Makan siang ketemu teman dosen non-eksata. Omong-omong banyak, mulai dari studi S3-nya yang sedang berjalan (sama-sama kandidat doktor), suka-dukanya, bahkan sampai pemahaman dia tentang konsep pendidikan bagi anak (anak sendiri maksudnya). Saya kira cukup menarik. Maklum dosennya cukup senior dan banyak pengalamannya, kira-kira sepuluh tahun di atas ku.
Saya bertanya untuk basa-basi :”Wah kalau sudah lulus doktornya, pasti ngejar kum untuk profesor ya pak ?“.
Aku bertanya, maksudnya basa-basi. Kalau dosen khan mestinya begitu khan. Saya berharap jawabannya pasti klasik. “Iya dong, mau apa lagi. Sekarang persyaratan profesor khan harus doktor dulu !“.
Eh, ternyata nggak begitu. Beda.
Teman menjawab: “Nggak koq dik, saya rencana untuk mengembangkan sekolah. Maksudnya mendirikan sekolah sendiri. Sekolah musik untuk anak umum 3-5 tahun. Sekolah ini agak beda, jadi bukan sekadar sekolah musik aja. Tetapi musik itu digunakan sebagai sarana mengembangkan potensi anak begitu. Cukup efektif lho, juga didukung banyak penelitian psikolog“.
Teman dosen tadi kemudian menjelaskan mengenai keunggulan dan prospeknya dari sudut pandang phsycology. Saya bisanya mengangguk-angguk, kagum juga atas penjelasan beliau yang kelihatannya menguasai ilmu phsycology yang dimaksud.
Saya tanya: “Wah, bagus pak, jadi punya sekolah dong nantinya. Kalau begitu, apa nggak sekalian jadi Profesor. Itu khan mendukung sekali”
Teman menjawab :”Wah nggak dik. Saya tahu potensi diri. Saya ini kurang produktif dalam menulis, khususnya karangan ilmiah. Untuk dapat kum jadi profesor itu khan harus banyak publikasi ilmiahnya. Memang sih kata orang, tulisan saya nggak jelek-jelek. Tapi masalahnya, bikin makalah ilmiah itu bagi saya beban. Beban berat. Saya lebih suka, berhadapan langsung dengan siswa, yah ngajar gitu, atau bikin training. Saya itu kalau di suruh bikin event, atau training, mikir sebentar langsung dapat ide. Gampang. Tapi beda kalau nulis. Orang yang hobby menulis khan umumnya introvet. Saya ini khan ekstrovet !”
Saya bertanya: “Ah apa gitu pak ? Apa menulis itu ada kaitannya dengan masalah introvet atau ekstrovet.”
Teman menjawab :”Iya, intinya orang yang suka menulis, umumnya sejenak perlu sendirian (waktu khusus sendirian yang nggak banyak gangguan). Banyak menulis berarti banyak sendiriannya. Orang yang suka sendirian khan itu orang introvet. Jadi penulis itu sama dengan introvet !”
Wah kena nih, yang ngaku-ngaku penulis. Menurutku betul juga ya. 😐
Kalau anda ?
**up-dated 8 Feb 2008**
Ternyata benar juga temanku tersebut, ini aku ikut test psikologi, ini hasilnya:
Ternyata diriku introvert 100% !
Gimana ya
Tinggalkan komentar