Hari ini periksa jawaban murid yang ambil mata kuliah Struktur Baja 2, Semester Ganjil 2020/2021 di Progdi Teknik Sipil UPH. Ini sudah UTS ke dua kalinya yang benar-benar pakai sistem on-line. Nggak pernah ketemu langsung, dan sudah tidak ada lagi kertas yang bertumpuk-tumpuk seperti dulu. Hasil pembelajaran sekarang semua tersimpan di data Cloud. Aksesnya dari Ipad dan corat-coretnya pakai digital Pencil. Sudah benar-benar paperless.
Dengan cara on-line seperti sekarang ini, memeriksa apakah mereka mencontek atau tidak, adalah tidak gampang. Juga cara pembelajaran yang bagaimana, yang bisa membuat mereka tertarik, ini dosennya perlu memikirkan cara-cara baru. Tentang itu, saya melihat banyak dosen yang sudah membuat banyak materi video, lalu di You-tube-khan. Kreatif-kreatif. Jujur meskipun sudah lama nge-blog ternyata nggak gampang itu, aku belum sempat ke situ. Karena di video content aku kurang produktif, maka kebiasaan off-line kelihatannya masih mendominasi.
Untung saja aku punya buku cetak yang diterbitkan secara publik, di Bukalapak atau di Tokopedia ada. Itu yang membantuku dalam proses pengajaran on-line. Untuk itu aku meminta mahasiswaku untuk memilikinya. Aku bilang jangan beli di situ, terlalu mahal, langsung saja ke penerbitnya di http://lumina-press.com. Itu toko aslinya, nggak ambil untung. Lebih hemat, dan kalau rusak bukunya, bisa diganti.
Jadi dengan bermodal buku tersebut, maka aku bisa fokus menceritakan setiap rumus yang ada di buku tersebut. Aku ceritakan latar belakang dari rumus-rumus tersebut. Bahwa rumus yang ada itu tidak untuk dihapalkan tetapi untuk dipahami. Bahwa setiap parameter yang ada dirumus menggambarkan hal-hal yang penting terkait fenomena yang dibahas. Seperti misalnya waktu pembahasan LTB (Lateral Torsional Buckling), apa itu bedanya penampang dengan pusat geser yang tidak berhimpit dengan pusat berat. Padahal tampilan luarnya bisa sama-sama terkesan terpuntir. Yah semacam itulah.
Ada banyak cerita yang aku sampaikan, oleh karena itu soal ujian yang kubuat juga perlu memasukkan pertanyaan-pertanyaan teori. Ini aku pilih agar hanya mereka yang mendengarkan kuliah atau membaca bukuku mendapatkan apresiasi jika bisa menjawabnya dengan baik. Soal yang dibuat ada teori dan ada juga soal hitungan. Soal hitungan seperti ini tentunya biasa dipilih untuk mata kuliah seperti struktur baja, bukan apa-apa itu karena relatif mudah membuatnya. Kalau untuk soal teori yang tidak sekedar menghapal, yakin deh tidak banyak yang membuatnya. Kadang bahkan tidak tahu, teorinya itu apa. Padahal itu yang membuat bukuku tebal (hampir seribu halaman).
Mau tahu soal yang aku buat. Ini soal utk tahun ini.


Soalnya nggak terlalu kreatif ya. Tetapi menurutku untuk soal struktur baja di level S1 maka seorang mahasiswa yang bisa menjawab dengan baik, dan bisa mengerjakan berdasarkan contoh-contoh yang dipelajari, pada dasarnya sudah cukup.
Praktiknya, meskipun soal yang dibuat hanya modifikasi dari contoh yang telah dibuat saja, kadang masih banyak yang salah. Itu sering dijumpai, pada kondisi tertentu bahkan hasilnya banyak yang tidak baik. Jika yang seperti ini (pada nggak bisa menjawab), maka ganti yang pusing dosennya. Ini gimana, pasti dikira tidak bisa mengajar, atau dianggap soalnya terlalu kreatif sehingga tidak bisa dipahami siswa.
Oleh sebab itu, ketika dijumpai jawaban dari mahasiswa yang dianggap perfect, maka rasanya lega. Itulah makanya setelah membaca banyak jawaban yang “bikin prihatin”, akhirnya nemu juga mahasiswi yang jawabannya dianggap mantap. Tulisannya rapi dan hasilnya relatif teliti ketika dibandingkan dengan jawaban yang kubuat dengan program VB-ku. Sekarang ini karena on-line, untuk mengurangi kesempatan saling contek, maka soalnya kubuat dua tipe tergantung NIM ganjil-genap mahasiswa. Kalau terlalu banyak variasi, yang pusing ganti dosennya ketika memeriksa. Ini jawaban dari mahasiswa NIM genap atau Kode Soal – B yang dianggap mantab. Bisa untuk rujukan pembelajaran tentang struktur baja.



Meskipun di era on-line, aku masih meminta mahasiswa untuk menulis jawaban di kertas biasa. Setelah itu baru di-scan. Bagaimanapun dengan dipaksa menulis, maka akan kelihatan seseorang itu tahu atau tidak dengan apa yang ditulisnya. Kalau tulisannya itu sekedar mencontek, biasanya karena terburu-buru akan ada satu dua kata yang tertinggal (lupa ditulis). Padahal itu kata penting. Jika itu ditemukan, maka prediksi bahwa mahasiswanya mencontek atau tidak, akan lebih terlihat.
Nah itulah caraku mendidik calon ahli struktur baja di Universitas Pelita Harapan, di Lippo Karawaci.
terima kasih prof… menginspirasi.
SukaSuka