gelar populer di negeri ini

Fakta-fakta menunjukkan bahwa gelar bagi masyarakat di negeri ini adalah penting. Saya ingat di jaman kecil dulu (di kota Yogyakarta tentunya), masyarakat sangat terkesima dengan gelar kebangsawanan. Gelar yang paling rendah (umum) adalah gelar RADEN, yang disingkat R dan ditempatkan di depan nama seseorang. Pada waktu itu gelar kebangsawanan menunjukkan bahwa yang bersangkutan punya jalur hubungan (baik melalui keturunan atau kekuasaan) dengan raja-raja atau minimal kelas masyarakat atas (pegawai / pejabat pemerintahan), yang umumnya dianggap berpendidikan dan menjunjung tinggi tata krama pergaulan. Biasanya mereka hidup bukan mengandalkan otot dan keringat (petani atau tukang), tetapi otak (guru / ahli) atau kekuasaaan (pegawai atau tentara), atau minimal dengan berdagang. Posisi pedagang ini lebih tinggi dari petani atau tukang karena bisa menghubungkannya dengan penguasa (yang punya uang).

Atas latar belakang tersebut maka gelar kebangsawanan bisa dikaitkan dengan kondisi hidup yang terkesan wah (enak, tidak perlu bercucuran keringat untuk hidup). Hal-hal seperti itu akhirnya menjadi alasan para orang tua di jaman dulu untuk menilai calon menantunya. Gelar menjadi bahan pertimbangan penting bagi para orangtua di jaman itu untuk memastikan agar anak-anaknya nanti hidup mapan. Itu yang menyebabkan mengapa masyarakat dulu menghormati gelar kebangsawanan.

Lanjutkan membaca “gelar populer di negeri ini”

kegagalan konstruksi

Pada masa pandemi Covid 19 ini, sektor pekerjaan konstruksi masih tetap berlangsung. Jadi tidak heran jika mendengar telah terjadi kegagalan konstruksi. Itu berarti ada proyek, tetapi mengalami kegagalan pada saat pelaksanaannya, yaitu keruntuhan struktur baja sebelum jadi. Pada era sekarang, gambar dan video bahkan lebih cepat dari informasi tertulis yang tersebar. Ada peristiwa tetapi tidak tahu dimana itu terjadi. Untung waktunya bisa dilihat dari catatan di foto, yaitu akhir Januari atau awal Februari 2021. Bagi yang belum tahu infonya. Saya upload lagi. O ya ini data bersumber dari WhatsApp grup SGI (Struktur & Geoteknik Ind.) yang Admin-nya pak Nathan Madutujuh dan teman-teman. Note: terima kasih atas ijin yang diberikan untuk saya bahas di blog ini.

Lanjutkan membaca “kegagalan konstruksi”

apakah lebih aman kalau pelat beton tidak dimodelkan ?

Thread ini adalah hasil pengembangan dari thread sebelumnya, tentang perencanaan struktur baja dengan ETABS. Ini dipicu oleh pendapat sdr Ananto Satyabudi sebagai berikut:

Apakah untuk memodelkan bangunan bertingkat struktur baja, lebih aman jika pelat beton lantainya diabaikan. Hanya dianggap beban saja ?

Note : pertanyaan asli sengaja diedit, agar lebih enak (menurutku lho).

Pertanyaan hanya valid untuk pemodelan struktur 3D dengan ETABS. Untuk program lain yang tidak punya opsi sama, belum tentu cocok. Program ETABS sudah aku kenal 30 tahun lalu ketika bekerja di PT. Wiratman. Tentunya program tersebut sekarang semakin canggih. Saat dulu masih sering otak-atik program tersebut, opsi pemodelan lantai belum secanggih sekarang. Jadi thread sekaligus untuk mengkalibrasi pengetahuanku, apakah sudah perlu di up-dated.

Lanjutkan membaca “apakah lebih aman kalau pelat beton tidak dimodelkan ?”

apakah memodelkan pelat beton sudah dianggap mengekang secara penuh balok ?

Ada pertanyaan dari salah satu pengunduh program di thread-ku yang ini. Saya pikir pertanyaannya terkait program gratis tersebut. Eh, ternyata bukan, ini tentang permasalahan desain struktur baja dengan program ETABS. Jujur saya sudah lama tidak memegang langsung program tersebut, lebih banyak sekedar memberi petunjuk, baik ke mahasiswa S2 (tesis) atau insinyur (client kontraktor/konsultan).

Saya kira pertanyaan via email ini menarik, sekedar untuk menunjukkan bagaimana petunjuk itu biasa saya berikan. Esensinya sederhana, yaitu membantu mengatasi masalah. Jika terbantu tentu mereka akan senang dan bisa merasakan petunjuk yang aku berikan itu berharga. Ini penting, karena ada kesan bahwa dosen itu sekedar bisa mengajar saja. Ini pertanyaan (via email) yang akan kita bahas .

Lanjutkan membaca “apakah memodelkan pelat beton sudah dianggap mengekang secara penuh balok ?”

berubah atau mati !

Bicara tentang kematian itu menakutkan. Ada pemimpin masyarakat yang bahkan melarang membicarakan pandemi jika dikaitkan kematian. Itu bisa membuat masyarakat takut, dan berdampak ekonomi terhenti, demikian argumentasinya. Tetapi adakah yang salah dengan ketakutan itu sendiri. Karena jika tidak ada ketakutan yang mendasar (akan kematian), dab hanya takut karena adanya rasia masker oleh petugas, maka pandemi akan tetap bercokol lama.

Lanjutkan membaca “berubah atau mati !”

Bambu

Bambu, jenis tanaman rumput-rumputan, yang bisa dijadikan bahan baku ramah lingkungan untuk membuat jendela, pintu dan taman musim dingin.

Ini adalah terjemahan bebas makalah Prof. Dr.-Ing. Susanne Junker, profesor di bidang arsitektur dari Beuth Hochschule für Technik Berlin (University of Applied Sciences), yang dimuat di BauNetz. Ijin terjemahan ini diperoleh secara tidak langsung via Prof. Dr.-Ing. Eddy Widjaja, rekan sesama Guru Besar di bidang arsitek pada perguruan tinggi tersebut.

Catatan : BauNetz adalah publikasi online berbahasa Jerman untuk arsitektur sejak tahun 1996 yang berpusat di Berlin. Fokusnya adalah berita harian dari dunia arsitektur internasional.

Catatan : Prof. Eddy Widjaja, lahir dan menyelesaikan SMA di Indonesia, setelah lulus melanjutkan studi di bidang teknik sipil di Universitas Technik Berlin, Jerman. Saat ini beliau adalah salah satu guru besar di bidang arsitektur dan tinggal di Berlin. Beliau dikukuhkan GB sebelum berusia 40 tahun, relatif sangat muda untuk ukuran profesor di sana. Beliau merupakan teman di FB karena punya peminatan di bidang yang sama, yaitu building, struktur dan bahan materialnya (baja, kayu dan beton). Ini adalah salah satu bentuk sumbangan pemikiran dan ide beliau untuk mempersiapkan bangsa ini menjadi bangsa maju dan siap memimpin dunia.

Peneliti dan ahli botani Swedia, Carl von Linné mengklasifikasi dan menetapkan suatu marga tanaman rumput-rumputan dengan nama bambu di tahun 1753. Baptisan nama botani tersebut, merujuk nama India atau Sansekerta kuno dari spesies tumbuhan yang bernama Mambu. Kata bahasa Inggris bamboo merupakan onomatopoeic dari mambu. Onomatopoeia adalah istilah untuk menyebut kata-kata yang merangsang indera pendengaran untuk memberi gambaran obyek yang ingin diwakilinya. Bahasa jerman untuk bambu adalah bambus. Bambu disebutkan sebagai jenis tanaman rumput-rumputan, mempunyai lebih dari 1.200 spesies yang berbeda. Meskipun disebut jenis rumput, tetapi memiliki banyak sifat yang sebanding dengan kayu itu sendiri.

Lanjutkan membaca “Bambu”

video pengukuhan Prof WD di UPH

Kemarin menerima WA dari seorang anak muda yang sedang studi doktoral. Untuk menambah inspirasi ingin membaca disertasiku. Terkesan oleh semangat dan pertemanan yang lama, aku tanggapi dengan mengirim softcopynya via cloud. Semoga bisa bermanfaat. Jika banyak anak muda seperti itu, tentunya bangsa ini akan semakin maju. Semoga.

Lanjutkan membaca “video pengukuhan Prof WD di UPH”

peran HUKUM (pemerintah) dalam perkembangan konstruksi kayu di Indonesia

Saya penanggung jawab mata kuliah struktur kayu di UPH. Mata kuliah yang oleh sebagian program studi teknik sipil di Indonesia, mulai ditinggalkan. Itu bisa terjadi karena adanya perubahan ketentuan mata kuliah tersebut dari “wajib” menjadi “optional” (sebagai muatan lokal) oleh Badan Musyawarah Pendidikan Tinggi Teknik Sipil Seluruh Indonesia (BMPTTSSI). Atas dasar itu, maka tidak salah jika akhirnya UI, yang lingkungannya dikelilingi banyak gedung bertingkat, memutuskan menghapusnya dari kurikulum. Jangan harap sarjana teknik sipil lulusan UI tahu tentang konstruksi kayu, kecuali tentu atas inisiatif pribadi.

Lanjutkan membaca “peran HUKUM (pemerintah) dalam perkembangan konstruksi kayu di Indonesia”

Jembatan dan Kesejahteraan

Pendahuluan

Kondisi geografi wilayah yang dipisah sungai atau jurang yang dalam dan lebar menyebabkan penduduk jadi terisolasi. Padahal kesejahteraan masyarakat tergantung interaksi diantara mereka, di sekolah, di rumah peribadatan, di pasar di pusat perputaran ekonomi setempat, di lapangan olahraga atau tempat perkumpulan sosial lainnya dan tempat kerja tentunya.

Untuk wilayah dengan kondisi geografi seperti itu, maka pembangunan jembatan penghubung menjadi solusi efektif untuk mewujudkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat penduduknya.

Lanjutkan membaca “Jembatan dan Kesejahteraan”

berkah di tahun 2020

Ini tahun istimewa, bagi aku dan juga keluarga besarku. Bagaimana tidak, menjelang masuk tahun 2020 ini, yaitu akhir tahun 2019, tepatnya hari Senin tanggal 4 November 2019. Ada anugrah bagiku yaitu dikukuhkan menjadi Guru Besar (GB) Teknik Sipil di Universitas Pelita Harapan (UPH).

Acara pengukuhan Guru Besar Teknik Sipil UPH begitu megah, dihadiri banyak tamu undangan. Hadir juga para Guru Besar dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Tercatat ada tiga belas (13) perguruan tinggi, yaitu : UGM, ITB, UI, Universitas Bakrie, UNDIP, UNPAR, UNTAR, UII, Universitas Mercubuana, Universitas Matana, Pradita University, UKRIDA, dan dari UPH sendiri tentunya. Semua profesor yang hadir sebenarnya diundang ikut prosesi ke atas panggung, pakai toga kebesaran. Hanya Prof Rizal Z. Tamin (ITB) yang lebih memilih duduk bersama para hadirin. Jika berkenan, tentu akan ada dua Profesor dari ITB yang duduk di atas panggung, bersama Prof I Wayan Sengara. Bagaimanapun juga kehadiran beliau membuat meriah dan sakral acara pengukuhanku.

Lanjutkan membaca “berkah di tahun 2020”