HAKI atau Himpunan Ahli Konstruksi Indonesia adalah asosiasi profesi teknik sipil terbesar di Indonesia (sepengetahuanku lho). Oleh sebab itu, banyak alumni sarjana teknik sipil yang jika bekerja pada bidangnya akan berusaha menjadi anggota asosiasi ini. Apalagi saat ini dari pemerintah ada persyaratan akan perlunya “gelar insinyur profesional” yang dikeluarkan oleh asosiasi profesi, dimana salah satunya adalah dari HAKI. Oleh sebab itu keberadaan asosiasi seperti HAKI ini menjadi penting dan tidak bisa diabaikan lagi oleh para profesional teknik sipil yang bekerja di bidang konstruksi khususnya.

Kegiatan HAKI yang paling menonjol (menurutku) adalah rutin menyelenggarakan seminar ilmiah tahunan, yang biasanya (selalu) diadakan di bulan Agustus dan bertempat di hotel Borobudur, sebuah hotel bintang lima di pusat kota Jakarta. Acaranya selalu konsisten di bulan tersebut tiap tahunnya, kecuali jika bentrok dengan hari lebaran.
Karena selalu konsisten setiap tahuna dan mampu menarik perhatian para anggotanya yang jumlahnya ribuan dari seluruh tanah air, maka acara seminar HAKI akan sangat meriah, didatangi tidak kurang oleh 500-600 profesional, mulai dari mahasiswa sampai profesor, insinyur praktisi sampai owner proyek besar, dan juga ibaratnya datang dari Sabang sampai Merauke. Oleh sebab itu acara ini juga sangat diminati oleh para sponsor, yang diberi kesempatan untuk membuka stand produk-produknya di lobby luar ruang pertemuan. Acaranya meriah, bahkan lebih meriah dibanding acara-acara seminar ilmiah di kampus. Jadi bisa ikut acara ini, baik menjadi peserta, apalagi kalau jadi pemakalah, adalah sangat istimewa. Maklum di acara ini berkumpul para profesional-profesional di bidangnya. Bisa jadi ajang bisnis, reunian maupun networking / marketing.
Karena begitu strategisnya acara HAKI ini, maka sudah tiga kali berturut-turut, mulai tahun 2015, 2016 dan tahun 2017 ini, saya meluangkan waktu dan pikiran agar bisa berpartisipasi aktif, khususnya sebagai pemakalah (pembicara). Itu penting karena penerbit buku-buku karyaku, LUMINA Press diberi kemudahan untuk membuka stand buku di acara tersebut. Satu sisi ada upaya dari penulis dan penerbit untuk memasarkan buku-buku produknya pada target pembacanya, satu sisi untuk mengenalkan para profesional di bidang konstruksi dengan produk-produk buku yang dapat mendukung meningkatkan profesionalitasnya. Win-win solution lha.

Karena tempat tinggalku di pinggiran Jakarta, maka untuk menghindari terlambat karena macet, maka pagi-pagi sekali sudah berangkat. Jadi tidak heran sebelum pk 7.00 sudah tiba di hotel. Kelihatannya termasuk klotter pertama peserta seminar yang datang, setelah menunggu akhirnya mendaftar ke panitia yang pertama. Ruang masih kosong, setelah men-tag tempat duduk, maka acara pertama adalah mendatangi stand LUMINA Press, melihat kesiapannya.

Ada untungnya nongkrong di lobby menunggu kesiapan stand LUMINA Press. Ketemu pak Rudi, pembaca blog sekaligus alumni S2 teknik sipil UGM muridnya pak Dr.-Ing. Andreas Triwiyono. Ketika asyik berbincang-bincang bertemu juga Prof Bambang Budiono, dosen senior ITB, pakar konstruksi nasional sekaligus pemberi testimoni buku saya ke-9, Struktur Baja. Jadi deh selfi bersama seperti di atas.
Meskipun hanya sebentar, tetapi ada pertanyaan yang tak terlupa dari Prof Bambang Budiono, yaitu kapan buku struktur baja tahan gempa diterbitkan. Pertanyaan ini tentu suatu pertanyaan biasa, apalagi tempo hari pernah kutuliskan rencana tersebut. Tetapi kalau yang bertanya adalah Prof Bambang Budiono, tentu sesuatu yang berbeda untuk ditanggapi. Bagaimana tidak, meskipun selama ini beliau banyak membahas soal non-linier gempa, tetapi beliau juga adalah sedikit Profesor di Indonesia yang banyak membimbing murid-muridnya dalam soal ilmu struktur baja. Kalau mau tahu, ini ada tulisan murid beliau yang masuk pada jurnal level Q1 dunia, yaitu Journal of Constructional Steel Research dari Netherland, berjudul :
Residual stress effect on link element of eccentrically braced frame
Kurdi, Bambang Budiono, Muslinang Moestopo, Dyah Kusumastuti, M. Refai Muslih
Di jaman sekarang ini, tingkat keilmuan akademik seseorang dapat dilihat dari jurnal apa yang pernah ditaklukkan. Nggak bisa lagi sekedar dari melihat seberapa banyak proyek yang dikerjakan. Jadi adanya publikasi di atas dapat menunjukkan bahwa beliau adalah termasuk yang berilmu tinggi di bidang struktur baja. Karena itu adalah hasil riset S3 maka beliau dapat dianggap sesepuh (guru besar) ilmu baja di kampus ITB. Levelnya adalah paling puncak di ITB untuk ilmu struktur baja saat ini. Karena ITB adalah kampus teknologi paling top, dan merupakan mercusuar keilmuan teknik sipil Indonesia saat ini, maka dapat disimpulkan bahwa beliaulah orang No.1 terkait ilmu baja di Indonesia. Ada yang protes ?
Nah dengan pemahaman di atas maka tentu saja adanya pertanyaan beliau seperti di atas tentu mengandung makna yang dalam. Itu pertanyaan istimewa yang tidak bisa disampaikan ke sembarang orang. Beliau bisa menyampaikan pertanyaan tersebut karena telah membaca keseluruhan isi buku Struktur Baja Ed. 2 yang aku tulis dan akhirnya berkenan memberi testimoni positip. Itu berarti pertanyaan di atas mengandung unsur harapan dan sekaligus pengakuan bahwa saya mampu untuk menulis buku yang dimaksud. Itu tentunya suatu kebanggaan dan rasa lega karena buku yang saya tulis sebelumnya tentunya sudah dianggap mencukupi untuk disebut sebagai tulisan orang berilmu. Maklum, selama ini untuk keperluan promosi buku tersebut, saya sering bilang bahwa buku saya itu adalah satu-satunya dan bahkan yang pertama buku ilmu struktur baja berbahasa Indonesia yang mengacu pada SNI baja terbaru dan paling berbobot (paling tebal). Jadi pernyataan saya itu aman dong karena selaras dengan adanya fakta-fakta yang masuk.
Sebagai seseorang yang mengembangkan ilmu struktur baja di kampusnya sendirian dan tidak ada dukungan fasilitas laboratorium yang memadai, maka tentunya adanya harapan di atas adalah sesuatu yang perlu dipikirkan masak-masak. Tahu sendiri, untuk mendalami dan mengembangkan ilmu, maka riset adalah sesuatu yang mutlak untuk dilakukan. Tanpa itu, jangan terlalu mimpi lha. Adapun kampusku masih berorientasi pada pengajaran, jadi wajar saja jika aku mengampu banyak mata kuliah, sekedar memenuhi persyaratan sks seorang pengajar. Jadi yang positip dari kampusku, adalah aku bisa hidup dari gaji dosen, lalu ada waktu-waktu jeda di luar jam pengajaran yang dapat kumanfaatkan untuk membaca dan menulis jurnal-jurnal ilmiah atau materi invited speaker. Selain itu, aku bersyukur karena ada kemudahan dari kampus untuk tugas presentasi seminar ke luar kampus. Maklum kata orang, itu adalah sesuatu yang win-win solution, yang dapat mengangkat positip nama kampus itu juga.
Dibiayai juga ya pak, untuk biaya-biaya tersebut ?
Yah pada tahap tertentu, saya didukung transportasinya. Tapi untuk yang lain, kadang bermasalah ketika diajukan ke pemimpinan. Maklum, katanya saya terlalu sering “keluar”. Padahal anggarannya terbatas. Oleh sebab itu, biasanya hanya seminar-seminar tertentu yang aku hadiri, atau jika mendapat undangan dari luar. Jika tidak, biasanya aku gunakan menulis saja di kampus.
Jadi menulis buku struktur baja tahan gempa kalau begitu ya pak ?
Penginnya. Tapi dengan keterbatasan s.d.m yang mendukungku, maka pada kesempatan tersebut aku mohon ijin dukungan dari Prof Bambang Budiono dan koleganya agar materinya bisa berbobot. Beliau setuju, dan sangat mendukung, bahkan menceritakan akan kesuksesan murid bimbingan beliau masuk jurnal Q1 seperti yang aku tampilkan di atas. Intinya kalau soal tulis menulis, beliau memberi kepercayaan kepadaku untuk melakukannya, dan harapannya adalah struktur baja tahan gempa tersebut.
Tentang hal itu, tentu aku senang. Hanya saja untuk pelaksanaannya, aku harus memikirkan secara matang. Jujur saja, saat ini buku yang dimaksud adalah bukan obsesiku. Tahu sendiri, untuk bisa menulis buku yang baik, maka hasil riset sendiri akan menjadi sesuatu yang istimewa. Seperti buku struktur baja yang kutulis itu, ada kubahas hasil riset eksperimental yang aku lakukan. Itu penting untuk menunjukkan bahwa aku tidak hanya bisa teori, copy-paste dari makalah lain, tetapi benar-benar yang kupahami. Untuk ilmu struktur baja level dasar, nggak masalah. Adapun untuk ilmu struktur baja tahan gempa, itu perlu ilmu baja tingkat lanjut. Kalaupun aku bisa menulis, maka bisanya hanya sadur sana-sini, nggak lebih dari buku yang sudah ada. Kalaupun jadi buku, tentu tidak bisa se-jumawa buku struktur baja-ku yang sekarang. Oleh sebab itu aku harus mikir . . . .
Yah kalau begitu, bikin riset dong pak, seperti yang dilakukan oleh Prof Bambang Budiono dan rekan-rekannya di ITB !
Ide yang bagus, dan rasanya sangat mudah disampaikan juga ke teman-teman dosen lain di luar kampus ITB. Hanya saja untuk implementasinya, adalah tidak mudah. Sangat tergantung oleh lingkungan di mana yang bersangkutan bekerja.
Bersyukurlah dosen-dosen di kampus T.O.P seperti Prof Bambang Budiono dan rekan-rekan ITB di atas. Lingkungan s.d.m dan peralatan yang tersedia, adalah sangat mendukung. Apalagi telah membukan program S2 dan S3. Dengan reputasi yang ada, maka tentunya dapat berkumpul murid-murid terbaik dari segala penjuru tanah air yang hebat. Oleh sebab itu adanya inovasi-inovasi baru yang layak publikasi jurnal international, bukanlah sesuatu yang mengherankan. Bahkan kalau sampai tidak bisa publikasi, maka tentu itu sesuatu yang mengherankan. Mau minta dana riset yang wah-pun, pihak Dikti tentu mempercayainya. Itulah enaknya bekerja pada kampus yang bereputasi.
Lho apa bedanya dengan Bapak ?
Yah jelas berbeda dong. Orang yang mendalami ilmu baja di kampus tempatku bekerja, hanya saya seorang. Selain itu juga tidak ada dukungan fasilitas laboratorium yang memadai untuk riset baja. Memang sih, ada UTM dengan meminjam di Jurusan lain, tetapi itu hanya bisa untuk riset kayu. Dari sisi murid juga tidak terlalu mendukung, bagaimana tidak meskipun materi pengajaran yang kuberikan sudah diupayakan yang terbaik, sehingga pantas untuk dibukukan dan disebarkan ke level nasional, tetapi tidak banyak murid-muridku yang tertarik untuk mengambil skripsi S1 di bawah bimbinganku. Sebagaian besar mereka memilih ilmu lain, kata mereka, ilmu struktur baja itu berat. Apalagi di level S1 untuk penulisan skripsinya tidak boleh lebih dari 3 bulan. Ya sudah, kalaupun ada yang tertari mengambil topik baja, maka tentunya harus dipilih yang gampang-gampang. Jadi dengan atmosfir seperti itu, tentunya rencana riset yang dimaksud adalah tidak mudah.
Tetapi bagaimaan Bapak bisa menghasilkan tulisan-tulisan yang layak presentasi dan kelihatannya tidak kalah dengan dosen-dosen dari institusi yang top ?
Puji Tuhan, kalau itu sih dampak dari hobbyku menulis. Banyak orang yang mengenalku dari tulisan-tulisanku daripada ketemu langsung. Bahkan ada yang berpendapat, kalau saya ini lebih dikenal di luar kampusku daripada di kampusku sendiri. Maklum, saya ini khan bukan pejabat kampus, tetapi hanya seorang dosen yang memang ahli betul di bidang yang diajarnya. Padahal tahu sendiri, di kampusku topik yang diajar khan banyak sekali, tidak hanya punyaku. Jadi banyak dari mereka-mereka itu tidak terkait dengan bidang yang kuajarkan, jadi tentunya wajar saja jika tidak mengenalku. Nah kalau pembaca blog ini, pasti deh kenal, karena topik pembicaraannya se-frekuensi. Iya khan.
Jadi maksudnya, dengan adanya tulisanku maka banyak yang tahu akan kompetensi yang kumiliki. Jadi kalau ada masalah yang ternyata cocok, maka mereka bisa melibatkan aku untuk mengatasinya. Itu khan seperti penyelesaian riset yang benar-benar aktual, tidak hanya sekedar di atas kertas, tetapi bisa diaplikasikan langsung dampaknya. Laboratoriumnya benar-benar real di lapangan.
Ngobjek dong pak ?
Nggak seperti itu tujuannya. Itu hanya caraku untuk mengantisipasi kelemahan yang kumiliki untuk melakukan riset. Jadi keterlibatanku pada proyek-proyek konstruksi itu sebenarnya hanya sekedar untuk mendapatkan masalah-masalah orisinil, untuk selanjutnya dapat dijadikan tulisan untuk jurnal international. Jadi itu pula yang aku presentasikan di seminar HAKI tahun ini, yaitu solusi inovatif pada proyek LRT Palembang. Ini dokumentasinya.

Pada sesi tersebut, saya mendapatka giliran yang pertama. Ini presentasiku terkait penelitianku yang melibatkan proyek yang sedang aktual di negeri ini.


Presentasi proyek ya pak, lalu apa bedanya dengan pak Pimpro ketika mempresentasikan proyeknya. Padahal khan Bapak hanya dosen dan bukan Pimpro. Koq bisa sih ?
Suatu pertanyaan menarik. Apa bedanya presentasinya aku dengan seorang pimpro yang presentasi. Ya beda dong. Pak Pimpro presentasi untuk mengenalkan progress proyek, aspek keuangan dan mutu spesifikasi teknis proyeknya. Aku jelas tidak seperti itu, aku masuk pada proyek itu untuk memberi solusi, tidak terlibat pada proyek secara keseluruhan. Oleh sebab itu aku fokus pada latar belakang keilmuan yang aku gunakan untuk mengatasi permasalahan yang ada. Biasanya tentu dimulai dari masalahnya apa, dan apakah solusi yang aku berikan bisa jadi jawaban. Juga untuk menjelaskan apakah solusi yang kuberikan itu adalah yang terbaik, apa keunggulan dan kelemahan yang perlu diperhatikan.

Alhamdulillah, ternyata topik yang aku presentasikan di seminar HAKI mendapat respon yang baik, yaitu terlihat dari pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan. Lihatlah ekspresiku (gambar 7) ketika menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut.
Lho lalu apa kaitannya proyek di atas dengan jurnal internasional yang tadi Bapak sebutkan ?
O itu. Baik, itu ada kaitannya dengan inovasi yang aku berikan untuk proyek tersebut. Untuk disebut inovasi maka perlu suatu kebaharuan. Tidak perduli, proyeknya besar atau kecil, yang penting sesuatu yang belum pernah ada. Unsur seperti itu sangat penting untuk suatu jurnal ilmiah international. Dan aku berhasil mendapatkannya pada proyek LRT Palembang tersebut, ini jurnal ilmiah international yang kumaksud.
Design and Construction of Steel–Concrete Hybrid Piers for a Light Rail Transit System in Palembang, Indonesia
Wiryanto Dewobroto; Iswandi Imran; Effendi Johan; and Sri Yanto
Lumayan, itu masuk di Practice Periodical on Structural Design and Construction / Volume 22 Issue 3 – August 2017, yang merupakan salah satu jurnal milik ASCE (Amerika). Jurnal tersebut berada para peringkat Q3, sehingga posisinya masih di bawah jurnal yang Prof Bambang Budiono punya.
Meskipun hanya peringkat Q3, tetapi aku puas sekali, karena menurutku penulisan jurnal tersebut sangat efisien dan optimal sekali. Saya yakin jika dibandingkan antara tenaga, pikiran, dan waktu untuk menulis jurnalku tersebut dibanding yang digunakan prof Bambang. Pasti yang punyaku yang rasio antara hasil dan usaha, adalah sangat besar. He, he, silahkan coba dipikirkan.
Eh rencana Bapak untuk menulis buku struktur baja tahan gempa, tidak jelas. Kapan itu pak ?
Nah, masih belum nangkap ya. Fokus saya saat ini adalah mendapatkan topik penelitian untuk jurnal international, minimal terindeks Scopus. Sisi lain, biaya dan waktu penelitian adalah sangat terbatas. Padahal itu adalah syarat mutlak untuk bisa masuk jurnal yang dimaksud. Mengandalkan dari kampus, jelas tidak bisa banyak untuk diharapkan. Kalaupun mau, siap-siaplah untuk kecewa. Mau pakai dana Dikti, terkunci oleh jadwal dan persyaratan admin yang bertele-tele. Itupun tidak jaminan bisa masuk jurnal int. Maklum alat-alat lab tidak bisa mengandalkan kampus, harus sewa atau dari luar. Bisa berapa itu dana yang diperlukan, kalau begitu. Maka satu-satunya cara adalah berkolaborasi dengan pihak luar.
Nah atas latar belakang seperti itu maka penulisan buku struktur baja tahan gempa tentunya tidak selaras dengan tujuan. Jika ngotot, bisa-bisa sendirian dan itu tadi, isinya hanya penelitian orang lain. Levelnya hanya populer, kurang menggigit. Adapun saat ini yang berpotensi adalah riset tentang struktur kayu. Mengapa . . . . , kalau mau tahu, silahkan baca artikel ini yang menjadi alasannya. Jadi kelihatannya, rencana untuk menulis buku yang dimaksud, belum bisa menjadi prioritas. Pengin sih pengin, tetapi belum saat ini. Mungkin nanti jika sudah berhasil menulis 2 atau 3 jurnal international lagi, maka rencana itu bisa teralisasi. Doakan saja ya.
Saya kira cukup sekian dulu ya. Nah karena sudah mengikuti cukup lama, ada baiknya saya up-load saja materi-materi seminar yang aku terima via CD. Jika tertarik, silahkan di download.
- Keynote Speaker – Recent Earthquakes and the Need for a New Philosophy for Earthquake-resistant Design (Jiro Takagi and Akira Wada).
Download PDF 5.7 Mb. - Keynote Speaker – Desain Berbasis Kinerja (Performance Based Design ) untuk Struktur Gedung Super Tinggi Thamrin 9 Tower 1 dengan Sistem OUTRIGGER & BELT-TRUSS (Bambang Budiono, Wiratman Wangsadinata, Indra Djati Sidi). Download PDF 1.8 Mb.
- Standar Nasional Indonesia tentang Spesifikasi Rangka Pemikul Momen Khusus Beton Pracetak Paskatarik tanpa Lekatan untuk Bangunan Bertingkat Tinggi dalam rangka Mendukung Percepatan Pembangunan Infrastruktur Pendukung Urbanisasi Vertikal (Hari Nugraha Nurjaman, Lutfi Faisal, Gambiro Soeprapto, Binsar Hariandja, Riyanto Rivky, Yesualdus Put).
Download PDF 2.8 Mb. - Urbanisme Vertikal: Tantangan Bagi Profesional (Davy Sukamta).
Download PDF 1.2 Mb. - Building Aerodynamics – Optimization of Wind-induced Structural Responses (Sudeesh Kala)
Download PDF 5.9 Mb (file presentasi dalam Power Point) -
Seismic Performances of High Rise R/C Frame Structures With Added Buckling Restrained Brace Elements (I. Imran, M. Moestopo, D. Purba, A. Watanabe, T. Hikino, and D. Siringoringo).
Download PDF 1 MbDownload PDF 1 Mb. - Presentasi Produk Bekaert – Basic concept and High demand storage building application (Torpong Thanadka). Download PDF 4.1 Mb.
- Presentasi Produk HILTI – Seismic Design of Anchors in accordance to ACI 318 (Kelly Chua). Download PDF (hanya abstrak saja).
- Presentasi Produks PT. Putra Baja Deli
Download PDF 9.5 Mb (presentasi Power Point). - Presentasi Produk BASF – Solutions for Urban Vertical Living (Virginie Francois). Download PDF 9.8 Mb.
- Pionir 35.000 MW untuk Indonesia : PLTG Gorontalo 100 MW (Mochamad Ichsan) Download PDF 2.8 Mb.
- Berbagai Permasalahan Pekerjaan Beton di Lapangan
(Iswandi Imran dan Dradjat Hoedajanto). Download PDF 0.8 Mb. - – – – – kosong – – – –
- Salesforce Tower, San Francisco, California : New Benchmarks In High-Rise Seismic Safety (Ron Klemencic, Michael T. Valley, John D. Hooper).
Download PDF 1.5 Mb. - Damping in Tall Slender Buildings (Sudesh Kalla)
Download PDF 4.9 Mb (Presentasi Power Point) - Desain & Konstruksi Hybrid Pier Proyek LRT Palembang (Wiryanto Dewobroto, Iswandi Imran, Effendi Johan, Sri Yanto)
Download PDF 1.4 Mb . - Sky City Convention & Theater: Menjawab Tantangan Urbanisasi Modern Dengan Enjinering Inovatif (Nick Alexander, Suryani Mettawana, dan Joe Alexander). Download PDF 4.7 Mb.
- Evaluasi Reliabilitas Struktur Gedung Thamrin 9-Tower 1 Terhadap Beban Gempa Mcer Dengan Incremental Dynamic Analysis (Junisa Arini Patrisia, Bambang Boediono, Indra Djati Sidi). Download PDF 1.3 Mb.
- Studi Perbandingan Konfigurasi Sistem Rangka Bresing
Tahan Tekuk Terhadap Gempa (Andy Sunjaya, Bambang Suryoatmono). Download PDF 510 Kb. - Presentasi Produks PT. Stanley Black and Dacker – Seismic requirements. Download PDF 3.6 Mb (Power point presentation).
- Presentasi Produks PT. Akbar Budi Sakti – Benefits of ELKEM MICROSILICA® in Concrete. Download PDF 4 Mb.
- Presentasi Produks PT. SIKA Indonesia – Fire protection systems for buildings: intumescent coatings and fire rated sealants (Jacobo Perez Polaino).
Download PDF 277 kb. - Presentasi Produks PT. Bridgestone – New evaluation methods for performance of seismic isolation bearings subjected to long duration earthquakes (Nobuo MUROTA, Takahiro MORI and Sadamitsu TAKEUCHI ). Download PDF 93 kb. (hanya abstrak saja)
- Studi Parametrik Pengaruh Peraturan ACI 318-14 Terhadap Kebutuhan Tulangan Pengekang (Confinement) Pada Kolom (Erwin Lim, Eben Haezer, Tanri Wijaya). Download PDF 792 kb.
- Structure Dynamic Characteristics Measurement & Structure Health Evaluation adopting Operational Modal Analysis Technique (Palle Andersen, Eddie Cendana, Szymon Gres, Priadi Lesmana, Danise Natalia).
Download PDF 13 Mb. - Solusi Solusi Inovatif Untuk Berbagai Permasalahan Konstruksi Dengan Konsep Serviceability, Constructability, Sustainability dan Resilience (Andry Alim Lingga, Aswin Lim, Aswin Lim, Erwin Lim , Edwin Lim)
Download PDF 986 kb.
Dokumentasi foto terkait acara seminar yang kubuat.

O ya, pada seminar kali ini ada satu keluarga engineer yang tampil bersama membawakan makalahnya, yaitu makalah No. 26 di atas. Ini fotonya, papa dan anak dari marga Lim.

O ya, cerita awal belum tuntas, yaitu tentang stand LUMINA Press, penerbit yang mendukung dicetakkannya karya-karya tulisku. Sudah kali ke-3 penerbit ini berpartisipasi pada seminar HAKI, tahun 2015, 2016 dan 2017.

Cukup banyak juga yang mengunjungi stand buku LUMINA Press, hanya saja tidak banyak yang dapat didokumentasikan. Pas siang ketika menengok stand tersebut, saya berkesempatan bertemu dengan para senior yang kebetulan sedang mampir. Ini foto beliau-beliau yang kumaksud.

Demikianlah sedikit laporan kehadiran dan partisipasi saya dalam Seminar HAKI 2017. Ada sangat banyak yang sebenarnya dapat disampaikan, tetapi kelihatannya yang paling ditunggu-tunggu adalah paper ilmiahnya, dan itu sudah saya up-load semua yang ada di dalam CD yang saya terima. Adapun materi presentasi tidak semua ada di CD tersebut sehingga tidak bisa di up-load.
Mohon maaf bila ada kata yang tidak berkenan dan terima kasih atas perhatiannya. Tuhan memberkati.
Keren pak, saya baca keseluruhan dan membayangkan sangat menarik suasananya. Beruntung sekali kalo bisa hadir. Terima kasih files nya pak..
SukaSuka
thanks pak oleh – oleh materi seminarnya
SukaSuka