ada apa dengan SNI 1729:2019


Tidak terasa, code struktur baja kita telah berubah lagi. Saat ini SNI 1729:2015 sudah digantikan oleh SNI 1729:2019. Rasanya saya sudah pernah mendapatkan file-nya, hanya sayang ketika menulis ini, file yang saya maksud tersebut tidak ketemu. Jika ada yang punya silahkan di share ya. Thank you.

SNI 1729:2019 pada dasarnya adalah terjemahan dari ANSI/AISC 360-16 yang bisa di down-load secara gratis di sini. Bagaimana, apakah sudah pada membaca isinya. He, he, kalau belum nggak apa-apa. Bagi yang sudah membaca dan memahaminya, wah hebat itu. Anda pasti penggemar ilmu struktur baja.

Jujur, setelah berkecipung beberapa tahun membantu PUPR sebagai anggota Komite Keselamatan Konstruksi, dan mendapat kesempatan untuk memeriksa beberapa kerja kontraktor, khususnya ketika mempersiapkan sistem perancah bajanya. Dapat diketahui bahwa sangat jarang mereka mempersiapkan perencanaannya memakai SNI 1729. Sebagian besar sekedar memakai hasil program komputer, apakah itu SAP2000 atau MIDAS. Kesannya, yang penting hasil program komputer menunjukkan ratio < 1.0. Dianggapnya itu ok.

Pada suatu kasus, ketika ada kegagalan perancah. Maka saya mencoba bertanya kepada engineer yang mempersiapkan perancah tersebut. Berapa panjang tekuk kolom perancah anda ?

Apa jawabannya, coba terka ?

Jawabannya bukan suatu angka tetapi ini: “Sudah dihitung otomatis oleh komputer pak Wir !”. Jawabnya dengan matab. Kalau seperti ini, aku harus ngomong apa. Ditanya seperti itu saja begitu, apalagi kalau ditanya tentang imperfection. Mungkin juga dengan telah terbitnya SNI 1729:2019 untuk perencanaan struktur baja, tentunya nggak terlalu menarik buatnya.

Jujur, materi struktur baja, kelihatannya tidak menarik bagi banyak pihak. Nggak tahu itu. Mungkin juga karena materinya lebih banyak. Bayangkan saja, untuk belajar struktur beton maka penampang yang dibahas untuk balok paling adalah penampang persegi atau penampang balok-T. Adapun untuk struktur baja, untuk yang namanya profil I, maka itu menyangkut chapter F2-F5. Itupun untuk sumbu kuat, untuk sumbu lemah pakai chapter F6. Belum yang profil Box atau HSS (Hollow Structural Section). Desainnya sangat tergantung sekali dengan bentuk penampang.

Apa bedanya SNI 1729:2015 dan SNI:2019 pak Wir ?

Untuk SNI 1729:2015 maka itu mengacu AISC 360:10 dan buku karanganku telah membahasnya secara lengkap. Adapun SNI 1729:2019 adalah mengacu AISC 360-16.

Dalam rangka memahami materi terbaru, dan juga mempersiapkan kelengkapan evaluasi strutur baja yang sering aku lakukan, maka aku menyusun program komputer khusus. Program ini aku maksudkan untuk mengevualuasi satu elemen baja secara detail berdasarkan ketentuan AISC atau SNI yang terbaru. Dalam penyusunan itu aku dapat memahami, ternyata memang ada beberapa item yang berubah dari yang lama. Yang telah aku identifikasi adalah perubahan dari chapter E7 tentang penampang langsing (slender section). Versi AISC 360-16 menggunakan konsep Ae atau luas efektif, ini kutipannya.

Terlihat lebih sederhana dari versi tahun 2010, sebagai berikut:

Dalam buku struktur baja karanganku yang pertama (2015), aku tidak membahas ini, tetapi pada bukuku yang sampul merah (2016) maka telah aku bahas juga. Ini terkait dengan perencanaan kolom, atau batang terhadap gaya tekan uniform. Umumnya profil hot-rolled yang beredar di pasaran adalah termasuk profil dengan elemen tidak langsing (non-slender) , sehingga bab ini tidak pernah dijamah. Meskipun demikian, karena aku baru saja menyelesaikan program bantu, maka dapat diketahui bahwa banyak profil produk PT. Gunung Garuda yang masuk kategori langsing, yaitu profil:

  • WF248x124x5x8
  • WF298x149x5.5×8
  • WF300x150x6.5×9
  • WF346x174x6x9
  • WF350x175x7x11
  • WF396x199x7x11
  • WF400x200x9x13
  • WF450x200x9x14
  • WF500x200x10x16
  • WF600x200x11x17
  • WF588x300x12x20
  • WF700x300x13x24
  • WF800x300x14x26
  • WF900x300x16x28

Banyak khan. Untung saja ketika dievaluasi berdasarkan ketentuan E7 yang terbaru maka untuk profil di atas mempunyai Ae = 100% atau tidak ada reduksi akibat kategori profil dengan elemen langsing tersebut. Ini contoh program yang aku buat untuk mengevaluasi penampang di atas.

Program di atas, sudah aku kembangkan dari program yang pernah aku ulas sebelumnya. Pada program ini aku tambahan dengan fitur User Data. Jadi hampir semua bentuk penampang I atau H bisa dievaluasi. Untuk satu program di atas telah menggabungkan prosedur Chapter B, Chapter E, Chapter F, Chapter G dan Chapter H. Program tersebut menyimpan library berbagai profil produk Gunung Garuda, Nippon Steel, JIS, ASTM dan macam-macam yang tabel profilnya aku dapat dari internet. Jadi dengan satu klik dapat diketahui apakah termasuk profil dengan elemen non-langsing atau langsing.

Dari program itu pula, dapat diketahui apakah suatu profil itu compact atau non-compact. Hipotesis awal, aku pernah bilang bahwa profil hot-rolled yang ada dipasaran itu umumnya profil compact. Tidak semua, ada juga yang profil non-compact, tetapi tidak ada yang profil langsing. Ini profil hot-rolled yang termasuk dalam profil non-compact.

Untuk profil JIS (Gunung Garuda) ternyata hampir semua penampangnya adalah profil compact. Itu di atas adalah profil Universal Column dari BS, yang memang ditujukan untuk profil kolom dan bukan balok.

Prosedur AISC meskipun awal terlihat bertele-tele, jika dipahami dengan baik ternyata cukup detail. Dengan program di atas, maka pemilihan suatu penampang untuk kolom atau balok dapat diidentifikasi dengan baik. Apakah panjangnya termasuk berperilaku inelastic buckling atau elastic buckling. Jika elastic buckling maka penggunaan baja mutu tinggi tentu tidak membantu memperbaiki kinirja kolom. Jika ingin ditingkatkan maka tambahkan saja bracing. Informasi seperti itu tentu tidak didapat kalau kita pakai program seperti yang ada di SAP2000 atau semacamnya. Informasinya lebih mudah diperoleh dengna program buatanku tersebut. Itu cocoknya memang untuk reviewer seperti aku.

Program untuk Profil H atau I cukup tepat untuk mengevaluasi struktur besar, tetapi tidak cocok untuk evaluasi struktur perancah, yang cenderung memakai HSS (Hollow Structural Section). Dengan maksud mempelajari materi SNI 1729:2019 atau AISC 360-16 maka aku menyusun pula program serupa untuk profil HSS. Ini kadang yang membuat orang malas belajar, ternyata prosedur yang digunakan tidak sama dengan program untuk penampang I atau H. Untuk profil HSS harus pakai ketentuan Chapter F7 dan F8. Pada code yang terbaru, untuk profil Box dengan kategori penampang langsing ada perubahan rumus. Ini program yang aku susun untuk mengevaluasi rumus baru tersebut.

Dari berbagai database profil HSS yang kotak, ternyata tidak ada yang termasuk profil dengan element langsing. Untuk pipa ketemu satu, tetapi sebagian besar termasuk profil non-langsing. Ini profil pipa yang termasuk penampang dengan elemen langsing.

Ternyata yang termasuk kategori langsing adalah pipa air tipis SNI. Tentunya ini tidak dipilih untuk elemen struktur. Program di atas tentu sangat membantu sekali untuk mengevaluasi kekuatan sistem perancah, yang umumnya memakai HSS.

Untuk memakai program di atas dengan baik, maka tentunya harus memahami alur berpikir SNI 1729:2019 karena memang itu yang digunakan untuk menyusun program tersebut.

Program itu jelas sangat membantu saya dalam bekerja secara profesional, tetapi jika dipakai oleh orang yang tidak kompeten, maka bisa saja informasi yang keluar dari program tersebut dapat memberi sesuatu yang terkesan benar tetapi sebenarnya salah. Itu tentu hanya dipahami oleh orang yang mengetahui tentang struktur baja. Jadi program itu memang bukan untuk semua orang.

Untuk merayakan hari Natal 2020 dan juga terpilihnya menteri agama NKRI yang baru, yang terlihat sangat menentang keras intolerasi beragama, maka saya mau menghadiahkan program -program di atas bagi orang-orang kompeten di bidang struktur baja, dan yang berminat. Untuk kategori berkompeten, cukup berfoto dengan buku struktur baja karangan saya saja. Silahkan perkenalkan diri dan upload foto anda yang sedang memegang buku saya tersebut, maka program akan saya email (jangan lupa emailnya, pakai @gmail.com ya).

Sayonara dan selamat Natal 2020 bagi yang merayakan. Tuhan memberkati kita semua.

Untuk memudahkan anda dan saya dalam pendistribusian software ini silahkan untuk mengisi link berikut dan upload fotonya. Mohon ijin juga ya fotonya untuk saya tampilkan di blog ini. Matur nuwun.

https://bit.ly/37JZW1j

Catatan : karena pengumpulan data pakai Google Form maka siapkan email . . . . @gmail.com ya. Karena kalau email yang lain, maka foto tidak bisa di-upload. Matur nuwun.

Daftar Penerima Program Struktur Baja :

1. Tukuboya M. Taufan
2. Afif Bagus Ansori
3. Arif Nofiyanto
4. Hendra Teh
5. Erny Harianti
6. Rio Tri Prasetyo
7. Catur Singgih
8. Diartama Kubon

Testimoni Kubon : Perkenalkan nama saya Kubon. Kebetulan dipercaya mengajarkan mata kuliah Struktur Baja di Unmas Denpasar. Buku Prof Wiryanto sangat bermanfaat dijadikan referensi. Terima kasih.

9. Kenny Kuswanto

Testimoni Kenny Kuswanto : Perkenalkan Prof Wir, saya Kenny dari Surabaya. Saya Structure Engineer di PT Seismotec Prima Konsultan. Saya penggemar buku Prof Wiryanto dan juga fans berat AISC. Saya sering mempelajari code-code AISC terbaru, biasanya menggunakan yang supplemantary AISC construction manual : design example. Dengan program dari Prof Wir, tentu nya akan sangat mempermudah dalam mengartikan code-code yang ada dari AISC. Thank you Prof Wir. Selamat Natal serta sehat selalu.

10. Rizaldi Patria

Testimoni Rizaldi Patria : Perkenalkan nama saya Rizaldi Patria, saya bekerja sebagai dosen di univeristas swasta di yogyakarta. Dan universitas saya sedang merintintis untuk menjadi lebih baik. Dan saya sangat senang dengan adanya buku karangan dari Prof Wiryanto D. Karena sangat membantu sebagai bahan ajar di kampus saya.

11. M. Iskandar Farid
12. Achfas Zacoeb
13. Yayan Patula
14. Adrian Dharma

Testimoni Adrian Dharma : Saya Adrian alumni Teknik Sipil UPH angkatan 2015. Sebelumnya saya ingin mengucapkan terima kasih atas bimbingan Prof Wiryanto selama saya berkuliah khususnya pada saat pembuatan tugas akhir mengenai perencanaan struktur baja tahan gempa yang kini menjadi bekal saya bekerja sebagai seorang structural engineer di Developer Alam Sutera. Ada pun, kini buku baja karya Prof Wiryanto masih saya gunakan di kantor, bahkan saya sampai punya 2 karena takut yang ada catatan kuliahnya rusak karena dipakai bersama di kantor, hehe. Akhir kata saya mengucapkan Selamat Natal Untuk Prof Wiryanto dan Keluarga, Tuhan Memberkati

15. Mul Yono

Testimoni Mul Yono : Saya adalah seorang civil engineer, buku karya-karya Prof Wiryanto banyak membantu dalam mendesain dan menganalisa struktur. Terimakasih

16. Dendy Pratama
17. I Ketut Ardhana
18. Yoni Ardianto Prabowo
19. Teddy Tambunan
20. Gradia Olfactra Ilokana
21. Puji Kurniawan

Testimoni Puji Kurniawan: Hallo Prof Wiryanto, perkenalkan aku Puji Kurniawan, from Bandung. memang dari awal tahu prof Wiryanto di Blog yang dulu, aku langsung tertarik banget dengan penjelasan-penjelasan yang Prof Wiryanto terangkan karena sangat mudah dipahami, dan dengan bahasa yang agak santai. He sampai sekarang sudah 3 buku karanangan Prof Wiryanto yang sudah jadi pedoman beberapa proyek struktur baja. Harapan besar Prof mau menulis buku desain struktur baja tahan gempa ya. Semoga Prof Wiryanto selalu diberikan kesehatan, panjang umur, dan rezki berlimpah. Amin. Terima kasih Prof Wiryanto, mohon ijin dan ingin sekali bisa mendapatkan program struktur bajanya..

22. Augustinus Cahya Pratolo
23. Lamberth Waas
24. I Wayan Adiyana,ST
25. Rio Sandy Manurung
26. Fikri Ghifari
27. Margeritha Agustina Morib, ST, M.Eng
28. Rudy Kirana
29. Vebri Andri
30. Hendra Halim, S.T., M.Sc., Ph.D.

Testimoni dari Hendra Halim : Selamat natal, Prof Wiryanto. Saya Hendra, sekarang bekerja di konsultan struktur di Taipei. Disini saya banyak terlibat dalam pengerjaan proyek-proyek baja dengan desain-desain yang unik dimana terkadang kita tidak dapat begitu saja menggunakan Code atau hasil output program mentah-mentah. Engineering Judgement dan prinsip-prinsip dasar sangat diperlukan. Menurut saya, buku Struktur Baja-nya Prof Wiryanto sangat membantu dalam proses mendesain dan memahami maksud dari peraturan-peraturan yang digunakan. Semoga saya bisa segera kembali ke Indonesia dan berkonstribusi. Terima kasih

31. Bala Arizalu Putra Dinar
32. Heryantono
33. Mohamad Thoriq Tosin
34. Abdias Tandy Arrang
35. Muhamad Rusli Ahyar
36. Asroi Benny Noor harahap
37. Bambang Tirta Sentosa
38. Saiful Hadi
39. Jehan Habi Purnama
40. Suhardi
41. Fahrudin Safi
42. Yudi priswanto
43. Leonardus Setia Budi Wibowo
44. Purbolaras Nawangalam
45. Agung Nugroho
46. Krisman Sinaga
47. Ertson Saragih
48. Sahrudin
49. Iwal Islamuddin
50. Teguh Andrianto
51. Dennis Imam Syech Muhammad
52. Melkior Lau
53. Evan Siga Ringu Langu
54. Johannes Ian Samma
55. Muhammad Kadri Zamad

Testimoni : Perkenalkan nama saya Kadri. Saya bekerja sebagai junior bridge engineer di PT. Pratama Daya Cahya Madani. Saya banyak menggunakan buku Bapak sebagai referensi saya dalam melakukan analisis dan desain. Terima kasih atas sharing ilmu pada Buku yang Bapak tulis.

56. Rajak ismawanto

Testimoni : Perkenalkan nama saya Rajak Ismawanto. Freshgraduate yang sekarang sedang bekerja di sebuah konsultant perencana. Banyak hal yang perlu dipelajari dalam perencanaan baja ketika langsung terjun pada dunia perencana. Buku Struktur Baja karya Prof. Wiryanto Dewobroto sangat membantu menemukan solusi dan jawaban dalam setiap perencanaan struktur baja.

58. Evan Suhendra

Testimoni : Salam Prof. Perkenalkan saya Evan, Structural Engineer di salah satu konsultan di Jakarta. Di konsultan tersebut saya terlibat dalam berbagai desain perancangan baik struktur beton ataupun struktur baja. Saya banyak terbantu oleh buku-buku dari Prof. Wiryanto baik buku SAP2000 maupun Struktur Baja. Penjelasannya sangat detail sekali. Sekali lagi terima kasih banyak Prof.
Salam..

58. Indah Rosanti

Testimoni : Saya ibu Indah Rosanti, dosen sekaligus Kajur Teknik Sipil di Politeknik Negeri Pontianak, pak Wiryanto adalah guru dan aspirasi saya dalam mengajar, referensi saya untuk mengajar struktur baja adalah tulisan beliau, sehat selalu utk beliau, tetap semangat pak👍👍

60. Imam Sugeng Santoso
61. Khairuddin
62. Sanggabuana Satria Krisma Putra
63. Yanes Kristianus Hedi

7 pemikiran pada “ada apa dengan SNI 1729:2019

  1. Tom Marvolo

    Saya tidak paham sama sekali dengan baja, teknik sipil, arsitektur bangunan dan sejenisnya. Saya kesini karena link referensi dari Quora (mungkin penulis sangat senang baca blog pak Prof). Yang saya sangat kagumi sekali itu adalah Visual Basicnya. Masih ada yang pake ternyata. Hahaha.

    Suka

    1. Saya bisa memahami sdr Tom Marvolo, ini perasaan saya ketika masih aktif menggeluti programming. Memang sih, dari sisi profesionalitas, kemampuan menguasai programming tidak menjadi suatu persyaratan wajib. Ilmu tersebut menempel atau tepatnya aku geluti sejak masih mahasiswa S1. Pada waktu itu aku belajar mulai dari Basica, QBasic dan Turbo Basic. Pada level S1 tersebut aku menguasai Turbo Basic, itu pula yang aku gunakan untuk menulis program di skripsi tentang analisa rangka 3D. Setelah bekerja, ketika jaman DOS maka merasakan bahwa Turbo Pascal lebih cepat dan codingnya lebih kecil dibanding Turbo Basic, akhirnya ketika bekerja pertama-tama di konsultan maka semua hitungan aku pindahkan ke Turbo Pascal. Jujur sebenarnya senang dengan program tersebut.

      Ketika Windows mulai menggantikan DOS maka tentu terpaksa mencari program lain yang cocok. Pada masa itu sekitar tahun 2000 merasakan belajar Visual Basic 6.0 cocok sekali. Era 2003 – 2005 terbit dua buku saya di PT. Elex Media memakai program tersebut. Era selanjutnya lebih banyak fokus menggeluti bidang profesional. Sekitar 2010 melihat dunia komputer, merasa Visual Basic 6.0 sudah ditinggalkan komunitas karena sudah tidak didukung Microsoft.

      Tengok kanan tengok kiri, mencari program pengganti karena merasa program tersebut sudah kuno. Sempat beli buku Phyton, tetapi merasa koq seperti program lama Basica, seperti intreprenter, berbeda dari VB. Akhirnya bose menggeluti lagi. Vakum lagi dengan pemrograman.

      Tahun ini merasa butuh program yang sesuai untuk membantu pekerjaan profesi. Belum dapat, kalaupun ada harus beli karena lisensi. Mahal. Padahal butuhnya yang sederhana. Iseng-iseng program lagi di Window 10, lho koq jalan nggak ada permasalahaan dan menjawab kebutuhan. Ya sudah iseng lagi saja programming, sekaligus dibagikan siapa tahu ada masukan.

      Jujur saat ini lagi cari program yang mirip dengan VB 6.0 agar ilmu programming bisa dishare ke engineer muda. Kalau bikin buku lagi dengan VB 6.0 lagi tentu ada yang ngetawain lagi. Masalah seumur-umur ini melihat engineer muda bikin program lagi yang setara dengan yang aku buat koq masih jarang. Ya sudahlah, apa adanya pakai bahasa programming kuno selama masih bisa menjalankan fungsi di Window 10 ini maka aku tulis saja. Toh sudah lebih dari 50 yang aku bagikan belum ada complaint. Selama aku bagi gratis dan bisa berfungsi, tentu akan banyak yang senang.

      Btw, untuk merawat kemampuan bahasa programming yang sudah aku punya, saat ini sedang mencoba melihat bahasa pemrograman lain, seperti Pure Basic, juga Xojo. Keduanya relatif murah, yang Pure Basic sudah beli, tetapi koq kesannya lebih bagus Xojo. Ada lagi penerusnya Turbo Basic yaitu B4A dan B4X kelihatannya menjanjikan.

      Itulah dilema belajar bahasa pemrograman, keberlanjutannya tergantung komunitas. Padahal dari komunitas tersebut belum tentu mau membuat program yang kita butuhkan. Jadi yang penting menurutku, apakah dengan bahasa pemrograman yang kita kuasa, bisa dihasilkan applikasi yang sesuai kebutuhan kita atau nggak. Punya atau belajar bahasa keren tetapi nggak bisa menghasilkan sesuatu, kayaknya sia-sia saja.

      Suka

  2. anugrah

    Selamat siang, mudah2an sehat selalu ya Prof.
    Saya mau bertanya tentang baja+gempa.
    Pada SNI 7860:2015 pasal D1.2 tentang breising balok.
    Saya belum menemukan bentuk contoh breising seperti apa yang umum digunakan.
    Dan khusus pasal D1.2c mengenai breising khusus pada lokasi sendi plastis, disyaratkan harus mengekang kedua sayap.

    Sebagai contoh kasus, saya coba memodelkan di ETABS, balok WF.400x200x8x13. Dengan bentangan 6x6m2. Diberi balok anak di tengah. Sehingga modulnya menjadi 6x3m2. Ketika saya coba jalankan desain, disebutkan warning yang mengacu pada pasal tersebut (AISC341-10 atau SNI7860-2015), bahwa balok harus ter “breising” sejarak 0,086ry.E/Fy

    Bisa minta tolong diberikan contoh bagaimana bentuk breising yang lazim digunakan, serta kalau bisa diberikan info buku2 apa yang bisa saya baca mengenai pembahasan SNI 7860:2015/AISC341-10 dan SNI7972:2020 tentang sambungan.
    Karena bila hanya membaca peraturan2 tersebut, saya kurang paham.

    NB: saya sudah membaca buku structural steel design A.Aghayere and J.Vigil edisi pertama, tidak ada bahasan tentang gempa dan breising ini.

    Terima kasih,
    Salam Hormat

    Suka

    1. Bagaimana bentuk bresing (brace) atau pertambatan lateral yang lazim, buku-buku pendukung atau pemodelan di ETABS. Ini dua hal yang berbeda.

      Saya akan menjelaskan yang terkait SNI 7860: 2015 atau yang terbaru SNI 7860:2020, yang merupakan terjemahan dari AISC 341:2016, yaitu buku peraturan baja tahan gempa. Peraturan tersebut hanya terkait dengan sistem struktur penahan lateral khusus, untuk mengantisipasi beban gempa. Pada suatu sistem, bisa ada struktur khusus untuk penahan gempa, dan ada struktur lain pemikul beban gravitasi. Nah syarat yang ada di SNI 7860 hanya untuk yang struktur khusus, untuk struktur pemikul beban gravitasi tidak berlaku.

      Terkait dengan sendi plastis, maka itu hanya berlaku untuk sistem SMF (Special Moment Frames) atau SRPMK (Struktur Rangka Pemikul Momen Khusus) yang mana mekanisme disipasi energi gempa didasarkan pada terjadinya sendi plastis pada balok.

      Sendi plastis yang dimaksud adalah salah satu bentuk keruntuhan atau tepatnya kondisi batas material. Seperti kita ketahui, bahwa keruntuhan balok itu ada dua, keruntuhan material (terjadinya sendi plastis) atau keruntuhan stabilitas (terjadinya tekuk). Nah untuk bangunan tahan gempa, maka disyaratkan yang terjadi adalah keruntuhan material (terjadi sendi plastis) yang bersifat daktail.

      Penampang yang bisa menghasilkan penampang plastis adalah penampang kompak. Apa itu penampang kompak, adalah penampang yang ratio b/t telah memenuhi ketentuan Chapter B dari AISC 360:2016. Selain kompak harus mampu berotasi sesuai yang disyaratkan untuk tahan gempa, sehingga mempunyai ketentuan b/t yang lebih ketat. Jadi penampangnya nggak boleh sembarang penampang. Jika itu dipenuhi maka penampang tersebut diharapkan tidak mengalami tekuk lokal. Untuk balok, selain bisa terjadi tekuk lokal, bisa terjadi juga tekuk torsi lateral atau LTB (lateral torsional buckling). Nah ketentuan ini yang mensyaratkan harus dipasang pertambatan lateral atau bracing. Sorry, saya selalu memakai kata bracing dan bukan breising. Kata yang terakhir itu adanya hanya di SNI, padahal padanan kata serupa berbahasa indonesia sudah ada yaitu pertambatan lateral. Jadi saya nggak tahu alasan mengapa bracing diterjemahkan jadi breising. Ini kata baru, yang tidak didukung Google. Agar tidak membingungkan saya memilih bracing (dibuat miring) atau pertambatan lateral.

      Terkait dengan pertambatan lateral, buku karangan saya telah membahas cukup lengkap (jika belum pernah baca buku saya, silahkan saja kunjungi http://lumina-press.com). Konsep lateral bracing yang dibahas di SNI 7860 pada dasarnya sama.

      Mengapa lateral bracing perlu dipasang pada sayap, karena untuk balok akibat lentur sisi tekan ada pada sayap. Adapun prinsip pertambatan lateral adalah “memegang” bagian sumber terjadi tekuk (adanya tegangan tekan) agar tidak berdeformasi. Untuk batang tekan, semua penampang mengalami tegangan tekan (akibat gaya aksial tekan) oleh sebab itu bracing atau pertambatan lateral di pasang pada sumbu penampang.

      Pemasangan lateral bracing atau pertambatan lateral itu bagaimana memodelkan di ETABS. Nah itu pertanyaan lain, yang bisa saja tidak saling terkait. Maklum yang namanya lateral bracing atau bracing adalah untuk mengantisipasi permasalahn stabilitas. Terkati dengan stabilitas, silahkan baca AISC 360 Chapter C. Itu yang saya maksud. Permasalahn stabilitas dari suatu struktur tidak bisa dianalisis dengan analisa elastis linier, perlu analisa non-linier khusus.

      Adapun warning, itu timbul pada waktu design. Nah analysis dan design di program komputer itu meskipun sepintas satu paket, tetapi berbeda sekali. Saya pernah membuat makalah terkait hal itu dan mengungkapkannya di seminar HAKI. Rasanya ada di buku saya tentang hal itu.

      Kira-kira demikian penjelasan saya. Semoga bermanfaat.

      Suka

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s