Karena gampang, pasti yakin dosen-dosen yang mengajar kamu juga pasti seperti itu semua.Betul khan.
Itulah enaknya jadi dosen, minimal tiap semester, satu kali saja selama 15 menit berdiri di depan para peserta seminar dan mempresentasikan makalahnya, sudah dianggap produktif.
Jadi kalau bisa dua kali dan setiap sesi diberi waktu kira-kira 90 menit atau kira-kira 6 x dari waktu rata-rata presentasi seminar di atas, maka namanya apa ya. Nggak sekedar produktif khan. Itulah aku bilang mengapa 2 itu aku sebut istimewa.
Ah pak Wir ini bisa-bisa saja, mau ikut-ikutan politik praktis ya. Nggak ada tempatnya itu pak, khan katanya ini blog bagi teknik sipil. Bicaranya juga tentang teknik sipil, seperti struktur baja misalnya !
Gitu ya. Pernyataanku di atas salah ya ?
Betul pak, nggak usah ikut-ikutan akademisi lain untuk terjun ke politik praktis. Lihat saja itu khan banyak akademisi yang bergelar profesor atau doktor, ketika terjun ke politik bukannya karirnya melambung, bahkan turun, drop dan dicemooh.
Lho menurutmu aku ini ngomong apa sih, koq kamu komentar seperti itu. Kesannya yang dosennya itu kamu atau aku sih. Khan aku sebagai dosen yang seharusnya memberi banyak ajaran khan. Betul nggak.
Itu tadi angka dua itu, bapak khan cerita tentang dosen yang minimal satu kali presentasi tiap semester sudah dikatakan produktif. Jika bisa dua maka istimewa. Itu khan kayaknya mencari-cari, maklum seorang dosen bisa memberi presentasi satu kali saja khan nggak gampang. Maksudnya ini bukan sekedar berani ngomong presentasi tetapi untuk menyelenggarakan seminar, satu semester lebih dari satu khan nggak gampang. Kecuali tentunya itu dua penyelenggara terpisah. Itu yang saya bilang mencari-cari. Bapak khan sebenarnya mau omong tentang politik khan, kalau pak Jokowi – JK itu nomer urutnya dua dan itu angka istimewa. Gitu khan pak. Bohong itu nggak baik lho, bapak khan dosen.
Dik, dik, rasanya ada yang salah paham lho. Ini aku ngomong betul. Jika di atas tadi aku nyatakan bahwa untuk menjadi pembicara di seminar (bahkan untuk itu harus membayarpun), itu sebenarnya nggak gampang bagi seorang dosen. Itu ibarat khan seperti penyanyi, harus mencari panggung yang ada penontonnya untuk menyanyi. Kalau hanya sekedar ngomong atau presentasi, wah itu sih banyak yang bisa.
Oleh karena aku berpikir bahwa bisa berbicara satu kali saja, hanya sekitar 15 menit sudah bisa produktif maka tentunya kalau bisa bicara dua kali, bahkan dengan waktu yang berlipat kali lebih banyak, yaitu 90 menit maka tentunya dapat disebut istimewa khan. Betul nggak. Jangan apriori dulu dong dengan angka 2.
Jadi karena aku diberi kesempatan dalam semester ini untuk bisa berbicara sekaligus dalam dua sesi pertemuan, yang masing-masing 90 menit maka tentunya itu sangat luar biasa istimewanya. Istimewanya lagi yang memberi kesempatan aku seperti itu adalah salah satu Universitas Swasta terbesar di wilayah timur Indonesia, yaitu Universitas Kristen Petra, Surabaya.
Dalam rangka acara apa pak, koq bapak sampai didaulat untuk mengisi dua sesi sekaligus, bahkan tiap sesinya bisa mencapai 90 menit lamanya. Itu mah bukan seminar tetapi mengajar. Emangnya Bapak diminta apa pak ?
Nah itu baru pertanyaan yang baik. Betul, aku diundang khusus sebagai narasumber untuk acara Petra Parade, agenda tahunan mereka. Ini copy surat permintaan mereka yang aku terima. Silahkan dibaca ya.
Nah dengan latar belakang pemikiran seperti di atas tadi, maka jelas undangan dari UK-Petra tersebut merupakan suatu kehormatan bagiku. Bagaimana tidak, selama ini aku khan mengajar bidang struktur baja di Jurusan Teknik Sipil UPH, meskipun struktur baja adalah bidang yang aku geluti selama ini, tetapi rasa-rasa belum ada satu universitas pun yang memintaku untuk mengajar materi tersebut di kampus mereka. Maklum, mata kuliah baja khan mata kuliah utama dan wajib di perguruan tinggi yang mempunyai jurusan teknik sipil. Karena wajib itulah maka tentunya yang namanya dosen struktur baja pasti akan mereka punyai. Jadi mengapa harus mengundang dosen dari luar. Betul khan.
Jadi kalau UK Petra mengundang aku untuk memberi kuliah (maklum satu sesi sekitar 90 menit, jadi tidak sekedar seminar) maka tentunya akan ada harapan dari mereka yang tentunya lain daripada yang lain tentang materi yang akan aku sampaikan. Betul khan.
Wah kalau begitu, untuk materi tersebut pak Wir ambil dari buku Segui yang terbaru ya pak, yang menjadi pegangan utama bapak. Betul khan pak !
Kalau hanya sekedar pakai buku Segui terbaru, maka rasa-rasanya dosen struktur baja di UK Petra pasti sudah ahli, nanti kalau begitu akan banyak pertanyaan ngapain mengundang aku jauh-jauh dari Lippo Karawaci, Tangerang untuk datang ke kampus UK Petra di Siwalankerto. Bisa-bisa disebut membuang duit dong. He, he, maklum Invited Speaker sehingga biaya tiket pesawat dan hotel selama dua malam, mereka yang sediakan.
Jadi kalau begitu apa dong pak ?
Nah begitu dong pertanyaannya. Nah sejak menerima surat permohonan menjadi pembicara seminar itulah maka aku mempersiapkan materinya (jadi ada sekitar 2 bulan sejak undangan sampai hari H-nya). Karena yang mengundang adalah universitas swasta terbesar di belahan timur dan pada level magister (S2) maka tentu materi yang dibuat harus berbobot sesuai dengan level pengetahuan mereka. Itu tidak main-main, karena memang dari satu sisi mendapat undangan itu adalah suatu kebanggaan, karena dianggap ada, tetapi di satu sisi yang lain itu juga suatu evaluasi secara tidak langsung.
Bagaimana tidak, kalau materi yang aku sampaikan kepada mereka, ternyata mereka lebih tahu dari yang menyampaikan, dan jka ternyata materi yang disampaikan terdapat hal-hal yang kurang jelas atau bahkan suatu kesalahan, maka itu namanya “bencana”. Jadi jika berangkat merasa sebagai “dianggap sebagai apa-apa begitu” maka pulang-pulang nantinya bahkan bisa “dianggap tidak menjadi apa-apa lagi” . 😦
Kalau begitu khan lebih baik nggak diundang saja khan. Ingat nggak, adalah fakta bahwa hanya karena menulis di surat kabar maka bisa saja seorang akademisi bergelar doktor harus resign dari kampusnya, juga ada profesor yang bahkan dicopot gelarnya. Jadi membuat makalah itu bagi seorang akademisi adalah suatu pertaruhan hidup-mati. Jadi nggak main-main.
Begitu ya pak. Pantas tadi bapak bilang kalau dua itu istimewa. Satu saja nggak gampang, apalagi dua sekaligus ya pak.
Itulah dik, hal yang penting lagi dalam pembuatan makalah itu tidak bisa tergantung dari orang lain, yang bisa diandalkan hanya diri sendiri, apalagi jika materi yang harus diberikan belum dikuasai oleh yang lain, materi baru misalnya. Itu berarti benar-benar hanya mengandalkan diri sendiri, tentunya juga paper atau jurnal ilmiah yang tepat, yang dapat menyokongnya. Tahu sendiri khan, jurusan teknik sipil UPH khan relatif kecil, dosen struktur bajanya saja hanya aku, sendirian. Jadi bagaimana aku bisa bertanyata tentang hal itu kepada orang lain. Kalaupun dari perguruan tinggi lain, belum tentu ahlinya juga sedang meneliti materi yang aku bahas. Jadi pada kasus pembuatan makalah tersebut, maka satu-satunya yang bisa diandalkan adalah bantuan dari atas. Pertama-tama tentu saja aku berdoa agar aku dberi sehat walafiat, Kedua adalah meminta pikiranku agar diberi terang, Ketiga yang penting juga agar diberi waktu untuk dapat mengerjakannya. Nah orang luar tentunya hanya bisa melihat bagaimana aku bekerja mempersiapkan makalah tersebut. Jadi ada istilah untuk mewujudkannya, yaitu bekerja, bekerja dan bekerja, jangan omong doang, apalagi mengeluh atau menjelek-jelekan yang lain.
Jadi dari pengalamanku selama ini, dalam hal tulis-menulis, membuat makalah, maka kalau hanya waktunya untuk omong, ngomongkan kejelekan orang lain, dan tidak berbuat nyata dengan bekerja, bekerja dan bekerja maka dapat dipastikan makalah itu tidak akan selesai, apalagi kalau harus dua. Iya khan.
Agar bisa mewujudkan konsep bekerja, bekerja dan bekerja itulah maka aku tiap malam harus begadang. Hampir sebulan, tapi akhirnya jadi juga makalah yang aku maksud. Nah untuk menunjukkan bahwa materi yang aku sampaikan adalah berbeda dengan sebelum-sebelumnya, maka ada baiknya akan aku tampilkan daftar isi makalah untuk tiap sesi, yaitu :
Itu kira-kira materi yang aku akan sampaikan selama 90 menit di pagi hari (sebelum makan siang atau jumatan). Dari teori yang mendalam ini akan ketahuan, mengapa mempelajari DAM (AISC 2010) adalah penting. Sehingga itu pula yang menyebabkan penting pula aku datang ke Surabaya, ke UK Petra.
Jika materi sesi I dapat diselesaikan dengan baik, maka kira-kira dapat disimpulkan sebagai berikut:
- ada pembahasan tentang latar belakang teori tentang kolom, sehingga dapat diketahui bahwa untuk mengevaluasi kekuatan maksimum kolom perlu memperhitungkan pengaruh imperfection (nonlinier geometri) dan kondisi inelastis (nonlinier material). Kedua parameter nonlinier tersebut tentu tidak bisa diprediksi berdasarkan analisa elastis-linier, yang selama ini dijadikan andalan dalam perencanaan struktur baja.
- Selama ini pengaruh nonlinier pada permasalahan stabilitas struktur diatasi dengan cara pendekatan. Meskipun pada kasus tertentu hasilnya memuaskan, tetapi karena berupa pendekatan pada kondisi tertentu yang lain akan lemah, atau bahkan menyimpang. Hal-hal seperti itulah yang menyebabkan mengapa mempelajari DAM (AISC 2010) diperlukan, dan bagaimana strategi untuk melakukannya.
- Diharapkan dengan paparan yang diberikan, maka pemahaman terhadap DAM (AISC 2010) dapat dimengerti dengan baik. Pada akhirnya, nanti ketika SNI baja terbaru (Puskim 2011) telah terbit, maka pemakaian metode baru tersebut dapat secara cepat dimanfaatkan. Semoga.
He, he, itulah kira-kira yang akan aku sampaikan di sesi I. JIka tidak bosan, dan masih ingin mendengar sesi berikutnya, setelah makan siang. Maka isi materinya adalah berikut.
Nah ini yang menarik. Dalam membuat ke dua makalah di atas, rasa-rasanya belum ada acuan berbahasa indonesia (kecuali buku saya SAP2000 itu ada) yang telah membahas hal itu. Jika anda paham, maka dari mengikuti materi di sesi II itu akan dapat disimpulkan sebagai berikut :
- dapat diungkapkan dalam bentuk studi kasus penyelesaian numerik yang menunjukkan bahwa pada pembebanan rendah, perencanaan struktur baja dengan cara DAM (AISC 2010) dapat menghasilkan struktur baja yang lebih ekonomis, tetapi pada kondisi beban tinggi, mampu menghasilkan struktur baja yang lebih aman, dibanding hasil desain dengan cara lama atau ELM (AISC 2005).
- Telah diungkapkan juga studi kasus struktur jenis Lean-On (Galambos 1998) yang tidak dapat diselesaikan secara mudah dengan cara lama (ELM), ternyata mudah diselesaikan dengan cara baru (DAM). Ini juga merupakan bukti sederhana, bahwa alasan pindah ke cara baru adalah tidak semata-mata karena cara baru lebih ekonomis atau bukan. Tetapi karena cara baru menawarkan solusi yang efektif dibanding cara lama.
- Akhirnya telah diungkap juga bahwa cara baru (DAM) mempunyai hasil yang berkorelasi dengan hasil uji empiris. Jika itu dapat dimaknai sebagai suatu kebenaran, maka tentu saja strategi yang ditawarkan dengan DAM jelas lebih sederhana dibanding solusi inelastis-nonlinier dengan FEM yang kompleks.
- Akhirnya semoga makalah ini memicu perkembangan perencanaan struktur baja di Indonesia.
Nah itulah harapan yang dapat disampaikan, bagi yang tertarik belajar struktur baja yang baru semoga ada kesempatan untuk menghadiri acara di UK Petra tersebut. Bagaimanapun juga, sebagaimana karya-karyaku lain, apa yang aku sampaikan di Surabaya nanti adalah karyaku yang paling up-to-dated tentang struktur baja. Itu nanti akan melengkapi buku struktur baja yang aku susun nanti. Bagaimanapun juga struktur baja adalah salah satu peminatanku selama ini.
Semoga kita bisa bertemu di ruang W-304 Gedung Radius Prawiro Lantai 3, Universitas Kristen Petra, Jalan Siwalankerto 121-131, Surabaya pada tanggal 4 Juli 2014.
Sampai ketemu di sana. O ya, jangan lupa ada 2 (dua) sesi lho.
Link lain :
- Surabaya, aku akan datang ! – 19 Mei 2014
- bocoran makalah di Petra – 4 Juli 2014
Mantap banget!
Salam kenal Gan, dari Blog Komputer & IT : http://alienkomputer.com/blog/
SukaSuka
Ping-balik: bangunan ambruk, bagaimana itu ? | The works of Wiryanto Dewobroto
i like this gan,maju terus…
SukaSuka
Saya tunggu buku Baja terbarunya Pak Wir.
SukaSuka
thanks sob untuk postingannya…
article yang menarik,saya tunggu article berikutnya yach.hehe..
maju terus dan sukses selalu…
salam kenal yach…
kunjungi blog saya ya sob,banyak tuh article2 yang seru buat dibaca..
http://chaniaj.blogspot.com/
SukaSuka
Ping-balik: konsistensi – suatu cara penilaian | The works of Wiryanto Dewobroto