Terbiasa bekerja profesional secara mandiri, baik sebagai dosen, penulis buku, maupun praktisi rekayasa struktur (structural engineer), maka sendirian dan tidak punya kelompok adalah hal biasa. Tetap percaya diri meskipun tetangga sebelah bangga dengan kelompoknya yang terdiri dari banyak orang. Itu paling berlaku di bidang kepenulisan, yang mutu produk hasilnya sangat ditentukan oleh individu penulisnya, bukan dari jumlah atau banyaknya penulis yang dilibatkan. Kualitas hasil penulisan sangat tergantung kompetensi indivindu dari penulisnya sendiri.
Latar belakang karakter saya adalah introvet, oleh sebab itu saya tidak terlalu tertarik ikut berorganisasi. Sisi lain, tuntutan segi profesi tidak mengharuskan karena yang penting adalah kemandirian. Maka keduanya, yaitu [1] profesi yang dipilih; dan [2] karakter pribadi, menjadi terkesan cocok (matching). Itu mungkin pula yang mengakibatkan saya bisa berkembang dengan baik. Kesendirian yang dinikmati bahkan menghasilkan dunia imajinasi yang begitu luas dan dalam, sebagaimana terlihat pada buku-buku karanganku, yang umumnya tebal-tebal. Berbobot begitu katanya. Ini buku-buku yang aku maksud, klik saja jika ingin membacanya.
Oleh sebab itu terasa aneh juga jika threat in iakan membahas tentang PERKUMPULAN. Terkesan tidak nyambung dengan introduction yang aku sampaikan, yang membanggakan akan kemandirian. Koq bisa. <>.
Mandiri ya mandiri, tetapi itu tidak berarti anti sosial. Betul khan.
Seperti saya ini, semakin banyak menyepi menulis sendirian, ternyata semakin banyak permintaan bertemu orang untuk mengajar, seminar dan semacamnya. Bagaimanapun, bertemu banyak orang harus pula dinikmati. Dalam hal ini, maka event ketemu orang banyak itu saya gunakan untuk mendapatkan feedback tentang tulisan saya. Jujur saja, dari respon para pembaca itulah maka saya menjadi fokus untuk memikirkan topik tulisan saya lebih mendalam. Seperti misalnya, karena saya menulis buku Struktur Baja maka selanjutnya akan banyak materi tentang struktur baja yang perlu dipelajari dan dituliskan lagi. Itu pula yang menyebabkan saya menjadi semakin tahu banyak tentang hal tersebut. Coba kalau tidak ada respon yang masuk, mungkin saya akan mencari tema lain (nggak fokus).
Karena banyak memikirkan dan menuliskan tentang struktur dan konstruksi baja itu pula maka saya akhirnya banyak bertemu dengan orang-orang lain yang juga memikirkan dan bahkan terlibat langsung dengan struktur dan konstruksi baja tersebut. Ternyata baja terkait banyak pihak, mulai dari para produsen material baja, para fabrikator dan erector konstruksi baja, para pakar ahli, para regulator pemerintah dan lain-lainnya. Ternyata yang terlibat pada industri konstruksi baja di Indonesia adalah sangat banyak. Jelaslah, tanpa saya banyak menyepi dan menulis tentang konstruksi baja, maka tentunya tidak akan banyak bertemu dengan “orang-orang baja” tersebut.
Ini khan aneh. Karena kalau saya bertemu komunitas ahli konstruksi atau ahli struktur pada umumnya, maka mereka akan lebih banyak membahas tentang struktur beton dan gempa. Kalaupun membahas tentang baja maka sekedar mutu atau kualitas tulangan baja untuk konstruksi beton tersebut. Bahkan banyak mendengar bahwa konstruksi baja relatif kalah dengan konstruksi beton di Indonesia. Kalaupun harus struktur baja, maka konsekuensinya adalah harganya lebih mahal. Begitu kesannya, sehingga pilihan untuk konstruksi bangunan pada akhirnya adalah memakai beton bertulang. Itulah kalau bertemu dengan teman-teman di HAKI (Himpunan Ahli Konstruksi Indonesia) yang saat ini dikenal sukses dalam penyelenggaraan seminar ilmiah di bidang konstruksi yang bermutu.
Dari komunitas teman-teman konstruksi baja itulah saya tahu bahwa mereka juga telah menyadari bahwa konstruksi baja di tanah air ini memang kurang populer. Ahli atau pakar yang mempelajarinya secara serius, juga lebih sedikit. Apalagi ada isue terjadinya perang dagang antara China dan Amerika, yang dampaknya akan menyebabkan produk baja dalam negeri akan semakin terpuruk oleh serbuan baja dari China, yang harganya lebih murah. Akhirnya dari beberapa kasak-kusuk yang ada, juga adanya kesadaran bahwa industri konstruksi baja di tanah air terdiri dari begitu banyak partisipan tentunya tidak sekedar mengeluh, tetapi harus berupaya nyata dan bersikap terhadap isue-isue permasalahan tersebut. Tujuannya adalah agar terjadi peningkatan penggunaan konstruksi baja pada industri konstruksi di Indonesia, untuk bersaing dengan kontruksi beton. Juga untuk antisipasi terjadinya ancaman harga dumping dari China, yang bisa memperparah kondisi baja tanah air.
Langkah awal yang akhirnya bisa diwujudkan saat ini adalah terjadinya konsolidasi internal para penggiat konstruksi baja di tanah air. Ibarat isi pepatah bersatu kita teguh bercerai kita runtuh. Dengan menyatukan semua potensi yang dimiliki diharapkan jurang permasalahan yang ada dapat terjembatani.

Gambar 1 di atas, diibaratkan sehebat-hebatnya individu tetapi untuk suatu jurang permasalahan yang begitu besar maka tidak ada yang dapat diberikan penyelesaiannya. Tetapi ketika para individu semut tersebut bersatu, dan bersinerji bersama-sama dalam koordinasi yang tepat, maka dapatlah diciptakan jembatan yang mengatasi jurang permasalahan tersebut.
Jalan keluar dari permasalahan dapat diciptakan dengan adanya kesatuan yang terkoordinasi dengan baik. Itulah harapannya dengan dibentuknya Perkumpulan Masyarakat Konstruksi Baja Indonesia. Setelah melalui koordinasi yang cukup panjang sebelumnya, difasilitasi oleh Kementrian PUPR via Direktorat Jenderal Bina Konstruksi, ternyata mendapatkan respon positip dari teman-teman AMBI (Asosiasi Masyarakat Baja Indonesia) dan juga individu-individu penggiat baja lain di tanah air, yang terdiri dari industri maupun akademisi. Setelah melalui kegiatan persiapan mulai dari tahun kemarin maka dapatlah terbentuk pengurus pusat pertama ISSC sebagai berikut.
Dengan terbentuknya pengurus ISSC maka langkah selanjutnya adalah proses pengukuhan secara formal, agar dapat dimulai agenda kerjanya. Akhirnya dipertengahan bulan Oktober 2018, tepatnya hari Selasa tanggal 16 Oktober 2018 dapat dilakukan pengukuhan resmi oleh pemerintah, yang dalam hal ini diwakili oleh Menteri PUPR, Bapak Basuki Hadimuljono. Ini undangan yang diterima para pengurus ISSC.

Nama yang tertera pada Gambar 2 memang bukan seperti judul threat ini, tetapi digunakan bahasa Inggris agar dapat dikenal secara international. Nama organisasi ini juga telah didaftarkan ke pemerintah dan syah secara hukum via pejabat notaris Sindian Osaputra, S.H., M.Kn. . Adapun informasi pada AKTA adalah PENDIRIAN PERKUMPULAN : PERKUMPULAN INDONESIAN SOCIETY OF STEEL CONSTRUCTION disingkat ISSC. Terdaftar pada akta notaris No.57 tanggal 15 Oktober 2018. Itu berarti perkumpulan ISSC telah sah secara hukum berdiri di Indonesia. Jadi threat ini bukan hoax, tetapi informasi nyata untuk teman-teman praktisi konstruksi di Indonesia.
Dalam rangka mensosialisasikan ISSC maka perlu dilakukan pengukuhan secara formal, dan Bapak Menteri PUPR sangat mendukung dan berkenan hadir memberikan pengukuhan tersebut. Untuk itulah, agar tersosialisasi dengan baik maka diundang banyak pihak, yang harapannya bisa dikenal luas ke seluruh penggiat konstruksi tanah air. Nggak mudah ini, tetapi yang jelas pihak Dirjen Bina Konstruksi berusaha merangkul semua pihak yang terkait dengan kegiatan konstruksi baja di tanah air ini. Siapa itu, maka ada baiknya kita melihat siapa-siapa yang diundang tersebut dari daftar undangan yang dibuat.
Inilah daftar siapa-siapa pihak yang dikenal oleh Direktorat Jenderal Bina Konstruksi, Kementrian PUPR, sebagai penggiat atau ada kaitannya dengan konstruksi baja tanah air.
Melihat begitu banyaknya undangan, dan semua itu pada level pimpinan, maka tentunya pengukuhan ISSC bisa dianggap besar-besaran. Tentunya setelah itu, harapannya semua pihak bisa mengetahui, apa itu ISSC (Indonesian Society of Steel Construction) yang dalam bahasa Indonesia-nya adalah Perkumpulan Masyarakat Konstruksi Baja Indonesia. Ini tidak sekedar asosiasi tenaga ahli, seperti HAKI (Himpulan Ahli Konstruksi Indonesia), juga bukan asosiasi produsen baja, tetapi ini adalah keseluruhan yang terkait dengan konstruksi baja di Indonesia. Tidak ada rasanya perkumpulan sebesar ini sebelumnya di Indonesia. Perkumpulan yang mirip, yang telah ada sebelumnya adalah teman-teman di bidang pracetak dan pratekan, tetapi kalau dilihat dari jumlah anggotanya, jelas ISSC lebih besar.
Inilah dokumentasi dari para pengurus ISSC yang dilantik oleh Menteri PUPR pak Basuki pada tanggal 16 Oktober 2016 kemarin.


Selanjutnya pada tanggal 9-10 November 2018 kemarin telah dilakukan rapat kerja pengurus pertama yang dilakukan di daerah Bogor. Ini dokumentasinya.

Perhatikan pose para pengurus di atas, pakai kaos warna biru kembar berlogo ISSC, juga topinya. Topi merah khusus yang masing-masing tersemat nama pemiliknya dengan bordir.

Tidak hanya topi, panitia juga memberikan kenang-kenangan agar setiap event yang dibuat dapat menjadi memori yang tidak terlupakan. Inginnya wadah organisasi baru ini dapat menjadi keluarga untuk bersama-sama meraih tujuan bersama, yaitu kemajuan konstruksi baja Indonesia dengen mengedepankan produk baja lokal. Inilah salah satu kenang-kenangan yang saya peroleh selama kegiatan ISSC yang ada. Mug ISSC.

Hebatnya, itu semua saya peroleh secara gratis. Ketika ditanya kenapa bisa begitu kepada para panitia pelaksaan acara, mereka menjawabnya enteng : para sponsor pak Wir. Inilah dampak nyata terjadinya persatuan tersebut. Kalau dosen yang dapat diberikan kepada ISSC hanya ide dan pemikiran semata, serta waktu tentunya. Adapun bagi para pengusaha di bidang konstruksi baja maka hal-hal seperti di atas bukanlah sesuatu yang memberatkan. Benar-benar istimewa masyarakat konstruksi baja ini.
Inilah sepintas yang telah terjadi di dunia rekayasa konstruksi Indonesia, ada persatuan baru para penggiat, yang terdiri dari perusahaan, asosiasi, tenaga ahli, atau profesional yang tertarik untuk memajukan konstruksi baja Indonesia dengan mengutamakan produk lokal, dengan cara meningkatkan mutu dan kompetensi agar bisa bersaing dengan produk manca-negara.
Mari teman-teman, para ahli, para dosen baja, maupun direktur perusahaan untuk bersama-sama bergabung dalam Perkumpulan Masyarakat Konstruksi Baja Indonesia atau dalam bahasa asingnya adalah Indonesian Society of Steel Construction yang disingkat ISSC. Website resmi yang telah dibuat adalah http://www.issc.or.id
Dokumentasi yang diperoleh selama rapat kerja pengurus nasional pertama adalah sbb:





Ping-balik: Perkumpulan Masyarakat Konstruksi Baja Indonesia — The Work of Wiryanto Dewobroto – cerpen motivasi
Keren
SukaSuka
terimakasih atas ilmu yang sudah dibagikan Pak Wiryanto
SukaSuka