penulis terkenal !


Jika membaca judul threat ini, jangan merasa kaget. Judulnya sih memang memberi kesan “nyolot”, tetapi itu aku pilih karena itulah kesan mendalam yang kudapat dari acara di Jogja kemarin. Untuk diketahui, pada hari Minggu tanggal 10 November 2013 kemarin, aku datang memenuhi undangan adik-adik di Himpunan Mahasiswa Teknik Sipil dan Perencanaan, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Yogyakarta, untuk menjadi salah satu pembicara tamu pada acara Seminar Nasional dengan tema “Strategi Perancangan Bangunan Tinggi Tahan Gempa”. Ini infonya.

Acaranya sendiri menurutku luar biasa, istimewa, maklum aku bisa duduk bersama pembicara tamu lainnya yang merupakan wakil-wakil perguruan tinggi ternama. Lihat saja, Prof. Bambang Suhendro (UGM) dan Dr-Ing. Yosia I. Rastandi (UI). Nah, aku khan mewakili UPH perguruan tinggi swasta yang relatif masih muda usianya. Jadi acara tersebut tentunya memberi kesan khusus padaku.

Judul threat dan seminar, memang sih kelihatannya tidak saling berhubungan, bahkan juga tidak terbayang bahwa pendapat seperti itu dapat muncul di acara tersebut. Bagaimana tidak, acaranya sendiri khan terkait dengan materi perancangan gedung tinggi yang berguna bagi para insinyur, bukan penulis. Para pembicara yang lain pada dasarnya adalah insinyur juga, dan bukan penulis (meskipun prakteknya ada juga yang telah mempunyai buku yang dipublikasikan).

Adanya hubungan antara insinyur dan penulis baru muncul karena adanya tanggapan positip panitia akan permintaanku, yaitu untuk ikut mempromosikan buku karyaku “Komputer Rekayasa Struktur dengan SAP2000“. Jadi ketika aku menerima undangan untuk permintaan jadi pembicara, aku tanya ke mereka : “mengapa memilih aku, bukankah banyak pakar lain, yang bergelar sama atau bahkan lebih tinggi daripadaku”. Menurut mahasiswa yang kontak aku, mereka mendapatkan rekomendasi dari dosennya, yang katanya pernah bertemu denganku dan yang selama ini juga membaca blogku. Wah, berarti tulisanku telah mereka kenal dan mereka baca. Berarti nggak salah juga jika aku anggap mereka mungkin saja tertarik untuk membaca karya tulisanku yang berbentuk buku. Ternyata benar, mereka tahu aku bahwa selain menjadi seorang dosen, insinyur tetapi juga seorang penulis buku. Mereka bahkan antusias sekali untuk ikut mempromosikan bukuku dalam acara mereka, acara seminar nasional tersebut.

Ibarat pucuk dicinta, ulam tiba, jadi ada kesempatan promosi buku di kota Yogyakarta, kota kelahiranku. Untuk itu aku langsung meminta pihak penerbit, LUMINA Press untuk segera menghubungi pihak panitianya dan mengirimkan paket buku karyaku untuk dapat ditindak-lanjuti. Harapanku saat itu adalah bahwa buku dapat dipajang di acara seminar dan dimungkinkan orang untuk membelinya langsung. Maklum, sampai saat ini meskipun sudah sekitar 500 eksemplar yang terjual, tetapi semuanya itu baru melalui sarana on-line, jadi belum tersedia di toko-toko buku. Jadi bisa dipajangnya buku tersebut pada publik peserta seminar adalah baru pertama kalinya itu, yaitu di Yogyakarta. Ini khan suatu kesempatan yang tak terduga.

Wah jika ada peserta seminar yang datang sekitar 100 orang saja, meriahlah. Begitu harapanku ketika Minggu pagi itu aku datang ke Gedung KPLT Lantai 3, FT UNY, tempat seminar itu berlangsung. Ternyata menurut ketua panitia dalam pelaporannya, peserta seminar yang hadir lebih dari itu, luar biasa. Ini fotonya.

seminar-1Gambar 1. Kondisi peserta saat presentasi dengan Prof. Bambang (UGM)

Informasi yang aku dapat, ada sekitar 250 peserta. Banyak sekali khan. Mungkin karena ada tiga pembicara dan sekaligus juga biaya seminarnya yang relatif rendah.

Bisa-bisa biaya yang ditarik dari peserta sebenarnya hanya sekedar mengganti ongkos foto copy makalah seminar saja lho, panitianya nggak ambil untung. Maklum makalah yang aku sampaikan ke panitia saja ada sekitar 100 halaman.

Ah yang betul pak.

He, he,  . . . .  pastinya yang tanya belum pernah menghadiri seminarku nih. Jika pernah, tentu tidak heran bahwa paper yang biasanya aku sertakan juga mengiringi presentasiku biasanya tebal-tebal. Berbobot begitu lho.

Itulah mengapa aku selalu mengatakan bahwa tulisan-tulisanku adalah berbobot, atau dengan kata lain juga bahwa materi yang aku sampaikan adalah lebih berbobot daripada yang lainnya.  He, he, . . . benar-benar berat menurut ukuran fisik (timbangan).

Berbicara tentang perancangan bangunan tahan gempa yang berbobot dalam waktu 50 menit, ternyata tidak mudah. Dan itu terbukti, materi presentasi sebanyak sekitar 300 slide ternyata memang betul tidak dapat terpaparkan semua kepada peserta. Untuk itu, aku nggak kuatir, maklum panitianya bersedia melengkapinya dengan paperku yang 100 halaman tersebut. Bahkan di foto-copy dan dijilid seperti buku. Jadi meskipun materinya yang bawakan tidak tuntas, tetapi minimal dapat menjadi semacam introduction bagi para peserta, dan yang tertarik dapat terus melanjutkan dengan membaca melalui paper yang aku siapkan tersebut.

Nggak asik dong pak.

Siapa bilang, tulisan yang aku buat tidak kalah bersemangat juga dibanding presentasiku. Maklum aku dalam hal ini khan tidak sekedar presenter yang bisa membawakan secara lesan tetapi juga penulis yang sudah terbukti dengan buku-buku yang diterbitkannya. Sorry agak ngecap, maklum “penjual” khan tidak mungkin menyebut kecapnya selain no.1.  😀

Yah pokoknya, meskipun hanya diberi waktu 50 menit, aku sudah berupaya menyampaikan gagasanku. Pertama, adalah jangan puas jadi konstruktor dengan level ahli bangunan saja, tetapi jadilah insinyur yang mumpuni, yang mampu tidak sekedar bisa karena biasa, tetapi berani untuk berkreasi dan penuh innovatif. Untuk itu, aku beri juga caranya, yaitu melalui tiga hal yang harus dikembangkan pada diri sendiri, yaitu [1] knowledge; [2] skill; dan [3] attitude. He, he, itu aku kutipkan dari ASCE.

Salah satu cara agar dapat berkreasi dan innovatif yang aku sarankan pada seminar itu adalah kemampuan berkomunikasi. Tetapi itu tidak sekedar bisa omong doang, tetapi bisa memaknai dan menyampaikan makna yang ditemukan itu kepada orang lain dengan baik. Itu yang aku maksudnya, bahkan aku bilang kalau itu bisa dengan cara tulis maka hasilnya akan luar biasa.

Kalau dipikir-pikir, seminarku kemarin jadi seperti motivator lho. Maklum aku selalu bersemangat jika omong tentang tulis-menulis, apalagi jika dikaitkan dengan bidang rekayasa, bidang formal yang aku geluti.

Kayaknya, semangat yang aku sampaikan pada seminar itu mendapat lawan. Panitianya ternyata juga bersemangat dengan ide awal yang aku harapkan yaitu promosi buku karyaku. Yang nggak terduga dan tak terbayangkan sebelumnya, pihak panitia ketika aku duduk di depan (sebelum naik panggung) telah membisiki aku bahwa nanti setelah acara presentasi nara sumber selesai maka aku diminta ke depan. Ada apa ini.

Luar biasa, ternyata pada acara yang begitu padat tersebut, sekaligus dihadapan para peserta yang memadati isi ruangan tersebut, panitia menyediakan slot acara kecil untuk launching buku SAP2000 yang baru saja aku tulis. Pertama-tama aku diminta memberi kata sambutan, wah langsung saja aku semangat maju memberi pidato singkat. Intinya aku mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada mahasiswa panitia seminar. Ini merupakan contoh kreatif dan innovatif yang mereka lakukan, yang jelas aku merasa tersanjung karena merasa mereka memberiku ruang untuk berbagi ide, tidak sekedar lesan tetapi juga mempromosikan ide-ide tertulisku itu, dan berharap dimasa depan akan lahir penerusku diantara mereka-mereka pendengar atau pembaca karya tulisku itu. Maklum harapan seorang guru khan seperti itu, jika muridnya semakin hebat maka gurunya juga akan ikut dikenal.

Setelah sedikit memberikan kata sambutan, aku diminta menggunting pita pada buku sebagai simbol resmi dilaunching. Ini fotonya.

launching

Gambar 2. Saat launching buku (sumber : Amrul Wahdi Habib)

Terus terang tidak terbayang, bahwa buku SAP2000 karanganku tersebut dapat dilaunching dihadapan lebih dari 200 peserta seminar. Tidak terduga juga, bahwa aku dapat menampilkan karyaku tersebut dihadapan kakak kelasku di UGM, yaitu Prof. Bambang sendiri, sekaligus dihadapan pemberi sponsor utama (perusahaan yang pertama kali memilih jadi sponsor dan menempati lembar pertama bukuku), yaitu PT. Rekatama Konstruksindo – Structural Consultant, yang tidak lain adalah bapak Dr.-Ing. Yosia I. Rastandi, yang sekaligus adalah salah satu pembicara utama pada acara tersebut. Saya bilang ini adalah suatu anugrah, maklum kalau direncanakan sebelumnya dan diharap-harapkan maka belum tentu itu pasti terlaksana.

Ketika pemotongan pita sebagai tanda launching selesai, aku diminta pembawa acara duduk untuk sekedar talk-show. He, he jadi ingat acara launching serupa di televisi,  . . .  tanya jawab dengan penggemar. 😀

Benar juga, acaranya memang tanya jawab. Ada salah satu peserta yang bertanya kepadaku, intinya bagaimana bisa menjadi penulis terkenal. Kaget juga aku, bahwa ada yang menganggap aku sebagai penulis terkenal, pastilah ini peserta adalah pembaca blogku. Jadi penulis disini adalah penulis blog. Maklum omzet bukuku khan belum seperti penulis buku Laskar Pelangi, kalau beliau khan memang seorang penulis terkenal. Maklum aku khan hanya nulis topik-topik sekitar rekayasa, jadi pembaca atau terkenalnya juga hanya di sekitar mahasiswa teknik dan insinyur yang punya waktu luang.

Terlepas apakah benar aku sudah pantas disebut sebagai penulis terkenal atau tidak, tetapi yang jelas bagi penanya itu pastilah yakin bahwa tulisan-tulisanku baik dan banyak dikenal, dan tentunya dia punya keinginan menjadi seperti aku dan bahkan lebih. Untuk menjawab atau memberi petunjuk bagaimana caranya, rasanya nggak sesederhana yang dibayangkan, tetapi bagaimanapun aku beri petunjuk, nggak tahu apakah ini benar atau tidak, tetapi yang jelas kepada setiap tulisanku aku harus berusaha bahwa hasilnya adalah yang terbaik yang bisa aku lakukan. Ciri-cirinya bahwa itu dapat aku anggap baik, adalah bisa aku sendiri dapat membaca berulang-ulang dan tidak ada keinginan untuk mengubahnya, ciri kedua jika baik adalah jika aku membacanya dengan bangga.

Dalam menulis itu aku tidak boleh peduli pendapat orang lain. Jika memang aku yakin itu baik maka aku akan tetap ngotot mempertahankan, tetapi jika ternyata timbul keraguan dan merasa tidak menjadi tulisan yang baik, maka aku rela menghancurkannya secara tidak berbekas, meskipun tentu saja untuk itu sangat jarang sekali.

Terkait dengan istilah penulis terkenal tersebut, pak Joko, dosen senior UNY menimpali. Sebelumnya beliau memperkenalkan diri kepada peserta bahwa beliau adalah adik kelasku dulu di UGM. Beliau bercerita bahwa pak Wir yang pada event itu disebut  “penulis terkenal” ternyata pada waktu kuliah dulu, seperti yang pak Joko ketahui ternyata mempunyai I.P yang tidak terlalu tinggi. Jadi kata beliau, nggak perlu I.P tinggipun bisa sukses.

Wah-wah, ada-ada saja pak Joko ini. Mungkin maksudnya baik, tetapi kalau membicarakan I.P ku nggak baik, khan berabe juga ya. 😀

Cepat-cepat aku memberikan tanggapan, jangan sampai para peserta yang kebanyakan mahasiswa salah pengertian, sehingga nggak perlu memperjuangkan I.P. Aku bilang, I.P studi-ku memang sih nggak tinggi-tinggi, tetapi tidak berarti aku bodoh. Aku bilang kepada mereka, itu terjadi karena peminatan aku dengan dosen pengujinya berbeda, jadi pada waktu itu aku nggak fokus. Jadi yang aku tekankan adalah minat, jika aku berminat maka pasti luar biasa. Jadi tulisan-tulisan yang aku buat juga karena minat atau passion, maka jadilah ada peserta yang menyebutku sebagai penulis terkenal. Moga-moga benar-benar jadi lho.

Itulah sekelumit acaraku di Jogja, semoga dapat menginspirasi. O ya, ini sebagian foto-foto dari acara tersebut.

seminar2Gambar 3. Paduan suara yang memeriahkan acara seminar

seminar3Gambar 4. Bersama Prof Bambang di depan panggung seminar

seminar4Gambar 5. Band mahasiswa yang ikut memeriahkan acara seminar

seminar5Gambar 6. Kondisi saat talk-show launching buku SAP2000 di UNY, Jogja.

seminar6Gambar 7. Beberapa peserta dari luar Jogja yang diwawancarai

Ternyata peserta seminar tidak hanya mahasiswa UNY, tetapi juga merambah dari luar. Setahu saya ada yang memperkenalkan diri dari Unnes Semarang, dan beberapa teman yang aku kenal di Jakarta. Foto di atas aku ambil, karena peserta tersebut ketika ditanya panitia, mengapa datang ke seminar itu adalah karena ada aku. ** kepala besar mode on **

seminar7Gambar 8. Sejenak bersama peserta setelah acara seminar berakhir.

seminar8Gambar 9. Salah peserta yang bangga dengan buku karyaku

6 pemikiran pada “penulis terkenal !

  1. Ping-balik: kenangan 2013 dan harapan 2014 | The works of Wiryanto Dewobroto

  2. Ping-balik: rencana seminar di UB – Malang, 10 Mei 2014 | The works of Wiryanto Dewobroto

  3. Ping-balik: suasana launching Buku di Yogyakarta – 14 Nov 2015 | The works of Wiryanto Dewobroto

  4. Ping-balik: 11 Maret 2016 di Jogja | The works of Wiryanto Dewobroto

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s