Sore ini, setelah pulang dari kampus, aku mengajak anakku untuk mengibarkan bendera setengah tiang , untuk mengikuti pesan presiden SBY tentang hari berkabung nasional (selama tujuh hari), sekaligus memberi hormat dan mengucapkan selamat jalan kepada Jenderal Besar Soeharto, bapak pembangunan Indonesia, yang kemarin telah dipanggil sang Khalik.

Siang tadi, saya terkesan pidato mbak Tutut (Siti Hardiyanti Rukmana, putri pertama beliau) mewakili keluarga di pemakaman Keluarga Astana Giribangun, Surakarta. Terharu ! Hanya kata Amin yang bisa kuucapkan.

Malam ini di TV, saya terkesan lagi atas kehadiran ke tiga putri beliau di ndalem Kalitan untuk bersama-sama masyarakat Solo, tahlilan mendoakan arwah pak Harto. Padahal putra-putra beliau sore tadi sudah kembali ke Jakarta menurut berita radio.

Tamu yang hadir di pemakaman Giribangun, a.l.:

• Presiden RI
  Susilo Bambang Yudhoyono
• Wakil Presiden RI
  Jusuf Kalla
• Panglima TNI
  Jenderal Djoko Santoso
• Kepala Polri
  Jenderal Sutanto
• Kepala Staf TNI AL
  Laksamana Sumardjono
• Kepala Staf TNI AU
  Marsekal Madya Subandrio
• Timbalan Perdana Menteri / Menteri Pertahanan Malaysia
  Najib Tun Razak
• Menteri Luar Negeri Thailand
  Nitya Pilbusonggram
• Mantan Perdana Menteri Australia
  Paul Keating
• Mantan Timbalan Perdana Menteri Malaysia
  Musa Hitam
• Duta Besar Vietnam Nguyen
  Hun Dung
• Duta Besar Belanda
  NicolasVan Dam
• Duta Besar Australia
  Bill Farmer

Komentar dan pendapat orang terhadap beliau:

• SBY (Presiden RI) : “Hari ini seluruh bangsa Indonesia berkabung dengan wafatnya Jenderal Besar Soeharto. Beliau seorang prajurit sejati dan negarawan terhormat. Selamat jalan Bapak Pembangunan. Semoga berada dengan tenang di sisi Allah SWT“
• Lee Kuan Yew (bapak Pendiri Singapore): “Anak-anak muda tidak tahu betapa hancurnya situasi ekonomi Indonesia sebelum September 1965 ketika inflasi yang sangat tinggi menenggelamkan ekonomi Indonesia. Di bawah kepemimpinan Soeharto, dia membalikkan ekonomi dan menjadikan Indonesia sebagai kisah sukses di bidang ekonomi.“, pernyataan pak Lee dalam surat tertulis yang disampaikan kepada putri tertua Soeharto.
• Mariyem ,60 th, (rakyat jelata penduduk Karanganyar) : “Saya hormat sekali kepada pak Harto. Beliau ngemong kepada orang kecil“. Ia berjalan sendiri di tengah hujan deras sambil berpayung dari rumahnya yang 3 km dari pemakaman. Ia nekat berjaga semalaman – di tengah hawa yang dingin – di depan pos keamanan hingga saat pemakaman esok harinya. Sabar menanti meskipun hanya bisa menatap pintu gerbang makam yang tertutup dan dijaga ketat tentara. “Saya hanya ingin melihat langsung dan mendoakan jenazahnya.”
• Rinas Fibrianti, 41 th (warga Surabaya yang sempat pingsan hanya karena ingin menyaksikan pemakamanan beliau) : “Saya sempat bermimpi disalami pak Harto saat beliau sakit keras kemarin. Saya kasihan melihatnya. Bagaimanapun kita tidak bisa melupakan jasa-jasanya. Namanya juga manusia, tidak ada yang sempurna.“

Rujukan lain tentang Soeharto.

• Sisi baik pak Harto
• BBC – Perjalanan hidup Suharto
• BBC – Mahathir: Jasa Suharto ‘tak dilupakan’
• BBC – Suharto dikebumikan
• BBC – Foto: Perjalanan karir Suharto
• BBC – Foto: Pemakaman Suharto
• BBC – Reaksi atas kematian Suharto 
• BBC – Jasa dan kritikan terhadap Suharto
• NIU – Setelah 5 tahun, kalian bukan lagi anak presiden
• Kompas – Ribuan Orang Antar Soeharto
• Kompas – Dunia Turut Berduka
• Kompas – Soeharto Masih di Hati Mereka
• Kompas – Pak Harto dan Filosofi Jawa
• Kompas – Mengantar Pak Harto
• Kompas – Perekonomian Pasca-Soeharto
• Kompas – Soeharto dan Upaya Pemerataan Pendidikan
• Kompas – Roda Berputar
• Kompas – Lee Memuji Soeharto
• Kompas – Sosok Soeharto dalam Buku