kunci sukses menjadi seorang engineer


Pak Wir.
Maukah anda membimbing saya dalam belajar mengenai kunci sukses menjadi seorang engineer yang selalu mampu mempercayai keahlian pada dirinya sendiri.
Maklum, saya maba salah satu universitas swasta di Makassar.
thanks

Keinginan yang hebat sekali.

Saya yakin jika itu merupakan motivasi anda: selama menyelesaikan pendidikan, dan juga seterusnya dalam karir pekerjaan anda. Saya yakin, itu akan terjadi.

**Tahap I **

Untuk “menjadi” maka pertama-tama : anda harus “memikirkannya“. Kelihatannya sederhana, tapi itu hebat. Untuk menguatkan pikiran anda, setiap hari selipkan keinginan itu dalam pokok doa anda. Intinya, bahwa dengan keinginan anda tersebut adalah juga dalam rangka memuliakan-Nya. Jadi selaraskan keinginan anda dengan Tuhan. win-win solution. Sehingga dalam hati dan pikiran anda, hal di atas dapat menjadi suatu keyakinan bahwa itu pasti akan terjadi.

Paragraf di atas intinya adalah menyiapkan mental anda.

Jangan sepelekan nasehat di atas. Hal tersebut sudah diyakini ribuan tahun dan saya mencoba menggunakan sebagai awalan dari kunci sukses tersebut.

‘Have faith in God,’ Jesus answered.
‘I tell you the truth, if anyone says to this mountain, “Go, throw yourself into the sea”, and does not doubt in his heart but believes that what he says will happen, it will be done for him.
Therefore I tell you, whatever you ask for in prayer, believe that you have received it, and it will be yours.
(Mark 11:22-24)

Kutipan di atas menjadi dasar dari semua buku motivasi abad modern ini, khususnya yang berkaitan dengan cara berpikir positip. Itu pula yang menjadi keyakinan saya selama ini.

**Tahap II **

Tahap realisasi dari keyakinan dan pikiran tersebut, agar tidak menjadi beban adalah dengan menyenangi hal-hal yang berkaitan dengan keahlian yang anda impikan itu. Untuk menyenangi suatu hal, rasanya gampang-gampang susah, bagi orang-orang tertentu kadang tidaklah mudah. Oleh karena itu perlu diselaraskan dengan bidang-bidang yang secara natural juga telah anda senangi terlebih dahulu.

Apalagi menyenangi untuk belajar suatu ilmu yang baru, nggak mudah itu. Namanya saja ilmu yang berbeda dengan pengetahuan. Kalau pengetahuan maka umumnya dengan kemampuan indera saja kita mudah menangkap tentang hubungan sebab akibat. Tapi untuk ilmu maka anda memerlukan kedalaman berpikir, biasanya semakin anda mempunyai ilmu (banyak ilmu) maka semakin mudah anda memahami suatu ilmu baru. Semakin anda tidak mempunyai ilmu, maka semakin susah anda memahami ilmu. Itu prinsip ilmu menurut saya. Tentu saja banyak di sini adalah banyaknya ilmu yang sejenis (sebidang). Jadi jangan dibilang bahwa seorang ahli dengan banyak ilmu musik maka dia juga dengan mudah menyerap ilmu mekanika. Wah itu sih nggak sebidang namanya.

Bagaimana untuk menyenangi ? Saya tidak mempunyai tips yang khusus, karena sifatnya kasus-per-kasus. Sebagai contoh, sejak awal memang saya dulu suka bidang teknik, elektronik, dan hal-hal yang terkait dengan itu. Itu pula yang mendorong saya, mengapa memilih bidang engineering dan bukan bidang lain.

Sewaktu SMA, saya senang bidang menggambar proyeksi. Saya ingat, di kelas saya, ada dua orang yang menjadi nara sumber untuk teman-teman kelas lain yang mungkin bingung menggambarkan suatu gambar proyeksi. Dari dua orang tersebut, maka saya menjadi salah satunya.  Waktu ada pameran dies SMA waktu itu, maka gambar-gambar saya ikut di pamerkan. Sedangkan untuk bidang elektronik, waktu itu juga sudah senang bikin radio amatir, sudah otak-atik tegangan 750 volt untuk radio tabung. Wah membayangkan waktu itu asyik rasanya.

Jadi sebelum mengambil kuliah saya menyadari bahwa teknik adalah salah satu kekuatan saya atau minimal itu hal yang mengasyikkan.

Apakah anda juga demikian adanya ? Moga-moga anda memilih bidang teknik adalah karena kata hati anda, bukan karena nasehat teman-teman lain (meskipun kata hati anda menolak, hanya karena nggak enak, atau melihat kesannya keren atau lainnya).

Jika anda punya pengalaman yang mirip, yang mendukung bidang anda yang akan ditekuni, Wah bersyukurlah. Berarti usaha anda untuk menyenangi bidang tersebut tidak terlalu susah. 😀

Apa sih bedanya orang yang menyenangi dan tidak, berkaitan dengan kemampuan seseorang.

Mungkin seseorang karena dituntut sesuatu dan punya disiplin diri yang ketat, juga ditunjang oleh kecerdasannya bisa saja mempunyai kemampuan kompetensi untuk mengerjakan sesuatu. Untuk orang yang tidak menyenangi, maka dianggap itu sebagai tugas, jika selesai maka pikirannya ke hal tersebut juga sudah selesai. Waktu yang lain digunakan untuk hal-hal lain yang disenanginya. Sedangkan untuk orang yang menyenanginya maka setelah tugas selesai, maka waktu lain yang ada masih digunakan untuk memikirkan tugas tersebut. Bagi orang-orang yang menyenangi maka itu bukan tugas, tapi hobby untuk menghabiskan waktu. Ingat keahlian atau penguasaan akan sesuatu juga ditunjang oleh jam terbang. Jadi semakin lama menggeluti jika kualitas interaksinya seimbang maka diyakini yang semakin banyak jam terbangnya akan semakin baik.

Kalau begitu orang-orang tersebut nggak menikmati waktu senggangnya ya pak ?

O bukan begitu, bagi orang-orang seperti itu . Maka itu merupakan waktu senggangnya, hobbynya juga. Masalah apakah hobbynya adalah sama dengan bekerja , ya itu adalah orang lain yang melihat.

Sebagai contoh, kalau anda melihat buku-buku yang saya tulis. Itu semua kebanyakan dikerjakan pada waktu-waktu diluar jam kerja, dan itu suatu kenikmatan kalau kita menyenanginya..

**Tahap III **

Kita mempunyai keterbatasan, minimal waktu dan tempat yang terbatas. Juga mungkin kemampuan, untuk itu yang mempunyai kemampuan lebih maka anda pantas bersyukur. Untuk hal-hal seperti itu maka strategi yang perlu diterapkan adalah FOKUS.

Jika anda mahasiswa S1 maka tahap pertama agar anda dapat berkonsentrasi penuh adalah selesaikan perkuliahan anda secepatnya. Fokuslah pada mata kuliah yang menjadi kewajibannya.

Dalam usaha untuk menyelesaikan pendidikan anda. Cobalah mulai dilihat, bidang-bidang apa di teknik sipil yang menjadi peminatanan anda. Secara umum, bidang rekayasa teknik sipil bisa dibagi menjadi bidang: (1) hidro/pengairan, (2) infrastruktur/transportasi, (3)manajeman konstruksi, (4) geoteknik, (5) struktur/konstruksi. Mana yang menurut anda paling anda senangi. Umumnya anda sudah mempunyai gambaran bidang yang menjadi peminaatan anda setelah anda mengambil mata kuliah kerja praktek.

Mulailah FOKUS ke situ.

**Tahap IV **

Kembangkan kemampuan berkomunikasi anda. Kuasailah salah satu Bahasa asing. Semakin banyak anda mempunyai kemampuan tersebut maka anda akan menjadi ahli yang hebat dibandingkan orang-orang lain seangkatan yang tidak mengusai bahasa tersebut. Mengapa ?

Perlu kita sadar, bahwa bidang kita adalah engineering, yaitu sain dan seni. Pengalaman empiris menjadi suatu hal yang penting yang menambah wawasan kita. Maka dengan menguasai bahasa asing berarti kita juga mempu memahami pengalaman orang lain yang lebih luas. Bayangkan saja, jika anda hanya punya kemampuan berkomunikasi dengan bahasa Indonesia, maka anda hanya dapat menyerap ilmu dari orang-orang yang berbahasa Indonesia. Dan karena orang-orang indonesia hanya suka berkomunikasi lesan dibanding tulis. Maka ilmu anda hanya akan bertambah jika bertemu langsung. Tapi jika anda menguasai Inggris maka anda dapat dengan mudah mempelajari pengalaman empiris mereka yang cukup banyak dituangkan dalam bahasa tulis. Apalagi Jerman, apalagi Rusia atau China. Wah anda akan punya wawasan yang lebih luas lagi. Jadi lebih ahli dari orang-orang lain. 😀

O ya, pertanyaan anda di blog ini, juga dapat menjadi contoh karena anda mempunyai kemampuan/keberanian berkomunikasi maka anda mendapat sesuatu yang dapat dipikirkan. Siapa tahu ini dapat mengubah strategi anda dalam menempuh karir.

Kemampuan berkomunikasi juga merupakan sarana anda untuk beraktualisasi diri. Tanpa anda bisa berkomunikasi (lesan / tulisan) maka orang lain tidak tahu siapa anda. Contohnya, tanpa saya membuat blog ini atau menulis buku, meskipun saya mempunyai kemampuan yang hebat (menurut saya) maka tidak ada orang lain yang tahu. Begitu bukan . 😀

O ya, contoh engineer hebat di Indonesia yang memahami benar untuk selalu mengkomunikasikan ide dan pengalamannya melalui tulisan ilmiah adalah Prof. Wiratman Wangsadinata. Sejak muda dan sampai sekarang di usia beliau yang lebih dari 70 tahun masih aktif mencetuskan ide-ide brilyan-nya. Beliau adalah guru saya dalam engineering praktis,  baik secara langsung dahulu yaitu saat bekerja pertama kali di kantor konsultan beliau, PT. Wiratman & Associates Consulting Engineer sewaktu kantornya masih kecil di Bendungan Hilir Jakarta Pusat, yaitu sekitar tahun 1989-1993, maupun dari tulisan-tulisan beliau selanjutnya. Saya juga yakin, beliau telah menjadi guru bagi teman-teman engineer lainnya dengan tulisan-tulisannya yang mencerahkan. O ya, saat ini saya juga sedang ngangsu kawruh kepada promotor Prof. Wiratman sewaktu mengambil program doktornya di ITB, jadi gurunya guru begitu, yaitu Prof. Sahari Besari.

Ini gambar kami berdua setelah 18 tahun berlalu sejak pertama kali saya mengenal beliau.

bersama-prof-wiratman

Foto di ambil ketika beliau datang ke Seminar Internasional EACEF di UPH bulan September 2007 yang lalu, di foto di depan stand PT. Wiratman yang sekaligus sponsor seminar tersebut.

Beliau dalam seminar tersebut kami undang sebagai invited speaker untuk bersama-sama dengan para pakar lain dari Jerman, Singapore, Taiwan, Australia untuk berbagi ilmu dan pengalaman pada session yang kami bikin tersebut.

**Tahap V **

Praktekkan ilmu dan pengetahuan anda. Ini penting, meskipun secara formal anda mempunyai ijazah dan disebut sarjana teknik tetapi jika tidak pernah dipraktekkan maka anda tidak bisa mengaku diri sebagai engineer. Saya yakin itu. Tanpa pengalaman empiris maka mental engineer susah diperoleh.

Jika anda belum ‘berani’, ya saya kira di awal karir itu suatu kondisi yang biasa.  Mulailah bekerja atau magang pada orang yang sudah dikenal punya keahlian tersebut. Carilah tempat magang yang bereputasi tinggi. Belajar dan serap pengetahuan yang anda peroleh.

Tahap awal tentu saja mengikuti prosedur kerja yang ada, yah pertama-tama tentu menjadi staf begitu. Selanjutnya berpikirlah kritis , jika ada suatu masalah cobalah dipelajari dengan baik-baik dulu. Jika anda di konsultan misalnya, mulailah evaluasi antara rencana dan kenyataan. Adakah korelasinya. Carilah hal-hal apa yang pada tahap rencana itu, yang penting, yang menentukan apakah hasilnya sesuai atau tidak. Untuk tiap-tiap parameter tersebut carilah referensi yang berkaitan . Baca, apakah referensi tersebut mendukung atau ada pendapat lain. Mengapa ? Ini proses memahami, yang suatu saat menjadi ilmu anda.

Jika sudah mempunyai bekal, ujilah. Caranya ? Mulailah berani melakukan diskusi, cobalah ungkapkan alasan-alasan anda dan tunjukkan hal-hal yang mendukung alasan anda secara logis dengan tidak emosional. Jika anda sudah mulai dapat menyakinkan pimpinan anda.  Lha disinilah timbul kepercayaan diri.

Tapi itu harus selalu di monitor, apakah yang anda usulkan tersebut juga dilaksanakan, jika dilaksanakan bagaimana hasilnya. Usahakan berhasil, meskipun itu mungkin dari hal-hal yang kecil dulu. Nggak apa-apa. Kalaupun terjadi kegagalan cepat-cepat carilah solusi. Jangan ditinggalkan. Usahakan anda yang menyelesaikannya sampai tuntas. Jika tanggung jawab kecil saja sukses, maka yang besar ada kemungkinan untuk diberikan.

Whoever can be trusted with very little can also be trusted with much, and whoever is dishonest with very little will also be dishonest with much. So if you haven not been trustworthy in handling worldly wealth, who will trust you with true riches?
(Luke 16:10-11)

Jika hal-hal tersebut dapat dilakukan terus menerus, suatu saat nanti pasti anda diberi kepercayaan untuk mempimpin dan seterusnya. Ingat dan jangan lupa, selama tahapan ini maka hal-hal yang ada di tahapan sebelumnya harus selalu dipupuk terus.

Saya yakin suatu saat anda akan menjadi engineer yang percaya terhadap keahlian yang anda miliki sendiri. Bahkan karena kepercayaan itu, anda berani mengungkapkannya ke kalangan yang lebih luas (publikasi) untuk menjadi referensi pengetahuan bagi mereka lainnya.

Itulah anda akan memulai menjadi terang dan garam bagi sesama engineer yang lain.

… , let your light shine before men, that they may see your good deeds and praise your Father in heaven.
(Matthew 5 : 16)

Syalloom.

Artikel lain yang mendukung:

38 pemikiran pada “kunci sukses menjadi seorang engineer

  1. Tchi_Feel

    Pak Wir yang terhormat…
    Step2 yang anda berikan untuk menjadi seorang engineer yang sukses sangat mengilhami saya. Terimakasih banyak… Puji Tuhan saya bisa menemukan blog ini…

    Oh, ya Pak masih ingat saya kan yang curhat mengenai “pendidikan di negeri ini” ? Saya ada kabar baik, benar kata2 bapak “kita mulai dari diri kita untuk berubah“. Saya pegang terus kata2 bapak ini. Sampai tanggal 26-10-2007 ketika diadakan mubes Himpunan Mahasiswa Jurusan Sipil kemarin saya “bersuara” dan mengusulkan agar di kampus ini diciptakan lingkungan akademis yang baik dengan cara minimal kita adakan diskusi / mentoring (tutorial) mengenai mata kuliah yang sulit daripada kita nongkrong ga ada kerjaan dan semua saran2 yang bapak berikan saya pinjam untuk meng-agitasi teman2 lain. Singkat kata, usul saya ini diterima oleh Ketua HMJS dan dalam waktu dekat akan diadakan.

    Saya sangat senang di lingkungan kampus saya khususnya jurusan sipil tercipta lingkungan yang kondusif untuk belajar…

    Sekali lagi, terimakasih banyak Pak Wir… Nasehat, saran dan didikan bapak masih saya perlukan ke depan …

    Oh,iya buku SAP2000 Edisi Baru bapak sudah saya beli. Masih dalam tahap membaca dan mencoba…

    Thanx Pak Wir… Salam Sejahtera…

    Wir’s comments : Puji Tuhan, anda sudah dapat menjadi berkat bagi teman-teman disekitar anda. Semoga Roh Kudus menyertai anda. Amin.

    Suka

  2. widiarso

    Mas Wiryanto
    Mugo-2 njenengan ora lali karo aku Widiarso .. sipil UGM angkatan 83.

    Mas Wir, mbok nyuwun tulung di kirimi No. telp. (via email) karena aku ana kerjaan tentang masalah struktur jembatan

    Matur Nuwun
    Widiarso

    Wir’s comments : inggih mboten supe, nomer telpon sampun kulo kirim lho. Asring-asring mampir nggih.

    Disukai oleh 1 orang

  3. daniel

    Hello Pak Wir,
    I enjoy reading this inspirational post of yours, however, most of the time I only managed to grasp about 60 percent of it. I barely understand Indonesian language. 🙂

    Although I am pursuing my Master program, I am still figuring out my future career. Again, thanks for sharing this piece of article.

    Regards,
    Daniel

    Suka

  4. pieter

    pak wir, lihat kesuksesan bapak saja rasanya sudah termotivasi,

    tapi pak saya ada kendala dalam studi mencapai sukses setiap saya berusaha untuk jadi sukses ehhh. . . malah gagal (cape deh).

    Pak pernah nda punya pengalaman gagal dalam studi dan menghadapinya, bagi-bagi dong pengalaman mencapai suksesnya ???

    Suka

  5. wir

    @daniel
    You are welcome.

    @pieter
    gagal ? nggak ada tuh !
    Mungkin yang kamu maksud, tertunda gitu ya.

    Kalau menghadapi kasus seperti itu, pertama-tama adalah jangan putus asa, coba fokus dan tetap bersemangat, belajar lagi dan hadapi lagi. Tetapi jika masih belum berhasil, berarti strategi perlu diubah. Itu lakukan lagi. Tetapi jika masih gagal lagi, berarti mungkin kamu belum pas disitu. Jadi kalau perlu ganti suasana. Cari tempat lain. Ulangi lagi. Tetaplah bermimpi yang positip. Saya yakin suatu hari kelak, pasti OK.

    Suka

  6. pieter

    thanx ya pak untuk sarannya, pak itu visinya mulai dapat sejak kapan?? sesudah sarjana, waktu kuliah, atau. . .ada suatu momen yang mengilhami. sorry ya pak cuma ingin tahu aja. habis aq masih bingung nyari visiku.

    Apa visi itu juga ngebantu bapak meraih sukses ????

    Wirs’ respond : Itulah Gultom, visi seperti halnya suatu hikmat, memerlukan pencaharian dan juga pencerahan. Perlu perenungan, apa hakekat yang kita cari. Kapan itu ketemunya, yang tahu hanya pelakunya sendiri. Bagaimana dia tahu, dari buahnya.

    Pemahaman sukses, itu dari diri sendiri, bukan orang lain. Selama anda bisa mensyukuri maka menurutku itu bagian dari kesuksesan. Meskipun secara awam, anda kelihatan cemerlang, top, tetapi ternyata akhirnya lari ke narkoba misalnya. Berarti anda tidak puas dengan apa yang anda capai. Tidak sukses itu namanya.

    Suka

  7. errol

    gimana cara menjadi engineer tuk pemula
    trima kasih

    Wir’s responds: ini lebih gampang
    Pertama : cari terlebih dahulu pekerjaan profesional sesuai bidang. Untuk mendapatkannya maka perlu modal dari kamunya, misal : IP hasil perkuliahan (dengan ijazah tentunya), kemampuan bahasa Inggris (nilai TOEFL-nya), kompetensi komputer, dan jaringan informasi (networking).

    Kedua : setelah mendapatkannya maka mulailah dengan kata kunci, rajin, tekun dan smart. Jangan sepelekan orang dan hormati dia. Kalau ketemu orang yang tidak mendukung (memusuhi) lihat dulu, kalau kemampuan di bawah kamu, cuek aja, berarti itu karena dianya iri. Jika tidak, lihat dulu, tanya kenapa ? . Intinya usahakan orang lain puas dengan pekerjaan kamu. Jika sudah tanya ke diri kamu, apakah kamu juga puas dengan yang didapat. Jika tidak ?

    Ketiga: jika sudah jenuh (tanya kenapa), cari pekerjaan yang lebih menantang dan memuaskan. Terus menerus jika tahapan-tahapan tersebut dilakukan maka tidak terasa anda pada suatu posisi yang anda idam-idamkan.

    Suka

  8. rizal pratama

    om sy mo nanya kalau lulusan teknik komputer bidang apa yang digeluti jika sudah bekerja,maklum sy milih jurusan tanpa tw apa aj yang digeluti dlm jurusan yg saya pilih ini makanya sy minta arahan dari om

    Suka

  9. erink

    pak wir…saya sarjana usia 25 tahun lulus 2007 ,
    tapi saya merasa tidak memiliki keahlian & kemampuan… saya merasa otak saya kosong…
    saya seperti tidak tau apa-apa…
    sekarang ini saya bekerja sebagai tenaga laboran teknik sipil disalah satu kampus di kaltim…
    pak wir…saya jg ingin seperti orang2…sukses dlm karir, pny keahlian dan menjadi engineer sejati…tapi saya bingung hrs mulai dari mana & bagaimana…
    pak wir…tlg beri saran kepada saya apa yang bisa saya lakukan…
    terimakasih sebelumnya.

    Wir’s responds: tanggapanku cukup panjang, saya jadikan postingan khusus ya, juga untuk orang lain.

    Suka

  10. Stefan Hadikusuma

    salam kenal pak wir..saya mahasiswa semester 7 pak di UNTAR..saya selalu berfikir jika saya mendapat pengetahuan dalam ilmu sipil, semakin banyak kita tahu , maka semakin banyak pertanyaan yang ada di pikiran saya..sedangkan saya juga ingin sekali bertemu dengan orang2 yang ahli dan menanyakan hal2 tersebut..tetapi juga kalau beliau2 orang yang sibuk, mungkin akan sangat sedikit waktu untuk mahasiswa seperti saya..

    sampai saat inipun saya merasa hanya sebanyak jari kelingking yang saya dapat dari bidang sipil di perkuliahan saya,sedangkan ilmu sipil sangatlah banyak dan luas..bagaimana untuk mengatasi hal tesebut pak..

    terima kasih

    Suka

  11. fahmi

    Salam untuk Pak Wir : “Bagaimana agar anak seekor elang yang hidup di lingkungan ayam kampung bisa terbang tinggi di atas awan bersama teman2nya”. Setiap hari anak elang selalu menengok ke atas langit dan selalu berusaha mencari jalan untuk meraih cita2nya. Pertanyaannya adalah : Apa perlu anak elang itu harus dijemput oleh teman2 (elang yang sudah dewasa) atau anak elang itu menunggu sampai dewasa. Bagaimana agar anak elang itu tahu identitasnya yg sebenarnya, bahwa ia bisa langsung terbang kelangit (walaupun masih dibawah awan)

    Wir’s responds: tanggapanku cukup panjang, saya jadikan postingan khusus ya, juga untuk orang lain.

    Suka

  12. Halo Pak Wir, salam kenal 🙂

    saya ijin subscribe blog – nya ya Pak.

    Saya mahasiswa Teknik Sipi di Jogja, sekarang sudah memasuki semester 7 dan sedang Kerja Praktik.

    Selama ini yang saya rasakan saya masih belajar menikmati dunia teknik sipil. Yang ingin saya tanyakan pak, bagaimana membiasakan diri untuk menjadikan kesenangan akan dunia sipil sebagai hobi?

    saya berencana mengambil konsentrasi di bidang Manajemen Konstruksi Pak, kira-kira apa yang harus lebih banyak saya pelajari?

    Baru-baru ini saya sudah mulai lancar autocad, namun, jujur pak, autocad belum mengisi waktu-waktu senggang saya. Maka dari itu saya mulai subscribe dan membaca-baca tulisan bapak di blog ini, semoga waktu luang saya lebih bermanfaat dan menambah pengetahuan saya di bidang teknik sipil.

    Saya ingin juga menjadi engineer yang sukses pak. Terima kasih motivasinya melalui tulisan-tulisannya.

    Suka

  13. Risma Aji

    Nice blog & sangat berguna…. kami undang mampir ke blog kami : oilgascourse.wordpress.com

    ingin turut berbagi ilmu engineering dari berbagai disiplin

    Suka

  14. eka ardi

    pak wir saya eka ardi bekerja d epson precision johor malaysia umur 21 tahun sebagai technicion…bagaimana tahap untuk bisa d bidang desain gambar solidworks yg selama ni jadi makanan hari2

    Suka

  15. deka

    Thx GOD,, tidak sengaja saya menemukan blog special ini,,oleh karena itu saya ingin skali berbagi pergumulan saya, setelah sekian lama ada pertanyaan yang selalu mengganggu dalam benak saya.. mengapa saya mengambil tehnik,, kalo nyatanya saya kurang begitu menyukainya dibandingkan dengan seni musik..

    Jujur saja, saya mengambil tehnik awalnya karena dorongan mama saya tercinta. Dari kecil dia melihat bakat dan hobi saya dalam hal mengutak-ngatik elektronik sampe memodifikasi mainan saya yang berbasis elektronik juga. Atas dasar itu mama saya meyakini bidang saya dalam hal tehnik elektro, namun sejak saya kelas 5sd disitulah saya mulai mengenal alat instrument musik yaitu gitar saat mama saya menghadiahkannya untuk kaka perempuan pertama saya. Disitu saya mulai mempelajarinya secara otodidak dan bertanya kunci dasar kepada bapak saya.

    Seiring waktu keahlian saya dalam bermusik pun berkembang, bahkan tanpa disadari saya memiliki bakat seni dan kepekaan terhadap kesenian instrument yang tinggi mulai dari menciptakan beberapa lagu sendiri sampai mahir memainkan beberapa alat instrument musik (gitar, drum, gitar bass, piano, sampai alat musik tradisional kecapi dari daerah saya). Dan sayapun menetapkan pendirian saya saat smu untuk meneruskan kuliah dalam bidang kesenian, kebetulan pada saat sma saya kurang begitu bisa mengambil keputusan untuk menentukan daya minat saya dalam sesuatu hal istilah trend skrngnya manusia galau yang kurang pendirian.

    Saya bersekolah di SMU negri yang statusnya bisa dikatakan termasuk sekolah ternama di jakarta utara yang predikatnya pun termasuk sekolah favorit, sampai-sampai kelas IPAnya saja hanya terdiri 1kelas, tidak seperti IPS yang jumlah kelasnya bisa puluhan. Kebetulan saya sangat beruntung pada saat kenaikan kelas 3 saya berhasil memperoleh penjurusan di kelas IPA yang penyaringannya sangat begitu ketat dan dikategorikan termasuk hanya anak yg cerdas yang bisa duduk dibangku kelas IPA karena banyak sekali yang minat namun hanya prestasi yang mampu membayar tiket untuk menempati bangku kelas IPA tersebut. Tetapi itu semua bukan karna hebat saya, tetapi Karena Bapa diSurga yang memberi kesempatan tersebut, jujur saya tidak secerdas teman2 yang banyak masuk dikelas tersebut, akhirnya setelah lulus mama sayapun meminta saya untuk berkuliah di tehnik atas dasar background IPA saya. Awalnya saya menolak dan saya menentang mama dan berencana untuk ikut kuliah jurusan seni, karena dipaksa mau tidak mau saya terpaksa mengikuti kemauan orang tua saya untuk mengambil kuliah jurusan Tehnik Elektro, KAsus saya seperti yang Bpk.Wiryanto Dewobroto sebutkan pada pertanyaan “Kunci sukses menjadi seorang Engineer” memilih bidang kuliah hanya karena tidak enak dengan Orang tua dsbnya, Akhirnya saya pun terlambat menyelesaikan perkuliahan saya tidak sama dengan kabanyakan siswa pada umumnya dikampus saya.

    Setelah lulus saya kebingungan pekerjaan apa yang saya pilih bahkan saya tidak sama sekali memiliki target dalam hidup saya karena sudah kehilangan arah, ilmu yang saya peroleh dibangku kuliah tidak sama sekali saya pelajari secara rutin, buat saya selesai kuliah ya sudah. Betapa bodohnya saya pada saat itu,, dan saat saya menyadarinya begitu saya dihadapkan dengan realita yang sebenarnya yaitu dunia pekerjaan. Saya kehilangan arah dan kebingungan sampai saya bekerja tidak fokus pada bidang saya sendiri, mulai dari bekerja di anak perusahaan (subcon) Indonesia Power sebagai Investor atau permodalan project, overhaul power plan suralaya merak-banten, dan project perusahaan berkembang lainnya diluar BUMND bermodalkan dari senior dikampus namun saya hanya mengellola keuangan dan kontrak saja, tidak menggeluti bidang Tehniknya, lalu bekerja dibidang Jasa dan sempat berkecimpung dalam dunia marketing. Sama sekali ilmu Tehnik Elektro bidang Arus kuat yang saya pelajari semasa kuliah tidak pernah saya terapkan semasa saya bekerja bertahun-tahun, Pada saatnya saya menyadari kesalahan saya dimasa lalu, terutama saat sekarang ini dimana akhirnya saya memilih jalan untuk menjadi seorang engineer, semua sudah terlanjur saat saya mencoba untuk menggeluti bidang E.I Eng. (electrical-instrument engineering) namun saya gagal dalam hal electricalnya tidak mempunya pengalaman seperti pengalaman saya dalam bidang instrument Engineering sehingga saya pernah dipulangkan saat bekerja memasuki kurun waktu 2.5bulan dari salah satu perusahaan Oil&Gas international, karena mereka membutuhkan sdm yang menguasai 2bidang yaitu Electrical dan Instrument Eng dan saya hanya menguasai satu bidang saja, rasa kecewa saya yang besar menimbulkan pernyataan dalam diri belum tepat saya untuk menjadi seorang E.I engineer.

    Mohon masukan, komentar serta saran dari Bpk.Wiryanto Dewobroto mengenai latar belakang kehidupan saya dimana letak ketidakpasan saya dalam menjalani kehidupan, menetukan profesi saya dan menetukan sikap, karna saya merasa mudah sekali menyerah mengapa sampai saat ini saya selalu ragu akan jalan hidup saya,, selalu menyalahkan masalalu saya padahal Tuhan selalu menuntun saya kedalam Jalan yang tepat dan benar,serta selalu memberi kesempatan yang terbaik untuk saya.

    Trima Kasih GBU..

    Suka

  16. Ping-balik: menemukan jati diri | The works of Wiryanto Dewobroto

  17. matur nuwun pak wir.
    saya mahasiswa teknik sipil masuk ke semester 5. namun selama 2 tahun kuliah ini saya belum terlalu passionate dengan keilmuan ini. mungkin karena dulu saya hanya kebetulan masuk jurusan ini karena iseng melengkapi pilihan jurusan di SNMPTN. alhasil, indeks prestasi saya saat ini sungguh mengenaskan… hehe

    namun saya seperti mendapatkan semangat baru setelah membaca artikel ini. selama ini saya selalu berharap, saya bisa menjadi orang Indonesia yang memberikan banyak manfaat melalui ilmu teknik ini. dan bagi saya, pak Wir adalah salah satu insinyur sipil paling inspiratif melalui tulisan2 blog panjenengan ini. hehe. sekali lagi terima kasih pak!

    oh iya, panjenengan alumnus teknik sipil UGM? jika iya, berarti saya adik kelas panjenengan pak 😀

    Suka

  18. jefri Adinata

    pak wir,, aku akan mempelajari semua saran pak wir.. aku akan kupas lebih dalam lagi menjadi se orang engeneer..

    thanks pak wir.. i like..

    Suka

  19. yudha

    Selamat siang pak wir, salam kenal dengan saya yudha
    begini pak, saya ada kesulitan untuk beradaptasi dengan pekerjaan yang sya kerjakan saat ini, saya hanya lulusan sma-ips, dan telah mengikuti training basic drafter, saat ini saya bekerja di salah satu perusahaan epc di daerah tanggerang. Yang mau saya tanyakan, bagaimana caranya supaya saya dapat beradaptasi dengan cepat dan mampu mengeerjakan pekerjaan ini dengan benar dan baik pak, basic saya adalah drafter piping, dan disini saya ditempatkan sebagai drafter civil yg notabene bukan spesialisasi saya pak, arahan dan saraanya pak supaya sy dapat menjadi lebih baik lagi kedepannya. Terima kasih

    Suka

    1. wir

      Anda mempunyai basic pendidikan yang tidak mendukung, maklum di SMA-IPS mestinya tidak diberi pelajaran gambar proyeksi. Apa betul ?

      Terlepas dari pendapat bahwa orang itu punya bakatnya masing-masing, maka tentu hal itu perlu dipikirkan. Begini ceritanya, saya dulu di SMA ketika diberi pelajaran gambar proyeksi, ternyata tidak semua anak di kelas tersebut dapat menangkap materi pelajaran dengan mudah. Waktu itu yang menonjol hanya beberapa, yang lainnya sekedar mengikuti atau mencontoh teman yang menonjol tersebut. Maklum, katanya untuk membayangkan gambar 3D adalam ruang, dan bayangannya adalah tidak gampang. Itu kata yang kesulitan, tetapi bagi yang dianggap menonjol tersebut, nggak ada masalah. Nggak perlu mikir pusing-pusing, pokoknya kebayang dengan mudah.

      Nah, bagaimana dengan anda, apakah anda merasa “berat” nggak dengan materi yang anda kerjakan. Nah bedanya antara yang berbakat atau tidak, maka yang berbakat dapat dengan mudah memahaminya, sedang yang “merasa tidak berbakat” agak berat, pusing. Tapi itu bukan akhir, jika anda punya motivasi kuat, maka dengan kerja keras, dan berlatih terus, maka lama kelamaan akhirnya bisa juga, bisa karena biasa. Hanya saja butuh kerja keras. Nah sekarang tinggal pilihan anda, jika berbakat maka tentunya pekerjaan anda bukan beban, jika merasa tidak berbakat apakah anda mau meluangkan waktu untuk kerja keras. Jika nggak kerja keras, jelas tidak ada prospek. Maklum, karir anda dinilai dari hasil pekerjaan yang anda berikan. Apalagi nanti kalau ada pesaing yang lebih muda, gaji lebih kecil, tapi hasil pekerjaan lebih baik. Anda siap-siap dipensiun.

      Saya melihat kalimat anda yang pesimis : “yg notabene bukan spesialisasi saya pak” , agar sukses anda harus balik kata-kata tersebut, misal “meskipun saya lulusan SMA-IPS ternyat saya bisa jadi drafter piping”. Jika anda tidak bisa mengubah menjadi seperti itu, maka mulailah cari pekerjaan yang lain, sebelum anda diberhentikan.

      Suka

  20. Ping-balik: Jurusan Teknik Sipil di Indonesia dengan Peringkat A (versi BAN-PT) | The works of Wiryanto Dewobroto

  21. Halo Pak Wir,

    Thank you artikelnya. Sehabis membaca, saya jadi mau cerita sedikit..boleh pak?

    Perkenalkan, saya Lia, alumni teknik lingkungan (fakultas sipil) dari kampus gajah di bandung. Saya lulus setahun yang lalu dengan status cumlaude, dan akhirnya bekerja bukan di bidang teknik lingkungan (TL). Pekerjaan saya sekarang adalah digital marketeer. Saya masuk ke dunia ini karena hobi, dulunya saat kuliah juga menjadi kepala divisi di media online himpunan.

    Sebelum apply ke dunia digital, saya apply ke bidang TL. Namun, kebanyakan mensyaratkan “laki-laki”, umur minimal x tahun, atau experienced sekian tahun. untuk beberapa lowongan yang tidak mensyaratkan hal2 tsb, tidak jarang saya dipanggil tes dan lolos psikotes, bahkan lolos interview dan sampai ke tahap interview General Manager. Namun setelah itu, tahap dimana tinggal selangkah lagi untuk offering, saya tidak diterima.

    Saya seringkali kecewa, kenapa saya yang tracknya tergolong bagus saat kuliah tapi kenapa susah diterima di pekerjaan TL. Sampai sekarang masih berusaha mencari tahu apa maksud Tuhan. Saya sering doakan namun belum clear ttg ini.

    Mohon masukannya Pak Wir. Terima kasih.

    Suka

    1. wir

      Sdr Lia,

      Terima kasih mau mampir dan membaca blog ini. Membaca pengalaman kamu, menarik sekali. Pertama-tama tentu kamu perlu mensyukuri bahwa kamu bisa bekerja pada bidang yang menjadi hobby kamu. Ini tentu yang perlu digaris bawahi. Jangan kecil hati bahwa kamu tidak bekerja pada bidang yang sesuai dengan jurusan yang kamu ambil.

      Maklum, tidak bekerjanya dibidang yang menjadi keahlian tidak semata-mata karena kita yang tidak mampu, tetapi juga karena bisa saja kesempatan yang belum memungkinkan. Jadi bisa saja kita punya kompetensi yang sangat baik di bidang tertentu, tapi belum dapat pekerjaan karena bidang itu tidak ada lowongan pekerjaan misalnya. Bisa juga perusahaan melihat, bahwa staf yang diterima sebaiknya cowok karena nanti perlu tugas ke lapangan di pedalaman, sehingga jika seorang putri tentu perlu pengawal khusus atau pertimbangan lain. Intinya, kita merasa ok, tetapi yang memperkerjakan kita tidak merasa ok. Ini seperti pepatah, rambut sama-sama hitam tetapi isi pikiran bisa bermacam-macam.

      Tentang soal itu, yang kita merasa bisa tetapi koq nggak diterima adalah suatu hal yang biasa. Sebagai contoh, buku-buku yang aku tulis, yang aku merasa baik, tetapi ternyata ketika aku berikan ke penerbit yang ada, ternyata mereka tidak mau menerima. Aku juga heran waktu itu, tetapi setelah perjalanan waktu akhirnya aku ketemu penerbit yang bahkan mau mengkhususkan diri untuk menerbitkan buku-buku tersebut secara istimewa. Akhirnya aku baru tahu, mengapa buku-bukuku dulu di tolak oleh penerbit yang ada.

      Jadi intinya hidup harus optimis. Setiap orang punya rejeki masing-masing. Oleh sebab itu yang bisa kamu lakukan adalah “do for the best”. Usahakan nikmati setiap progress yang ada dan syukuri, serta selalu pikirkan apa yang perlu ditingkatkan.

      Saya kira itu dulu, dan jika masih saja ada keinginan untuk bekerja pada bidangnya, maka teruslah untuk melamar perusahaan lain yang cocok dengan bidangmu. Ada pepatah yang selalu aku sisipkan untuk menghibur, yaitu jangan lelah untuk menabur benih, karena kita tidak tahu dari benih yang mana yang akan menghasilkan panenan terbesar. Ok tetap semangat LIA.

      Suka

  22. Ridwan Fauzan

    Hallo salam sukses untuk kita semua ,
    Sebelumnya saya mau memperkenalkan diri nama saya ridwan, saya mahasiswa semester 2 t.elektro di sebuah univ swasta saya kelas karyawan , saya bekerja d salah satu industri semen instan dan saya menjabat sebagai staff produksi ,setelah pulang kerja saya melanjutkan untuk belajar d kampus lelah namun saya hapus dengan semangat untuk bisa tapi lama kelamaan semangat saya luntur karena sistem pembelajaran d universitas tersebut tdak kompeten monoton dan ibaratkan jika saya hanya mengandalkan d kmpus saja saya ga bakal bisa menjadi sarjana teknik yg ada saya hanya bisa gelar sarjana kosong ,mulai dri dosen yg jarang masuk dan teman2 pun sudah memaklumi bahwa kita kelas karyawan jadi hnya mencari ijzah saja tapi saya ga terima kalo sistemnya seperti ini,ini namanya pembodohan percuma saya bayar mahal tetapi apa yg saya dapat hanya kertas ijazah kosong ,begitu pak wir bagaimana tanggapan pak wir untuk masalah yg saya hadapi ini ,tolong minta pencerahanya pak .
    Terimakasih 🙂

    Suka

  23. nazhara

    halo pa salam sukses!
    saya adalah mahasiswi baru di teknik sipil Politeknik Negeri Bandung.
    saya menyukai matakuliah bahan bangunan..

    yang saya ingin tanyakan, jabatan apa yang berhubungan dengan mata kuliah tersebut?
    dan satu pertanyaan lagi pa, jika seandainya saya ingin bekerja di kantor, posisi apa yang cocok untuk perempuan pa?
    terimakasih banyak pa. mohon pencerahannya 😀

    Suka

    1. wir

      posisi apa yang cocok bagi perempuan ?

      Apa ya . . . .kalau anda di posisi itu karena otak anda. Maka anda tidak berbeda dari cowok. Bahkan anda bisa saja menggungguli. Tetapi jika posisi itu ditentukan oleh fisik, maak jelas anda sebagai perempuan bisa kalah (meskipun tidak pasti). Saya punya kenalan structure engineer senior yang menjadi direktur konsultan perencanana struktur adalah putri. Beliau bahkan mengalahkan yang cowok. Gitu dik. Intinya jika anda bekerja atau dibayar karena mengandalkan otak (ilmu rekayasa misalnya) maka nggak ada perbedaan cowok atau cewek.

      Suka

  24. Johan Mickael Pakpahan

    Selamat pagi pak.
    Perkenalkan nama saya Johan Mickael, lulusan dari Universitas Sriwijaya, Indralaya, Sum-Sel. Saya menyukai dunia elektro, robot dan otomasi.
    Hari ini saya mencoba membangkitkan semangat kerja saya dengan membaca artikel orang2 yg sukses dalam dunia engineering. Dan saya menemukan blog ini. Yg paling membuat saya terkesan adl terdapat ayat2 Alkitab yg bapak gunakan. Ini lah hal yg saya lihat dari bapak Wiryanto yg berbeda dari bbrp blog lainnya. Terima kasih pak utk tips2nya.. memang sperti itulah kita seharusnya jika ingin sukses. Menyerahkan hati kita juga pada Tuhan, tidak menyimpan terang (talenta/kemampuan) kita utk kita bagikan kepada orang yg membutuhkan.

    Alasan kenapa saya katakan, “membangkitkan semangat kerja saya”, krn sampai saat ini pekerjaan impian saya di dunia elektrikal atau instrument tidak pernah kesampaian.
    Saat ini saya bekerja sbg seorang QA Engineer di perusahaan manufaktur. Yah, mungkin ini disebut juga pelarian. Karena saya juga harus bisa menghasilkan utk membiayai hidup saya.
    Sekedar utk sharing saja pak, krn kepala saya sedang mumet, hehe. Pada tahun 2015, saya sudah menyelesaikan training di bidang Oil and Gas di mana saya mengambil Sertifikat “Electrical & Instrument Inspector”. Namun sampai saat ini belum ada panggilan sama sekali. Saya berharap jika saya dpat bekerja di dunia O&G krn saya ingin membahagiakan ibu saya dan salah satunya juga membantu org2 yg kekurangan melalui pendapatan saya. Jujur, apa yg saya peroleh dari manufaktur spertinya tidak bisa mewujudkan mimpi saya ini. Sbg contoh, saya ingin menikah di usia di bawah 30 thn. Namun ini semua hanya impian semata. Krn terbentur dgn adat dan biaya. Jika sekiranya saya bisa mendapatkan pekerjaan di dunia O&G ataupun pekerjaan yg lebih baik dari sekarang, saya yakin bisa mewujudkan impian saya.
    Saya sendiri bersedia utk menjadi seorang teknisi walaupun saya tahu saya lulusan S1 (seharusnya mencari posisi lebih dari teknisi), punya sertifikat,dsb. Karena saya tahu bahwa saya hanya memiliki 3 bulan pengalaman sbg seorang Instrument Technician dan sisanya banyak saya dapatkan sebagai seorang QA engineer di manufaktur. Namun spertinya walau saya katakan saya bersedia dari level teknisi, tetap belum ada yg memanggil/merekrut saya dlm dunia O&G.
    Sekiranya saat ini pak Wiryanto membaca sharing saya ini, langkah2 apa yg bapak bisa berikan utk saya agar saya bisa melanjutkan perjalanan hidup saya sebagai seorang engineer yg lulus dari Teknik Elektro dan memiliki impian sbg ahli Electrical & instrument di dunia O&G atau sejenisnya? Dan sekiranya bapak memiliki seorang kawan yg sedang mencari teknisi/ engineer atau pun E&I inspector yg masih newbie (minim pengalaman), sudilah kiranya berbagi info dengan saya. Krn saya sudah ingin sekali bekerja di bidang oil and gas.
    Terima kasih sekali lagi pak utk Blog ini. Mohon maaf sudah panjang lebar& mencoret2 halaman blog bapak. GOD Bless us

    Regards

    Johan Mickael
    (pakpahanmickael85@gmail.com)

    Suka

  25. Ping-balik: Johan Mickael yang sedang galau | The works of Wiryanto Dewobroto

  26. Salam pak wir, saya ingin bertanya, bagaimana jika seseorang mengambil jurusan, namun ia tidak memiliki skill atau keahlian di bidang itu, bagai mna menurut bapak masa depan seseorang itu?

    Suka

    1. Itu berarti dia telah menyia-nyiakan kesempatan dan menghambur-hamburkan dana. Maklum dalam jaman seperti sekarang ini, orang tidak hanya tertarik pada ijazah, tetapi keahlian atau skill yang dimiliki seseorang. Ini ibarat, seseorang diberikan tanggung jawab ternyata tidak bisa memenuhinya. Bagaiman dia bisa menerima tanggung jawab yang lebih besar.

      Jawaban di atas tentunya bersifat umum. Untuk mengetahui jawaban yang tepat tentunya orang yang bersangkutan sendiri, mengapa sampai mengaku tidak bisa mendapatkan skill atau keahlian. Bisa-bisa karena memang sekolahnya sendiri sebagai penyebabnya, bisa juga karena yang bersangkutan tidak menyukai bidang keahlian yang dimaksud. Jika demikian, lalu kemudian dia menemukan passion-nya, dan akhirnya apa yang digeluti itu berguna bagi orang lain maka jangan kuatir rejekinya pasti ada.

      Suka

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s