latar belakang ilmu lain…kalau komentar takut salah. Terus menulis ya…
SukaSuka
update journal structural ACI bulan nov-des 2007
http://rapidshare.com/files/69310478/November_2007.rar
pak wir file yang 104-s71 itu salah satu penulisnya anak dari Ibu Widiastuti PTW..bapak pasti tau kan.
SukaSuka
weleh2, narsis jg…
terus nulis y pak… semangat!!
SukaSuka
Ping-balik: Komentar Narsis Itu… « Blog cak alief
pak apakah ada artikel tentang pemanfaatan recycling aspal..untuk agregat beton ?? menurut pendapat bapak bisa ga’ recyling dimanfaat kan ?
kira-kira kapan nih pak menerbitkan buku visual basic untuk teknik sipil terbaru??
terima kasihhhhhhhhhh
SukaSuka
saya setuju…tapi menurut saya butuh kecerdasan ketika kita mau melakukan sesuatu termasuk menulis pak & harus bisa dipertanggung jawabkan, sehingga tulisan kita banyak bermanfaat untuk orang lain..dan tulisan-tulisan bapak sangat bermanfaat bagi saya yang juga mengambil kuliah teknik sipil…
tulisan-tulisan bapak bisa berbobot belajarnya gimana ???
SukaSuka
ohhh masih perbulan toh, belum perhari tuh..
ayooo semangat lagi… wekekeke
**makan cabe ah… biar pedes
SukaSuka
Ping-balik: membuat tulisan ilmiah | The works of Wiryanto Dewobroto